7 Tradisi Pemberian Kado di Jepang yang Perlu Kamu Ketahui

7 Tradisi Pemberian Kado di Jepang yang Perlu Kamu Ketahui

Setiap tempat memiliki budaya yang berbeda-beda termasuk dalam urusan memberi hadiah. Kalau kamu sedang bermukim di Jepang dan ingin memberikan hadiah untuk warga lokal, perhatikan hal-hal berikut ini agar tidak timbul hal-hal yang tidak mengenakkan.

Baca juga

Ketika kamu ingin memberikan kado untuk seseorang yang spesial pastinya kamu ingin memberikan sesuatu yang mereka sukai dan membuat mereka tersenyum. Tentunya kamu juga harus menghindari hadiah-hadiah yang dianggap tidak pantas diberikan untuk even-even tertentu.

Di Jepang sendiri, ada beberapa jenis barang yang dianggap tabu untuk diberikan pada acara-acara tertentu. Jadi kamu mesti berhati-hati kalau ingin memberikan hadiah untuk orang Jepang agar tidak menyinggung mereka.

Selain itu, perlu diingat juga kalau kebiasaan bertukar kado di Jepang tidak hanya antara teman dan keluarga, tetapi juga rekan kerja dan atasan. Agar tidak sampai terjadi kesalahpahaman, ikuti panduan berikut ini untuk memilih kado untuk beberapa acara penting di Jepang.

Pernikahan

Untuk yang satu ini, ada daftar panjang berisi barang-barang apa saja yang tidak boleh diberikan sebagai hadiah. Salah satunya adalah menghindari menghadiahkan barang dengan ujung yang tajam, seperti gunting atau pisau. Benda-benda tersebut melambangkan putusnya suatu hubungan. Dengan memberikan benda-benda ini sebagai hadiah, kita dianggap mendoakan hubungan mereka ikut putus pula.

Sapu tangan juga menjadi barang yang tidak pantas diberikan pada pasangan yang baru saja menikah. Penulisan sapu tangan dalam bahasa Jepang mempunyai kemiripan dengan kata memotong, yang lagi-lagi diasosiasikan dengan memutuskan sebuah hubungan. Lebih parah lagi kalau kita memberikan sapu tangan putih, karena benda ini biasanya dihubungkan dengan upacara pemakaman.

Barang selanjutnya yang jangan pernah diberikan sebagai kado pernikahan adalah sisir yang dalam bahasa Jepang disebut sebagai "kushi". Dalam bahasa Jepang, karakter "Ku" sendiri berarti penderitaan dan "Shi" berarti kematian. Kombinasi kedua kata itu dianggap akan membawa nasib buruk bagi pasangan pengantin.

Segala hal yang rapuh dan mudah pecah seperti perangkat makan, gelas anggur, kaca dan semacamnya sebaiknya tidak dipilih sebagai kado pernikahan.

Satu lagi barang yang dilarang adalah teh. Menurut tradisi Jepang, teh hanya digunakan sebagai penghiburan ketika berduka. Sebagai pilihan yang aman, berikan uang dalam amplop untuk kado yang lumrah diberikan saat menghadiri suatu pernikahan.

Menjenguk di Rumah Sakit

Ketika ada orang yang sakit, wajar saja kalau ada yang menjenguk dan mendoakan agar cepat sembuh. Begitu juga di Jepang. Selain teman dan keluarga, rekan kerja atau mitra bisnis juga akan menjenguk di rumah sakit.

Adalah hal yang lumrah untuk membawakan bunga sebagai ucapan semoga lekas sembuh. Tetapi ada beberapa jenis bunga yang harus dihindari.

Bunga krisan dianggap kurang pantas karena sering digunakan dalam upacara pemakaman, sehingga dapat membuat si pasien memikirkan tentang kematian, sedangkan bunga lili yang memiliki wangi kuat dan bunga menghadap ke bawah, bisa mencerminkan rasa pesimis.

Bunga shikuramen sangat dihindari karena mengandung kata "shi" dan "ku", yang berarti penderitaan tiada henti dan berujung pada kematian. Bunga mawar berwarna merah memang akan terlihat indah, tetapi sebaliknya di Jepang sangat tidak disarankan memberikannya pada teman yang sakit.

Warna merah dianggap dapat mengingatkan teman yang sakit akan darah. Hindari juga memberikan bunga dalam pot, karena dalam bahasa Jepang disebut dengan "nezuku" yang terdengar mirip dengan "netsuku". Arti dari "netsuku" sendiri adalah "tertidur lelap" dan dianggap dapat membuat orang yang sakit perlahan-lahan memasuki kematian.

Pindah Rumah

Pindah ke rumah baru di Jepang adalah sesuatu yang perlu dirayakan. Biasanya keluarga, teman, dan kolega akan datang membawakan hadiah, tetapi sebaiknya hindari membawa hadiah-hadiah yang dapat menyebabkan kebakaran. Korek api, panci, lilin, kompor dan sebagainya haram untuk diberikan, bahkan semua yang berwarna merah seperti bunga, juga tidak diperbolehkan.

Walau tradisi larangan ini lama semakin memudar di kalangan anak muda, tetapi ada baiknya untuk tetap mengetahui hal ini agar tidak menyinggung warga Jepang yang kita beri hadiah.

Fakta Tentang Pemberian Hadiah

Selain jenis hadiahnya, ada beberapa fakta penting yang wajib kamu tahu soal pemberian hadiah untuk orang Jepang.

Jumlah yang Harus Dihindari

Jangan pernah memberikan hadiah dengan jumlah 4 atau 9 secara umum dan 43 untuk acara baby shower. Sebagai contoh, kalau kamu ingin memberikan kue, jangan dipotong menjadi 4 bagian. Angka 4 atau shi terdengar sama dengan kematian, sedangkan angka 9 atau ku terdengar sama dengan penderitaan. Sedangkan angka 43 atau shisan terdengar sama dengan shizan yang berarti keguguran.

Sebaiknya pertimbangkan untuk memberi kado berjumlah 2 yang dianggap membawa keberuntungan. Juga angka 8 yang melambangkan kemakmuran dan angka 3 yang berarti kelahiran.

Memberi Arti dengan Gambar Hewan

Kalau kamu mau menambah makna dari hadiah yang ingin kamu berikan, akan lebih baik memasukan gambar binatang di dalamnya. Kamu bisa meletakkan gambar pada media seperti pada kertas kado atau kartu ucapan.

Bermacam hewan memiliki arti yang berbeda dalam kebudayaan Jepang seperti penjelasan berikut. Kupu-kupu mempunyai arti kegembiraan dan umur panjang, ini merupakan kabar baik buat si penerima. Ikan koi melambangkan keberuntungan dan kesetiaan, tak heran banyak lukisan ikan koi di negeri ini.

Sedangkan burung bangau sangat cocok untuk acara pernikahan karena melambangkan kesuburan dan nasib baik. Berbeda lagi dengan burung layang-layang, buntutnya melambangkan keberuntungan yang panjang dan langgeng.

Dan untuk baby shower, kura-kura adalah yang paling tepat karena berarti umur panjang.

Hati-hati dengan Warna

Ketika menulis kartu ucapan, ada baiknya kamu menggunakan tinta dengan warna berbeda pada setiap kesempatan, karena tiap warna memiliki artinya sendiri dalam budaya Jepang. Begitu juga dengan warna kertas kado yang digunakan untuk membungkus.

Warna merah biasa digunakan sebagai batu nisan, jadi sebaiknya jangan menulis dengan tinta berwarna merah. Hindari juga memberikan kartu natal berwarna merah karena sama dengan warna pengumuman kematian. Selain merah, warna hitam juga sangat dihindari karena berarti kematian atau nasib buruk.

Warna hijau sangatlah cocok untuk semua kesempatan karena melambangkan kekal dan abadi. Warna putih melambangkan kesucian dan sangat cocok digunakan untuk kartu ucapan saat baby shower, sedangkan warna ungu melambangkan perayaan dan warna ini cocok untuk kartu ucapan yang berhubungan dengan kemeriahan.

Memberikan dan Menerima Kado

Bawalah kado dalam tas cokelat tanpa merek agar tidak mencolok. Ketika memberikannya, lakukan dengan kedua tangan memegang pegangan tas. Kalau ditujukan kepada satu orang, berikan secara pribadi dan lakukan di akhir kunjungan.

Kalau kamu sebagai pihak yang mendapatkan hadiah, terimalah dengan menggunakan kedua tangan. Setelah diterima jangan langsung dibuka untuk melihat isinya, tetapi buka ketika si pemberi sudah pulang. Selain meminimalkan reaksi yang dapat dilihat oleh pemberi, hal ini dianggap lebih sopan, apalagi dibumbui dengan sikap seolah-olah menolak hadiah. Sikap ini biasanya dilakukan sebanyak 1-2 kali.

Selalu bungkus kado dengan indah dan lakukan di tempat kamu membelinya. Tampilan kado dan niat memberikan kado terkadang jauh lebih penting daripada isi kado itu sendiri. Tampilan kado yang bagus menandakan kalau kamu memang tulus dan berniat memberikan kado tersebut.

From our editorial team

Menghargai Budaya dan Tradisi Setempat

Di mana pun kita berada, memang sebaiknya berusaha untuk mengikuti budaya dan tradisi yang berlaku. Dengan pengetahuan pemberian hadiah ini, semoga kamu bisa lebih cermat saat ingin memberikan kado untuk orang Jepang. Hal ini tentu bisa membuat hubunganmu dengan orang Jepang semakin harmonis.