Ekspor Merupakan Salah Satu Faktor Penentu Perekonomian Setiap Negara
Ekspor adalah kegiatan yang penting dalam perdagangan internasional. Kegiatan ini dijalankan oleh eksportir maupun produsen eksportir dalam transaksi jual beli suatu komoditi dengan orang asing, bangsa asing, dan negara asing. Sederhananya, ekspor adalah barang atau jasa yang diproduksi di dalam negara dan dijual ke luar negara.
Ekspor merupakan salah satu faktor penentu perekonomian setiap negara. Salah satu contohnya adalah ketika Indonesia mengekspor produksi jagung ke Filipina, hal ini mengakibatkan produksi jagung di Indonesia khususnya di Gorontalo meningkat 1,5 juta ton per tahun. Padahal sebelumnya hanya 300 sampai 400 ribu ton saja.
Kegiatan ekspor tidak bisa dipandang sepele karena hal ini berdampak pada pembangunan serta kemajuan negara tersebut di bidang ekonomi. Selain menambah keuntungan, ekspor juga bisa membantu produktivitas serta penjualan di suatu negara.
Tidak Semua Barang Bisa Diekspor seperti yang Ada dalam Daftar Berikut Ini
Ikan dalam Keadaan Hidup
Tidak semua barang yang dapat diekspor, salah satunya adalah ikan yang masih hidup. Penjelasan tentang ikan dalam keadaan masih hidup tersebut dapat diperinci sebagai berikut.
- Ikan dan anak ikan arwana jenis Scleropages Formosus.
- Benih ikan sidat atau Anguila SPP di bawah ukuran 5 mm.
- Ikan hias air tawar jenis botia macracanthus dengan ukuran 15 cm ke atas.
- Udang galah air tawar di bawah ukuran 8 cm.
- Induk dan calon induk udang penaeidae.
Barang Kuno
Barang yang tidak bisa diekspor selanjutnya adalah barang kuno. Larangan ini diputuskan berdasarkan keputusan Mentri Perindustrian dan Perdagangan No. 10/MPP/SK/I/1996, bahwa barang-barang yang dilarang untuk diekspor salah satunya adalah barang kuno yang bernilai budaya atau benda cagar kebudayaan.
Larangan itu juga tertera dalam Lampiran Permendag 44/2012, menjelaskan bahwa ada beberapa barang yang dilarang untuk diekspor dan salah satunya adalah cagar budaya atau barang yang memiliki nilai budaya. Jika hal ini dilanggar, akan dikenakan sanksi administrasi atau sanksi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Binatang Liar dan Tumbuhan Alam yang Dilindungi
Barang-barang yang dilarang selanjutnya adalah binatang liar dan tumbuhan alam yang dilindungi. Larangan ini juga berdasarkan keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 10/MPP/SK/I/1996 yang menyatakan bahwa binatang liar dan tumbuhan liar yang dilindungi secara mutlak, tidak boleh diekspor. Kemudian barang-barang yang termasuk dalam Appendix I dan III Cites, dalam keadaan hidup dan mati juga tetap dilarang.
Inilah Komoditas Indonesia yang Diekspor ke Luar Negeri
Karet
Komoditas Indonesia yang diekspor ke luar negeri, salah satunya adalah karet. Indonesia memiliki pulau-pulau yang memiliki hutan karet yang sangat luas, seperti pulau Sumatra, Kalimatan, Sulawesi dan pulau diluar Jawa.
Karet dapat dimanfaatkan untuk mendukung kinerja industri sintesis. Karena itulah permintaan karet di berbagai negara lain semakin meningkat. Data BPS menunjukan bahwa ekspor komoditi karet pada periode 2015 mencapai 2.511,2 ton dengan US$ sebesar 3.515,2 atau Rp 50.404.012,01. Namun, angka tersebut sedikit mengalami penurunan dari periode sebelumnya, tepatnya pada periode 2013 dan 2014.
Produk Tekstil
Barang selanjutnya adalah tekstil. Produk tekstil TPT buatan Indonesia menarik perhatian negara-negara luar dalam pasar tekstil internasional. Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa menjadi sasaran utama untuk ekspor produk tekstil.
Negara-negara ini memiliki ketertarikan yang kuat dengan produk tekstil Indonesia ini memberikan keuntungan, terbukti dari nilai ekspor TPT bulan Agustus 2013 mencapai US$ 8,6 miliar atau naik 1,7% dibandingkan dengan periode sebelumnya.
TPT Indonesia mengekspor hingga mencapai 50% ke negara AS dan Uni Eropa. Sedangkan 50% lainnya diekspor ke negara Jepang, Timur Tengah, dan negara ASEAN lainnya. Hingga akhir tahun 2013, target pemasaran diproyeksikan akan melonjak nilai ekspor dari TPT hingga mencapai US$ 12,9 miliar. Nilai tersebut naik 3 sampai 4% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kakao
Barang selanjutnya adalah kakao. Kakao merupakan produk andalan dari pulau Sulawesi dan Sumatra. Kakao termasuk primadona komoditi yang dimiliki Indonesia, karena saat ini kakao mencapai 712.231 ton yang menempatkan Indonesia sebagai produsen terbesar ketiga di dunia.
Data statistik menunjukan bahwa ekspor dari kakao atau biji coklat sebesar 55.299,4 ton dengan pendapatan US$ sebesar 118.282,5 atau sekitar Rp 1.655.948.000 Sayangnya kakao yang diekspor masih berbentuk on farm bukan off farm.
Kelapa Sawit
Kelapa sawit menjadi barang selanjutnya yang diekspor ke luar negeri. Saat ini Indonesia mendominasi pasar minyak sawit di dunia dengan produksi mencapai 31 juta ton per tahun.
Minyak kelapa sawit menjadi industri makanan yang banyak diekspor ke berbagai negara seperti Belanda dan Nigeria. Sepanjang tahun 2017, ekspor minyak sawit tercatat sebesar 31,05 ton, naik 23% dibandingkan 25,11 juta ton pada tahun sebelumnya.
Sekretaris Jendral Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Togar Sitanggag mengatakan bahwa ekspor minyak sawit Indonesia juga meningkat 23 % dari 25,11 ton pada tahun 2016 menjadi 31,05 juta ton pada tahun 2017. Sumbangan devisa nilai ekspor minyak sawit Indonesia mencapai US$ 22,97 miliar.
Kopi
Selanjutnya adalah kopi. Indonesia memiliki banyak jenis kopi yang memiliki rasa yang berkualitas. Karena kopi menjadi tingkat duni yang dianggap penting, sehingga Indonesia menjadi sebagai produsen biji kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam.
Beberapa jenis kopi, seperti kopi gayo, kopi kintamani, dan banyak jenis yang lain telah diekspor ke berbagai negara. Saat ini, produsi kopi di Indonesia baru sebatas 800 kg per hektare, dibandingkan dengan Brazil yang mencapai 2000 kg per hektare atau Vietnam 1500 kg per hektare. Berdasarkan data BPS, ekspor kopi sebesar 499.612,7 ton ke 22 negara di dunia pada tahun 2015.
Elektronik
Hingga Mei 2012, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kalau volome ekspor elektronik Indonesia ke luar negeri tumbuh 12,82 persen dari sebelumnya yang hanya 5,67 persen. Beberapa negara luar yang menggunakan produk dari Indonesia adalah negara Amerika, India, Malaysia, Taiwan, Thailand dan juga Australia.
Merek produk elektronik asal Indonesia yang laku keras di pasar internasional adalah Maspion dan Polytron. Produk yang biasa diekspor umumnya berupa semi konduktor dan komponen elektronik.
Peralatan Otomotif
Industri komponen otomotif Indonesia mampu bersaing dengan industri otomotif yang ada di luar negeri. Hal ini ditandai dengan melonjaknya ekspor komponen otomotif selama Januari sampai Juli tahun ini, besar nilai investasi yang mencapai US$4 miliar.
Data GIKBI (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) memperlihatkan ekspor komponen otomotif selama 7 bulan terakhir tahun ini naik 8,8% dari 29,5 juta bagian dalam periode yang sama pada tahun sebelumnya, menjadi 32,1 juta bagian.
Beberapa produk otomotif yang rutin diekspor dari Indonesia adalah mobil, motor, dan berbagai komponen untuk otomotif. Produk otomotif dari Indonesia tersebar di berbagai negara seperti Belanda, Jerman, Belgia, Denmark, Spanyol, Italia, Perancis, dan Inggris.
Alas Kaki
Alas kaki juga menjadi salah satu komoditas yang diekspor Indonesia ke negara luar. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementrian Perindustrian (KEMENPERIN) mencatat bahwa akhir tahun 2017, investasi sektor industri alas kaki mencapai Rp 7,62 triliun atau naik empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Dengan besaran investasi yang mencapai Rp 7,62 triliun, Indonesia mampu menunjukan prestasi pada sektor industri alas kaki. Bahkan, Indonesia mampu menunjukan prestasi pada sektor industri alas kaki dan berhasil menduduki posisi kelima sebagai eksportir dunia setelah Tiongkok, India, Vietnam, dan Brazil. Ditambah lagi market share Indonesia di pasar internasional mencapai 4,4 persen.
Ikan
Sebagai negara kepulauan, Indonesia tentunya memiliki kekayaan laut yang berlimpah. Terbukti ketika Indonesia melakukan ekspor ikan besar-besaran ke berbagai negara di dunia. Sepanjang tahun 2017 lalu, sebanyak 10.960 kg atau 10,9 ton ikan dikirim ke luar negeri melalui Perairan Banten.
Data yang terhimpun di Banten Raya dari Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas II Merak, selama 2017 jumlah ekspor dan mendapatkan sertifikasi sebanyak 10.960 kg. Nilai perdagangan ikan dari ekspor tersebut mencapai Rp 1,22 triliun.
Jenis ikan yang diekspor antara lain ikan kakap, ikan kembung, serta tuna dan ikan tongkol. Negara tujuan ekspor mulai dari Taiwan, Thailand, Vietnam, Korea, Tiongkok, Eropa seperti Jerman Timur, Jerman Barat serta, Rusia.
Mi Instan
Barang selanjutnya adalah mi instan. Berbagai produk mi asal Indonesia telah diekspor ke berbagai negara luar, salah satunya adalah Indomie buatan PT Indofood Sukses Makmur. Produk Indomie telah diekspor ke 180 negara.
Pasar-pasar kunci ekspor Indomie adalah Australia, Irak, Papua Nugini, Hongkong, Timor Leste, Yordania, Arab Saudi, Amerika Serikat, Selandia Baru, Taiwan, serta negara-negara lainnya di Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan Asia.
Bahkan Indofood telah membangun pabrik di sejumlah negara, seperti di kawasan Afrika dan menjadi produsen mi instan terbesar di dunia. Dengan 16 pabrik, sebanyak 15 miliar bungkus Indomie diproduksi setiap tahun.
Dukung Negara dengan Memakai Produk Lokal
Selain ekspor, ada hal yang bisa dilakukan untuk mendukung perekonomian negara. Salah satunya adalah dengan menggunakan produk dalam negeri alias produk lokal. Menggunakan produk lokal bisa turut membantu tumbuh dan berkembangnya produktivitas para produsen serta penjualan di dalam negeri. Terlebih, banyak produk lokal berkualitas yang bahkan juga disukai oleh orang-orang mancanegara. Memakai atau mengonsumsi produk lokal dapat mendorong perekonomian dan membuka kesempatan bagi para pekerja untuk lebih produktif. Hal ini juga bisa berpengaruh terhadap terbukanya lapangan pekerjaan yang bisa membantu menurunkan angka pengangguran di Indonesia.