Berwisata ke Jepang Memang Seru
Jepang yang dikenal sebagai negeri sakura kian memikat hati para turis, termasuk para turis dari Indonesia. Hal yang istimewa dari Jepang yang modern dan berkembang adalah negaranya yang dengan bangga memperkenalkan budayanya sendiri ke seluruh dunia.
Banyak sekali yang bisa dinikmati di Jepang jika kita datang liburan bersama teman ke sana saat musim festival. Saat adanya banyak acara perayaan tradisional khas Jepang kita akan bisa melihat betapa cintanya masyarakat Jepang terhadap budayanya sendiri. Kita bisa menikmati bangun-bangunan etnik Jepang, rumah-rumah tradisional, serta seni budaya yang populer.
Tidak hanya itu saja, di Jepang kita juga bisa menikmati keindahan alamnya, berbelanja, hingga menikmati keindahan bunga sakura.
Jangan Lupa Beli Oleh-oleh untuk Keluarga di Rumah
Tak lengkap rasanya jika berlibur ke Jepang tanpa membawa pulang oleh-oleh. Ada berbagai macam suvenir yang unik dan khas yang bisa dijadikan oleh-oleh agar keluarga di rumah juga senang menerimanya.
11 Rekomendasi Barang Bagus di Jepang ini Cocok Dijadikan Oleh-oleh
Daruma
Barang bagus di Jepang yang bisa dijadikan sebagai suvenir adalah boneka Daruma San. Boneka ini dianggap sebagai benda keberuntungan dan lambang harapan yang merupakan model dari pendiri Zen, Bodhidharma.
Boneka ini berwarna merah dan tidak memiliki mata, tangan, dan kaki. Konon, hal ini karena saat Bodhidarma bertapa dalam waktu lama, kedua kaki dan tangannya tak lagi berfungsi dan lepas.
Produsen terbesar boneka Daruma ada di kota Takasaki, Prefektur Gunma. Orang yang harapannya ingin terkabul akan menggambar satu buah mata boneka ini, jika harapan tersebut terkabul barulah mata sisi satunya lagi digambar. Boneka Daruma banyak dibeli wisatawan pada awal tahun dan harganya berkisar antara Rp 200 - Rp 300 ribuan yang bisa didapatkan di kota Takasaki.
Wagasa
Wagasa juga menjadi barang bagus di Jepang yang bisa dijadikan oleh-oleh. Wagasa merupakan payung lipat tradisional Jepang yang terbuat dari kertas Jepang (bambu dan washi). Payung yang muncul pada tahun 1550 ini terkenal dengan keindahannya. Selain dijadikan sebagai perlindungan dari hujan dan panas, payung ini juga seringkali dijadikan sebagai aksesori untuk berfoto dan bergaya dengan kimono.
Wagasa ini bisa dibeli di Toko Tsujikura yang beralamat di Kyoto-shi,Nakgyou-ku, Kawaramachi Shijou Agaru Bagian Timur, Gedung Tsujikura lantai 7. Toko ini buka dari jam 11.00 - 19.00 dan tutup setiap hari Rabu. Harga payung ini 18.000 Yen (belum masuk pajak) atau sekitar Rp 2,3 juta.
Furin
Memasang furin di bawah atap rumah merupakan tradisi orang Jepang kala musim panas tiba. Furin atau futaku merupakan lonceng angin dari bahan perunggu yang akan menghasilkan suara merdu bila tertiup angin kencang. Tradisi memasang furin ini bertujuan untuk menghalau wabah penyakit yang datang di musim panas dengan kelembapan tinggi.
Orang Jepang juga menjadikan furin sebagai jimat pelindung dari berbagai wabah penyakit. Masuk pada abad ke-19, furin mulai hadir dari bahan kaca dan menjadi populer dibanding bahan perunggu. Kalau kamu datang ke Jepang saat musim panas maka kamu akan bisa melihat berbagai peragaan dan penjualan furin di tiap daerah di Jepang.
Furin bisa dibeli di department store yang ada di kuil Kawasaki Daish, Tokyo dan Osaka. Atau kamu juga bisa datang langsung ke toko Shinohara Furin Honpo yang merupakan tempat lahirnya furin. Jika beruntung, kamu akan bisa melihat langsung proses pembuatan furin. Harga furin berkisar antara 2000-5000 Yen atau sekitar Rp 250-Rp 650 ribuan.
Kendama
Permainan tradisional jepang yang mirip dengan permainan bilboquet asal Perancis adalah kendama. Permainan kendama dapat melatih ketekunan dan konsentrasi dan permainan ini masuk ke Jepang pada tahun 1777. Kini permainan kendama masuk dalam kegiatan olahraga. Kendama dimainkan dengan berbagai trik yang bisa dilakukan.
Terdiri dari tongkat kayu dengan ujung lebih runcing ("ken" yang berarti "pedang") yang diapit oleh tiga buah mangkuk kayu dengan ukuran berbeda. Mangkuk berukuran besar dinamakan ozara, mangkuk ukuran menengah dinamakan chuzura, dan yang paling kecil disebut kozara. Kemudian kayu diikat dengan benang dan bola besar yang memiliki lubang (tama).
Permainan ini bisa ditemukan di kota Hatsukaichi dan juga dijual di berbagai toko dan department store yang ada di Jepang. Permainan ini dijual dengan harga sekitar 1500 Yen atau setara dengan Rp 200 ribuan.
Noren
Barang bagus di Jepang yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh adalah noren atau yago. Merupakan tirai kain tipis yang terdiri dan belahan vertikal untuk dipasang pada pintu masuk. Dulunya noren berfungsi untuk melindungi rumah dari cuaca dingin, angin, hujan, maupun sinar matahari.
Kini noren justru memiliki fungsi yang lebih luas dan banyak digunakan pada pintu masuk toko-toko dan bertuliskan nama toko tersebut. Noren yang dipasang di toko sebagai papan nama juga menunjukkan status sosial dan tingkat kepercayaan toko.
Noren bisa dibeli di toko suvenir atau toko khusus yang menjual noren dengan harga sekitar 3.000 Yen atau sekitar Rp 380 ribuan.
Omamori
Omamori merupakan sebuah benda kecil berupa kantung yang di dalamnya berisi kertas dengan tulisan nama dewa yang sebelumnya sudah didoakan, khusus didedikasikan untuk dewa Shinto atau tokoh Budha lainnya. Setiap jimat akan memberikan perlindungan yang berbeda.
Omamori memiliki arti "melindungi" dan dalam jangka satu tahun pemiliknya akan mendapat perlindungan asalkan jimat ini tidak dibuka atau dibuang. Kalau kamu penggemar anime atau dorama pasti tahu dengan benda yang dianggap jimat oleh orang Jepang ini.
Jimat ini bisa dibeli di kuil-kuil yang ada di Jepang dan dijual dengan harga sekitar 300 - 1500 Yen atau Rp 30 ribu - Rp 200 ribuan. Ada 6 jenis utama omamori yang bisa dijadikan hadiah, yakni:
- Kotsu-Anzen, jimat ini untuk perlindungan dalam berlalu lintas dan semua jenis perjalanan. Karena daya tarik dari jimat ini, pihak All Nippon Airlines (ANA) pun juga membuat jimat khusus berwarna biru untuk keselamatan saat melakukan perjalanan udara, lho. Jimatnya pun diberi label khusus bernama Koku-Khanzen (keselamatan perjalanan udara).
- Yaku-Yoke, jimat ini dijadikan sebagai penangkal bahaya untuk pemiliknya. Pemiliknya akan terlindung dari segala jenis kejahatan dan marabahaya.
- Shobai-Hanjo, jimat ini biasanya dimiliki oleh orang yang ingin bisnisnya terus berkembang karena berfusngi sebagai jimat keberuntungan.
- En-Musubi, kalau jimat yang satu ini untuk mendapat keberuntungan dalam hal asmara. Baik yang sudah menikah, masih pacaran, sedang dalam masa PDKT, atau malah yang masih lajang akan mendapat keberuntungan dalam sebuah hubungan dengan jimat ini.
- Gakugyo-Joju, kalau jimat yang satu ini biasanya dimiliki oleh orang yang sedang menuntut ilmu karena jimat ini berkaitan dengan pendidikan. Siswa di Jepang yang akan ujian akan membawa jimat ini agar beruntung dalam ujiannya.
- Kenko, jimat ini untuk kesehatan, pemiliknya dijauhi dari berbagai jenis penyakit dan selalu berada dalam kesehatan dan umur panjang.
Sampuru
Sampuru adalah replika dari makanan yang dipelopori oleh Takizo-san dan sudah ada di Kyoto sejak tahun 1917 sebagai media promosi rumah makan untuk menarik pelanggan. Dipajang sebagai pengganti makanan asli karena makanan asli akan kedaluwarsa jika dipajang.
Sampuru juga berfungsi agar pembeli tahu apa saja makanan yang dijual di restoran. Jal ini juga memudahkan para turis yang tak mengerti bahasa Jepang untuk memilih makanan. Sampuru terbuat dari bahan lilin atau plastik yang juga kerap digunakan untuk syuting dan pemotretan makanan.
Nah, sampuru ini bisa dijadikan oleh-oleh untuk keluarga yang berbisnis kuliner. Sampuru bisa didapat di Doguya-suji shopping street, Osaka, atau toko Kappabashi , Tokyo. Harganya sekitar Rp 120 ribu-Rp 500 ribuan.
Inkan
Kamu juga bisa membawa pulang inkan, yakni stempel nama. Inkan berfungsi sebagai pengganti tanda tangan bagi orang Jepang. Dalam menandatangi kontrak, dokumen, atau surat-surat, orang Jepang hanya memberikan stempel nama tanpa tanda tangan. Berbeda ya dengan kita yang ada di Indonesia yang umum menggunakan tanda tangan.
Inkan ada yang terbuat dari kayu, besi, gading, tanduk kerbau, dan lain sebagainya. Dan ada pula stempel yang bentuknya seperti penghapus. Stempel yang orisinal berukuran kecil bisa dibeli atau dipesan di toko alat tulis di Jepang. Harganya sekitar 3.000 Yen atau Rp 400 ribuan.
Chochin
Chochin merupakan lampu lentera merah bertudung kertas yang telah menerangi masyarakat Jepang selama ratusan tahun. Chochin bisa dibawa-bawa karena juga memiliki pegangan tangan dan saat tidak dipakai chochin bisa dilipat.
Meski lampu penerangan satu ini jarang ditemukan, tapi kamu masih bisa kok menemukan chochin di beberapa sudut Jepang. Chochin biasanya jadi dekorasi pada institusi, tempat-tempat suci, kuil, tempat wisata, kedai, hingga rumah makan di Jepang. Salah satunya bisa kamu temukan pada pintu masuk izakaya, yakni bar ala Jepang. Chochin yang paling terkenal di Jepang adalah yang tergantung pada gerbang guntur di kuil Sensoji di Tokyo.
Lentera merah ini ukurannya besar dan beratnya mencapai 700 - 1.540 kg yang terbuat dari bambu berkualitas. Saat ini chochin bisa ditemukan dari kualitas yang sangat beragam. Chochin bisa kamu bawa pulang dengan membelinya di toko lampu terkenal di Tokyo, salah satunya Kojima-shoten. Lentera ini dijual mulai dari harga 4000 Yen atau sekitar Rp 500 ribuan.
Tenugui
Tenugui merupakan kain yang menyerupai handuk dan terbuat dari bahan sejenis katun. Kain tenugui biasanya makin lembut jika makin sering digunakan. Tenugui memiliki banyak sekali fungsi, mulai dari pengganti sapu tangan, penyeka wajah, penutup kepala, pengganti handuk, pembungkus benda, masker, tali pengikat, dan lain sebagainya.
Tenugui ini sangat populer di Jepang dan kain ini kini hadir dengan pola yang lebih modern, namun masih ada juga yang bermotif tradisional.
Tentunya tenugui ini bisa dijadikan sebagai oleh-oleh tanda kamu pulang liburan dari Jepang. Dari stasiun Shinjuku kamu bisa datang ke toko Koiki Shinjuku yang hanya membutuhkan waktu satu menit berjalan kaki. Di toko ini dijual berbagai macam tenugui dengan berbagai motif, desain, dan kualitas. Harganya mulai dari 800 yen atau sekitar Rp 100 ribuan.
Edo Kiriko
Barang bagus di Jepang yang juga merupakan souvenir terbaik dari Jepang adalah edo kiriko. Edo kiriko merupakan kerajinan tangan tradisional Jepang berbahan kaca transparan yang sudah ada lebih dari 180 tahun.
Kiriko terdiri dari dua lapis kaca yang kemudian dipahat dengan teknik yang tinggi sehingga menghasilkan desain yang indah. Pada tahun 1985 kiriko sudah ditetapkan sebagai kerajinan tangan tradisional Tokyo dan sudah dinobatkan sebagai kerajinan tradisional Jepang pada tahun 2002.
Toko unggulan sekaligus produsen gelas kristal pertama yang menjual kiriko adalah Kagami Crystal yang sudah berdiri sejak tahun 1934. Di toko ini kamu bisa menemukan edo kiriko yang dibuat langsung oleh pengrajin tradisional Jepang.
Lakukan Riset Sebelum Membeli
Membeli oleh-oleh di Jepang memang agak sulit karena memang beberapa suvenir dijual dengan harga yang mahal. Kalau kamu ingin membeli barang dengan harga yang terjangkau, kamu bisa membelinya di pasar atau pusat perbelanjaan. Sebaiknya hindari membeli suvenir di tempat wisata karena harganya tentu akan lebih mahal. Jadi, pintar dan bijak dalam memilih, ya.