10 Rekomendasi Gula Kastor yang Pas untuk Pemanis Makanan (2023)

Bagi yang suka makanan serba manis, tentunya tak bisa lepas dari gula. Bahkan, makanan yang biasa kita konsumsi setiap hari juga mengandung gula. Apalagi kue yang manis-manis, tentu mengandung gula lebih banyak lagi.

Gula alias pemanis mengandung glukosa dan fruktosa. Fruktosa diproses di hati dan glukosa diproses di setiap sel dalam tubuh. Gula memiliki manfaat bagi tubuh, seperti menjadi sumber tenaga dan tentunya apabila dikonsumsi dalam jumlah atau kadar yang tepat.

Namun bila dikonsumsi secara berlebihan, bisa berpotensi menimbulkan penyakit diabetes. Bahkan, bila Anda mengonsumsi minuman soda secara rutin sekitar 1 atau 2 kali per hari, maka Anda memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena diabetes tipe 2 dibandingkan orang yang tidak mengonsumsi secara rutin.

Fungsi gula yang paling utama tentunya memberikan cita rasa yang manis. Sebab, gula memang dikenal sebagai salah satu bahan makanan yang sudah mengandung rasa manis alami. Bahkan, gula mampu memberikan rasa manis pada makanan atau minuman yang pahit sekali pun, seperti cokelat dan kopi misalnya.

Terutama bila Anda memberikan dalam takaran yang pas, tentunya akan menjadikan makanan Anda semakin enak dinikmati.

Gula tidak hanya memberikan rasa manis pada kue yang Anda buat. Gula juga bisa menjadikan kue menjadi lebih lembap, sehingga sangat pas untuk membuat kue basah. Apalagi, bila Anda menggunakan gula berbentuk cair. Atau misalnya Anda menggunakan sirup sebagai pengganti. Sebab, sirup juga sudah mengandung gula dalam kadar yang cukup.

Gula membuat campuran adonan dari bahan bertekstur lebih padat menjadi lebih lemah. Selain itu, gula juga mencegah atau memperlambat pembentukan gluten, pemadatan protein seperti pada telur, dan reaksi protein lainnya. Hal itulah yang menjadikan kue menjadi lebih lembap.

Gula juga berfungsi menjadikan kue menjadi lebih lembut atau empuk. Penyebabnya, pembuatan kue yang memanfaatkan proses fementasi akan sangat didukung oleh gula. Enzim zimase di dalam gula sangat diperlukan dalam proses fermentasi kue.

Jadi, agar proses menjadi lebih sempurna pastikan Anda menggunakan jenis gula yang tepat. Misalnya bila dalam resep sudah disebutkan menggunakan gula halus, maka jangan diganti dengan gula pasir. Perbedaan jenis gula bisa menjadikan proses pencampuran atau pengocokan bahan-bahan menjadi lebih lama selesainya. Juga akan membuat kue malahan menjadi lebih kasar.

Bila Anda membeli gula di pasaran, tentunya Anda akan menemukan gula dalam dua jenis warna. Pertama warna putih alami dan yang kedua sedikit berwarna kekuningan. Ternyata, memilih gula dengan warna berbeda tersebut sangat penting untuk mewarnai kue.

Gula berwarna keemasan mengandung lebih banyak kadar molase. Gula jenis ini akan sangat baik untuk membuat karamel dengan aroma yang murni. Selain itu, warnanya juga lebih manis bila dibanding dengan gula pasir yang berwarna putih.

Karena itu, gula yang berwarna keemasan dipilih untuk memberikan efek warna di kue. Sebab, proses yang disebut karamelisasi dapat menjadikan warna kue menjadi krem. Tentunya menjadi pewarna alami yang aman bagi kesehatan ketimbang menggunakan pewarna buatan.

Tekstur kue juga akan sangat berpengaruh bila diberikan gula. Penggunaan gula pada roti misalnya sekitar 2 hingga 20% untuk menghasilkan tekstur yang lebih lembut.

Gula juga yang membuat tekstur kue menjadi ringan. Hanya saja, diperlukan metode tertentu agar hasilnya lebih maksimal. Misalnya dengan sugar batter method. Yakni mencampurkan lemak dengan gula dan dikocok terlebih dulu hingga mengembang. Biasanya, digunakan untuk membuat lapis legit, di mana lemak dan gula dibutuhkan lebih banyak daripada tepung.

Gula pasir adalah jenis gula kristal putih yang diproses dengan cara memurnikan gula mentah hingga molasenya hilang. Hasilnya gula ini menjadi lebih putih ketimbang gula mentah yang warna aslinya kecokelatan.

Gula mentah adalah gula yang berasal dari sukrosa tebu. Tentunya, ini tidak bisa dikonsumsi langsung sebelum proses defikasi. Proses defikasi inilah yang menghasilkan gula rafinasi atau gula pasir.

Kualitas gula pasir ini jauh di atas gula mentah. Tingkat kemurniannya juga sangat tinggi dan menjadikan gula mentah tadi mampu dikonsumsi atau dijadikan bahan makanan. Gula pasir ini yang juga menjadi bahan utama pembuatan makanan di berbagai industri kuliner.

Gula batu memiliki ukuran yang lebih besar. Selain itu juga tidak mudah larut dalam air. Gula batu lebih mudah diproses oleh tubuh untuk menjadi energi. Cara pembuatannya adalah dengan merebus larutan air tebu hingga teksturnya menjadi keras. Ada juga yang dibuat dari gula pasir yang dikristalkan, kemudian dengan dipanaskan, baru didinginkan kembali.

Gula batu cukup digunakan 1 bongkahan kecil saja untuk satu gelas teh sebelum disiram dengan air panas. Di beberapa daerah, gula batu sering dimakan langsung setelah minum obat atau jamu.

Brown sugar, alias gula cokelat ini merupakan gula pasir yang kemudian dicampurkan dengan sari tebu (molase) untuk menghadirkan warna yang lebih gelap kecokelatan. Aromanya khas karamel dan teksturnya lebih lengket. Rasanya tidak begitu manis sehingga cocok untuk yang tidak begitu suka dengan rasa manis yang berlebihan.

Gula yang satu ini sering digunakan sebagai bahan pembuat kue untuk hasil yang lebih lembut. Meski demikian, gula cokelat ini tidak begitu jauh perbedaannya dari segi manfaat atau kadar kandungan dengan gula pasir.

Selain itu, karena teksturnya yang lengket, gula ini juga lebih mudah menggumpal. Bahkan, dalam beberapa kasus, gula ini sudah menggumpal di dalam kemasan aslinya.

Gula merah yang sering disebut dengan gula aren atau gula jawa adalah jenis gula yang berbahan dasar nira. Nira merupakan sejenis cairan yang berasal dari tandan bunga di pohon aren dan siwalan.

Gula ini dibuat dengan cara mengikat bunga mayang di pohon keluarga palma tersebut sekuat mungkin. Bahkan, ada juga yang di-press dengan dua batang kayu. Hasilnya, sari makanan yang bisa membuat bunga menjadi mekar malah menumpuk. Itulah yang kemudian menjadi cairan gula.

Mayang yang membengkak kemudian diiris, lalu cairan gulanya akan keluar sedikit demi sedikit. Cairan gula itu yang ditampung dengan sejenis centong atau timba. Sampai akhirnya penuh dan diambil secara bertahap, kemudian dipanaskan sampai matang dan kental.

Biasanya, gula aren ini akan dicetak menggunakan batok kelapa sehingga bentuknya menjadi bundar atau setengah lingkaran. Ada juga yang dibuat dalam bentuk bubuk seperti gula pasir, yang lebih sering disebut gula semut.

Gula terakhir yang bisa Anda coba adalah gula kastor. Gula kastor mungkin tidak begitu banyak dikenal oleh rumah tangga biasa, khususnya di Indonesia. Tapi, di luar negeri gula satu ini justru sangat dikenal.

Gula yang satu ini memiliki tekstur lebih halus daripada gula pasir. Bahkan, saking halusnya mirip dengan gula bubuk. Pembuatannya menggunakan bahan baku gula pasir yang kemudian ditumbuk sampai halus seperti bubuk. Di industri kuliner, gula satu ini sering menjadi dekorasi di makanan seperti kue dan sebagainya.