Mau Tampilan Semakin Seram? Inilah 9 Rekomendasi Topeng Seram yang Cocok untuk Pesta Kostum (2023)

Halloween yang dianggap sebagai hari paling menyeramkan dirayakan pada tanggal 31 Oktober setiap tahunnya. Dulu, perayaan Halloween hanya dilakukan dengan mengenakan kostum-kostum yang tampak mengerikan.

Namun sekarang, kostum yang dipakai di perayaan Halloween jauh lebih beragam. Selain kostum hantu yang mengerikan, banyak juga yang memakai kostum-kostum karakter unik tertentu, mulai dari karakter fiksi sampai ke tokoh unik yang khas dengan ciri-ciri tertentu.

Bangsa Celctic merupakan bangsa pertama yang mencetuskan perayaan Halloween di tanggal 31 Oktober. Mereka percaya bahwa di tanggal ini, batas antara dunia yang hidup dan yang mati menjadi kabur dan roh orang-orang mati pun banyak yang kembali ke bumi.

Selain itu, awal November juga menjadi akhir dari musim panas dan musim panen sekaligus awal musim dingin yang gelap dan dingin, sehingga seringkali dikaitkan sebagai masa-masa kematian manusia. Itulah mengapa setiap 31 Oktober – sebelum awal November, bangsa Celtic merayakan Festival Samhain atau yang kini dikenal dengan nama Halloween.

Orang-orang bangsa Celtic merayakan Festival Samhain untuk mengusir roh-roh orang mati yang kembali ke bumi. Sebab, kehadiran roh tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah, salah satunya adalah merusak tanaman mereka.

Namun di sisi lain, waktu perayaan festival ini juga mempermudah para Druid – pendeta Celtic – untuk membuat prediksi akan masa depan dengan sangat akurat. Hasil prediksi atau ramalan ini kemudian menjadi sumber kenyamanan yang penting bagi bangsa Cetic untuk menghadapi musim dingin yang panjang dan gelap.

Selain kostum menyeramkan, ada banyak sekali hal-hal unik lain yang erat kaitannya dengan Halloween, misalnya labu. Mengapa labu bisa menjadi simbol Halloween padahal labu hanyalah buah yang sama sekali jauh dari kata menyeramkan?

Jadi, simbol labu pada setiap perayaan Halloween ini sebenarnya berasal dari Amerika Utara yang memang merupakan area penghasil labu. Labu menjadi simbol Halloween karena dianggap sebagai hasil panen dari orang-orangan sawah yang juga menjadi simbol lain perayaan Halloween. Orang-orangan sawah itu adalah penjaganya. Jadi labu dan orang-orangan sawah merupakan simbol yang berhubungan di dalam perayaan Halloween ini.

Dalam perayaan Halloween, biasanya labu diukir sedemikian rupa menjadi bentuk wajah. Matanya berbentuk segitiga dengan mulut yang tersenyum lebar. Ia menjadi tampak menyeramkan dan sedikit unik di waktu yang bersamaan.

Berkaitan dengan perayaan Halloween, kita sering mendengar nama Jack-O-Lantern didengung-dengungkan. Namun, sebenarnya siapa sih Jack-O-Lantern itu?

Jadi, sebenarnya Jack adalah nama seseorang yang kisahnya cukup populer di kalangan masyarakat barat. Jack dipercaya sebagai seorang petani yang cerdas, namun juga malas. Saking cerdasnya, Jack berhasil menipu setan hingga membuat setan berjanji tidak akan memasukkan Jack ke dalam neraka.

Namun naasnya, setelah meninggal, Jack juga dilarang masuk surga karena ia telah berbuat banyak dosa semasa hidupnya. Setan yang sangat membencinya pun melarangnya untuk masuk ke dalam neraka. Alhasil roh Jack ini terus terombang-ambing karena baik surga maupun neraka enggan menerima kehadirannya.

Awalnya, trick-or-treat adalah sebuah mantra yang diyakini dapat menenangkan roh-roh jahat. Sekarang justru dijadikan semacam permainan untuk bersenang-senang di perayaan Halloween. Beberapa orang bahkan menganggap permainan trick-or-treat ini mengurangi keseraman dan kesakralan perayaan Halloween.

Permainan trick-or-treat dilakukan dengan cara berkeliling membawa labu ke rumah-rumah tetangga, memakai kostum unik dan meneriakkan kalimat “trick or treat”. Biasanya pemilik rumah yang dihampiri akan segera keluar dan memberikan permen.

Cara ini kebanyakan dilakukan oleh anak-anak yang ingin mengumpulkan permen. Dulu, biasanya hanya anak-anak yang kurang mampu yang merayakan Halloween dengan hal ini. Tapi sekarang trick-or-treat menjadi budaya banyak orang tanpa memandang keadaan ekonominya.

Indonesia memiliki ragam pertunjukan unik, salah satu yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang topeng. Setiap pemainnya mengenakan topeng yang berbeda-beda. Penampilan mereka akan diiringi dengan musik gamelan dan tari-tarian. Pertunjukan ini kemudian dikenal dengan nama wayang topeng.

Dulu, wayang topeng dipakai sebagai media komunikasi antara raja dan rakyatnya. Apabila raja ingin memberi pesan tertentu kepada rakyat, maka dibuatlah pertunjukan ini dengan kisah yang diambil dari pesan yang ingin disampaikan oleh raja.

Namun seiring berjalannya waktu, pertunjukan yang biasanya berdurasi mulai dari 20 menit hingga berjam-jam ini justru lebih sering dipakai sebagai hiburan atau pementasan di acara-acara kesenian. Wayang topeng sering ditampilkan di beberapa acara seperti pagelaran budaya sampai pesta pernikahan untuk menghibur tamu undangan.

Plague Doctor merupakan istilah untuk menyebut para dokter yang khusus merawat pasien-pasien korban sebuah wabah. Di abad pertengahan, ketika banyak wabah mematikan bermunculan, Plague Doctor ini banyak dipercaya untuk menangani permasalahan wabah tersebut. Salah satu wabah mematikan yangt terjadi di abad ke-14 adalah Death Black. Saking mematikannya, Death Black telah membunuh sebagian besar populasi di Eropa.

Plague Doctor dipercaya untuk menangani wabah Death Black yang tengah terjadi di kala itu. Pada umumnya, Plague Doctor memerlukan “kostum” khusus untuk menghindari penularan wabah ketika sedang menangani para korban. Di masa wabah Death Black terjadi, “kostum” yang dipakai oleh Plague Doctor ini cukup unik.

Bukan jubah putih seperti dokter pada umumnya, mereka mengenakan kostum yang didominasi warna hitam. Selain itu, mereka juga mengenakan topeng dengan paruh burung panjang – dikenal dengan nama Plague Mask atau Long Beaked Mask. Selain pakaian yang serba hitam, topeng ini pun juga banyak menyedot perhatian publik.

Pada tahun 1663, seseorang bernama Alexander Peden membuat sebuah topeng yang tampak sangat menyeramkan dengan kumis, jenggot, dan bulu mata yang benar-benar terbuat dari rambut manusia. Meski tampak sederhana, alasan di balik pembuatan topeng tersebut sebenarnya jauh dari kata sederhana.

Alexander Peden adalah seorang pendeta dari Skotlandia. Suatu hari, ia diminta oleh Raja Charles untuk meninggalkan ajaran Protestan yang dianutnya. Karena memilih untuk menolak perintah tersebut, ia pun ditetapkan sebagai seorang pemberontak dan menjadi salah satu buronan yang paling dicari oleh kerajaan Inggris.

Di tengah persembunyiannya, ia tetap menyebarkan khotbah mengenai ajaran agama Protestan dengan cara menyamar dan memakai topeng. Itulah mengapa kemudian Alexander Peden membuat topeng yang tampak menyeramkan, yaitu untuk menyamar atau menutupi identitas dirinya agar tidak tertangkap oleh pasukan kerajaan Inggris.

Topeng Hannya adalah topeng dengan karakter tertentu yang memiliki ragam ekspresi wajah. Ada Shiro Hannya untuk karakter elegan dan lembut, Aka Hannya untuk karakter pemarah, dan Kuro Hannya untuk karakter pemurung. Topeng ini biasanya dipakai di pementasan Kabuki. Selama pertunjukan, satu pemain bisa berganti topeng beberapa kali untuk menunjukkan ekspresi atau perasaan apa yang ingin pemain tersebut utarakan.

Nama Hannya diambil dari nama pembuatnya, Hannya-bo, yang juga seorang biksu yang hidup di periode Muromachi (1336-1573). Hannya sendiri sebenarnya adalah kata-kata di dalam agama Buddha. Topeng Hannya menggambarkan karakter wajah seorang wanita namun dengan tanduk tinggi yang membuatnya jadi menyeramkan. Biasanya, ekspresi wajah yang ditampilkan di topeng Hannya ini mengungkapkan kesedihan dan kemarahan akibat rasa cemburu.