Sejak Kedatangan Raja Salman Beberapa Waktu yang Lalu, Makanan Arab Makin Populer di Indonesia
Tahun 2017 merupakan tahun bersejarah bagi persahabatan Indonesia dan Arab Saudi. Kedatangan Raja Salman disambut gegap gempita oleh petinggi negara, berikut segenap warga yang mengikuti setiap agendanya melalui media. Jamuan yang disediakan oleh Istana Kepresidenan juga mengundang daya tarik khalayak.
Pada kesempatan itu Presiden Jokowi sempat mengunggah vlog yang mengetengahkan aktivitasnya bersama Raja Salman. Dalam video tersebut, Presiden Jokowi menunjukkan keakrabannya dan memperlihatkan Raja Salman yang sedang menyantap sajian bercita rasa Arab dan kuliner khas Indonesia.
Orang Indonesia sendiri tentu sudah tak asing lagi dengan makanan yang berasal dari Arab. Makanan Arab didominasi daging, dan berbalut rasa rempah yang begitu pekat. Tak heran, banyak pengusaha kuliner yang mengadaptasi kudapan dari Timur Tengah ini, hingga menjadi favorit bagi kalangan pencinta kuliner.
Dari sekian banyak jenis sajian khas arab, ada beberapa menu yang direkomendasikan. Apa saja makanan tersebut? Yuk, kita cicipi satu per satu.
Ciri Khas Makanan Arab
Menggunakan Bumbu Rempah yang Kuat
Rempah-rempah yang digunakan dalam masakan Arab berbeda dengan bumbu dapur yang biasa dipakai di Indonesia. Kuliner Arab menekankan rasa makanan dengan penggunaan rempah bubuk seperti kayu manis, safron, lemon, kapulaga, dan parsley. Kombinasi ini menciptakan rasa sedikit asam, bau yang khas, dan cita rasa unik.
Banyak Menggunakan Kambing
Olahan daging, khususnya daging kambing, mendominasi resep kuliner arab. Cara pengolahan dan penyajiannya pun beragam. Sebut saja sate, kebab, nasi kebuli, yang menggunakan daging kambing sebagai salah satu bahan dasarnya.
Sejak zaman dahulu, sebagian besar masyarakat Timur Tengah lebih mengenal daging kambing dan domba daripada daging ternak lainnya. Umumnya mereka memperlakukan daging kambing dengan cara direbus dalam waktu lama, sebelumnya direndam dulu dengan cairan bumbu yang pekat. Beragam bumbu yang digunakan, menciptakan rasa yang kaya di lidah penikmatnya.
Porsi Besar
Makanan arab hampir pasti akan selalu disajikan dalam porsi besar. Tentu saja, karena penduduk asli Arab memiliki postur tubuh yang tinggi besar, sehingga makanan yang dikonsumsi pun lebih banyak.
Apabila dibandingkan, satu porsi makan untuk 1 orang Arab sama dengan 2-3 kali lipat porsi makan 1 orang Indonesia kebanyakan. Jadi tak ada salahnya satu porsi makanan timur tengah ini dimakan beramai-ramai dengan teman-teman. Banyak dan rasanya enak, membuat lahap, memuaskan dan pastinya mengenyangkan.
Gemar Nasi dan Roti
Tak berbeda dengan orang Indonesia yang gemar makan nasi sebagai makanan pokok. Orang Arab pun senang melahap nasi pada setiap jam makan.
Selain nasi, ada juga berbagai jenis roti yang disantap dengan makanan khas Arab lainnya. Roti arab terbuat dari bermacam-macam bahan dasar, seperti susu kambing, domba, kacang, dan sebagainya. Campuran rempah menghasilkan rasa adonan roti yang lezat dan unik, sayang untuk dilewatkan.
11 Makanan Arab yang Sedang Tren di Indonesia
Nasi Kebuli
Nasi kebuli adalah contoh kuliner Indonesia yang diadaptasi dari Timur Tengah. Nasi kebuli adalah nasi yang disajikan dengan daging kambing, tentunya kental dengan cita rasa khas Arab. Nasi ditanak dengan kaldu kambing atau santan, dan daging kambing yang sudah ditumis. Kemudian dicampur ke dalam nasi atau disajikan terpisah sebagai teman nasi.
Warga Betawi biasa menyantap nasi kebuli saat acara besar agama Islam seperti Maulid Nabi, Idul Adha, dan Idul Fitri. Nasi kebuli menunjukkan asimilasi kuliner Arab yang telah mendarah daging di sebagian wilayah Indonesia.
Shawarma
Di Indonesia kita sudah lama mengenal kebab. Padahal di negara asalnya daging yang dibalut roti tipis ini disebut dengan shawarma. Dinamakan shawarma, yang dalam Bahasa Turki berarti "diputar", karena daging yang disajikan ditumpuk dan dipanggang dalam besi vertikal sambil diputar.
Daging yang digunakan bisa berupa daging kambing, ayam, sapi, dan kerbau. Sedangkan roti yang dipilih untuk membungkus daging adalah roti pita, yaitu roti pipih yang berbentuk kantong.
Shawarma juga disajikan dengan beragam toppping untuk menambah cita rasa. Biasanya menggunakan lobak asam, hummus, tahini, dan amba. Di Indonesia sendiri, shawarma sering kali disajikan dengan saos dan sambal layaknya menyantap hamburger. Membayangkan sepiring shawarma saja sudah membuatmu hampir meneteskan air liur, kan?
Kofta
Kofta adalah istilah orang Timur Tengah untuk menyebut daging cincang, atau di Indonesia lebih dikenal dengan bakso. Selain di negara asalnya, kofta juga biasa disantap oleh orang dataran Asia Tengah, Balkan, Asia Selatan, dan Eropa. Kofta berbahan dasar daging, baik daging kambing, ayam, maupun babi.
Setiap negara memiliki cara penyajian kofta masing-masing. Di Timur Tengah misalnya, kofta biasanya dibuat dari daging kambing dan disajikan dengan saus bumbu kaya rasa. Orang Asia Selatan bahkan terbiasa membuat kofta dari daging ikan, kemudian menyantapnya dengan nasi dan kari atau saus pedas. Kofta di Eropa pun lain lagi, orang Eropa umumnya membuat kofta dari bahan dasar daging babi.
Perbedaan ini tentunya dipengaruhi banyak faktor, khususnya budaya dan kondisi geografis. Hal ini berpengaruh pada selera lidah dan cita rasa masing-masing negara. Namun keanekaragaman tersebut tidak menghilangkan identitas kofta, sebagai makanan khas Timur Tengah yang patut dicoba.
Tabouleh
Sajian dari dataran Arab memang lekat dengan olahan daging. Tapi di sisi lain, ada pula makanan yang bisa disantap oleh mereka yang vegetarian. Namanya Tabbouleh, terdiri dari campuran berbagai sayuran, seperti tomat, mint, daun bawang, daun bombang dan daun peterseli. Bumbunya menggunakan lemon, minyak zaitun, dan garam. Tabbuoleh bisa juga disebut dengan istilah salad asal Timur Tengah.
Cara membuat tabbuoleh cukup mudah. Kamu hanya perlu memotong-motong sayuran, lalu memberikan perasan lemon dan minyak zaitun di atasnya, aduk sampai rata. Orang Arab biasa menyajikan tabbuoleh dengan roti pita, bulgur, atau hummus, dan langsung memakan setelah semua bahan diolah.
Kebab
Nama kebab memang sudah lama dikenal di Indonesia. Terutama sejak kehadiran Kebab Baba Rafi yang sukses mempopulerkan kebab di Indonesia. Tak heran bila kebab menjadi favorit banyak orang di negara kita. Kebab diartikan sebagai daging yang dibakar atau digoreng dan ditusuk seperti sate. Jika shawarma adalah daging yang dibalut roti pipih, maka kebab adalah sebutan untuk daging isiannya.
Kebab bisa diolah dengan cara dibakar, dipanggang, atau digoreng. Bisa disajikan dengan berbagai cara, tetapi esensinya tidak pernah lepas dari daging yang ditumpuk dan dipanggang. Beragamnya jenis kebab menunjukkan besarnya minat para penggemar kuliner akan makanan khas Timur Tengah ini.
Luqaimat
Luqaimat adalah sejenis dessert yang populer di dataran Arab. Berbentuk seperti bola dengan rasa manis membuat luqaimat cocok sebagai referensi camilan kamu. Luqaimat terbuat dari campuran gula, tepung, susu, ragi, dan yogurt. Bahan-bahan tersebut dicampur hingga menjadi adonan, lalu didiamkan hingga mengembang. Kemudian dibentuk menyerupai bola dan digoreng. Tak lupa disajikan dengan sirup kurma.
Jika kamu ingin mencoba hidangan penutup khas tanah Arab ini, kamu bisa membuatnya sendiri di rumah. Kamu juga bisa mengunjungi restoran atau cafe yang menyajikan kuliner Arab sebagai menu andalannya.
Falafel
Falafel adalah semacam makanan siap saji yang berbahan dasar kacang. Kita bisa dengan mudah menemukan falafel di gerai-gerai kaki lima yang terdapat di seantero Timur Tengah.
Falafel dibuat dengan cara menghaluskan kacang dan dibentuk bulat-bulat lalu digoreng. Falafel kaya akan serat dan karbohidrat kompleks yang mengenyangkan perut. Tak heran para vegetarian sering menyantap falafel dicampur salad sebagai menu harian mereka. Di tengah hidangan Arab yang kebanyakan menggunakan daging, falafel bisa menjadi alternatif sajian yang berbeda dari biasanya.
Manakeesh
Jika Indonesia mempunyai martabak sebagai pizza khas Nusantara, maka Timur Tengah memiliki manakeesh, pizza khas Jazirah Arab. Manakeesh terbuat dari komposisi yang sama dengan pizza Italia. Perbedaannya terletak pada bumbu rempah dan topping yang digunakan.
Dulunya, topping manakeesh hanya menggunakan beberapa rempah, seperti minyak zaitun dan wijen. Namun saat ini manakeesh sering kali disajikan dengan bermacam-macam topping, sesuai selera penyantapnya.
Untuk membuat manakeesh sendiri, sebaiknya gunakan resep khas Timur Tengah. Terutama untuk adonan, seperti zaatar, minyak zaitun, dan perasan lemon. Tentu rasa yang dihasilkan akan memberi sensasi tersendiri, dan berbeda dengan pizza yang biasa kamu santap.
Kushari
Kushari adalah hidangan nasi yang berasal dari Mesir. Kushari dibuat dari campuran nasi, pasta, dan beberapa sayuran, seperti bawang bombay, lentil, dan tomat. Cara membuatnya mudah, cukup dengan memasukkan bahan-bahan tersebut bersama nasi saat ditanak. Setelah matang, bubuhkan saus tomat, kacang dan bawang goreng.
Kushari sangat populer sebagai makanan penghilang lapar di kalangan para pekerja. Saat berada di Mesir, kita bisa dengan mudah menemukan kushari di lapak pedagang kaki lima pinggir jalan dan warung-warung nasi. Rasa yang gurih dan padat menjadikan kushari primadona kuliner bagi masyarakat Timur Tengah, khususnya Mesir.
Hummus
Hummus adalah makanan tradisional bangsa Arab berupa puree/selai. Makanan ini terbuat dari kacang yang dihaluskan. Caranya adalah dengan menggiling kacang yang dicampur dengan bawang putih, minyak zaitun, perasan lemon, dan garam.
Hummus cocok dijadikan cocolan roti pita sebagai makanan pembuka. Jika Anda penyuka pedas, Anda bisa menambahkan sedikit bubuk cabai pada humus. Anda juga bisa menambahkan irisan daging kambing yang telah ditumis untuk menambah cita rasa.
Samoosa
Samoosa adalah camilan yang sebenarnya berasal dari Asia Selatan, tepatnya India. Namun hidangan ini juga sangat populer di dataran Mediteranian. Samoosa adalah pangsit goreng yang berisi aneka sayuran seperti kentang, bawang bombay,kacang, daun ketumbar, dan macam-macam lainnya. Biasanya ditambahkan bumbu kari pada adonannya. Rasanya yang gurih dan padat nutrisi membuat samoosa menjadi makanan ringan favorit penduduk Timur Tengah.
Tidak Direkomendasikan Bagi yang Berkolesterol Tinggi
Menyimak sajian khas jazirah Arab memang membuat kita tak sabar ingin segera mencicipinya. Tapi patut diingat, kebanyakan makanan arab menggunakan bahan-bahan berlemak. Tentu saja, makanan berlemak tidak selalu baik untuk kesehatan, terutama bagi mereka yang berjuang menurunkan tingginya tingkat kolesterol dalam darah. Jadi sebaiknya bijaklah dalam mengonsumsi makanan arab.