Perkaya Wawasan dengan Membaca 12 Buku Sastra Indonesia Karya Penulis Ternama yang Tak Lekang oleh Waktu

Perkaya Wawasan dengan Membaca 12 Buku Sastra Indonesia Karya Penulis Ternama yang Tak Lekang oleh Waktu

Buku bisa jadi salah satu sarana untuk menambah pengetahuan dan hobi membaca juga jadi aktivitas yang bermanfaat. Kalau Anda gemar membaca buku, tak ada salahnya kalau Anda juga coba baca buku bergenre sastra yang direkomendasikan oleh BP-Guide berikut ini!

Buku Sastra Itu Tidak Berat dan Nyaman untuk Dibaca

Sumber gambar pixabay.com

Buku sastra Indonesia bisa disebut memiliki kekuatan yang menghibur, sebab pada hakikatnya sastra selalu berhubungan dengan keindahan (juga kebaikan atau pun kebenaran). Kata-kata yang indah menjadi komponen pentingnya yang juga berpotensi penting dalam pengajaran.

Membaca sastra dapat mendorong pembaca lebih kreativitas, kaya dengan imajinasi, berpikir kritis juga lebih luas dan berbudaya dalam cara pandangnya.

Sayangnya sastra seringkali dianggap sebagai bacaan yang berat dan punya penyampaian yang ribet. Terutama oleh generasi muda. Maka dari itu, budaya membaca perlu digalakkan agar lebih mencintai sastra. Dengan begitu Anda akan banyak belajar juga mengenai sejarah, seni, sosial, budaya, filsafat, politik juga psikologi.

Manfaat Membaca Buku-buku Sastra

Mengetahui Makna Kehidupan

Apa sih manfaatnya membaca buku sastra Indonesia? Ketika membaca sebuah sastra entah cerpen, novel, hikayat, syair atau pantun, Anda pasti akan mendapatkan banyak pengalaman hidup di dalamnya. Hal tersebut memberikan nasihat, ujaran mengenai kehidupan juga mengasah kepekaan orang-orang.

Pada karya-karya sastra legenda sekalipun, Anda akan menemukan petikan filosofis yang masih relevan dengan kehidupan masyarakat modern.

Membaca sastra juga memberikan kesadaran pada pembaca mengenai kebenaran-kebenaran hidup. Sebab sastra ditulis memang untuk dibaca dan dipelajari dari setiap peristiwa yang diceritakan.

Karya sastra juga menjadi cerminan dari beradab atau tidaknya sebuah bangsa karena ia pada dasarnya membangun peradaban manusia itu sendiri.

Memperluas Pengetahuan

Anda mungkin pernah berpikir bahwa membaca buku sastra Indonesia entah novel, cerpen, dan sejenisnya merupakan hal yang buang-buang waktu. Mungkin juga beranggapan bahwa membaca sastra tidak banyak memberikan manfaat atau bahkan membuat hidup Anda merasa dramatis?

Sebenarnya hal tersebut tidaklah benar. Sebab sebenarnya buku sastra juga mampu memperkaya pengetahuan Anda. Cerita yang terdapat dalam novel atau karya sastra lainnya, dibuat dengan melakukan riset terlebih dahulu.

Misalnya ketika membuat latar cerita atau budayanya, maka sang penulis sastra harus tahu kondisi nyata dari cerita yang ditulis, sehingga ia tidak sembarangan menuliskan cerita.

Bukan hanya itu saja, membaca sastra juga dapat merangsang otak Anda mengimajinasikan cerita yang tertulis dalam buku. Hal ini menjadikan daya imajinasi Anda terlatih dengan baik. Mempelajari suatu budaya juga bisa Anda tangkap dari sebuah cerita yang berlatar budaya tertentu. Jadi membaca sastra memang begitu banyak manfaatnya.

Menciptakan Pribadi yang Lebih Kritis

Sumber gambar www.changeboard.com

Pernahkan Anda membaca novel yang bergenre petualangan? Atau sastra misteri yang dipenuhi teka-teki untuk dipecahkan? Tanpa sadar, membaca sastra mampu meningkatkan pemikiran kritis dan analitis kepada para pembacanya melalui adegan cerita yang dibangun.

Anda jadi belajar untuk memahami alur cerita, bagaiamana peristiwa yang dialami oleh tokoh dan menyimpulkan dari informasi apa yang bisa Anda tangkap.

Dengan berpikir kritis, seseorang jadi mampu bertindak hati-hati, aktif dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Mempertanyakan keabsahan dari informasi yang ia dapatkan sehingga ia lebih memahami kebenaran suatu berita.

Melalui buku sastra Indonesia, pendidikan karakter juga bisa diterapkan untuk mengajarkan siswa di sekolah. Hal ini bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kerusakan moral yang makin mencemaskan di Indonesia. Membangun cerita yang mendidik melalui buku sastra Indonesia bisa lebih mudah diterima oleh pembaca.

Mengubah Pola Sikap dan Membentuk Karakter

Sumber gambar www.freepik.com

Ada banyak sekali genre sastra yang bisa dijadikan sarana untuk pembentukan karakter bangsa. Seperti petuah yang dikatakan oleh Umar Bin Khattab bahwa karya sastra dapat mengenali karakter dan menemukan nilai yang dapat menunjang pembentukan watak seseorang. Sastra juga mampu masuk ke dalam hati sehingga dapat memperbaiki moralitas para pelajar.

Hal tersebut menggambarkan kaitan antara sastra yang mampu membentuk karakter seseorang. Anda menjadi tahu makna kehidupan dan terbiasa mengungkapkan keindahan juga kelembutan. Kegemilangan suatu peradaban juga bisa dilihat dari karya-karya sastra yang lahir pada masa itu yang juga menandakan lahirnya para sastrawan misalnya saja Jalaluddin Rumi dan Umar Al Khayam.

Merangsang Pembaca untuk Memvisualisasikan Cerita

Sumber gambar www.litteraturen.nu

Ketika Anda membaca sebuah karya sastra, ada gambaran utuh dalam teks yang dapat membantu Anda mengasah imajinasi. Ide-ide karya sastra yang memiliki alur cerita menarik membuat para pembaca ikut hanyut dalam merealisasikan cerita dalam pikirannya.

Sehingga sastra membuat pembaca mampu mengembangkan imajinasinya, termasuk dalam hal menyampaikan pengalamannya juga.

Dengan membaca buku sastra Indonesia, Anda menjadi lebih terbuka terhadap informasi baru, dan mampu memperoleh ide sehingga lebih kreatif. Hal ini tak menutup kemungkinan Anda bisa juga menyusun novel Anda sendiri.

Inilah 12 Buku Sastra Karya dari Sastrawan-sastrawan Mashyur Indonesia

Pramoedya Ananta Toer

Sumber gambar gerakbudayapenang.com

Pramoedya Ananta Toer atau yang akrab dipanggil Pram, bukanlah nama yang asing dalam jagad sastra. Tak hanya di Indonesia, karya-karya Pram bahkan sudah terkenal hingga mancanegara. Namanya berkali-kali masuk dalam kandidat peraih Nobel sastra dan menjadi satu-satunya sastrawan Indonesia yang mendapatkan kesempatan tersebut.

Karyanya lebih dari 50 dan bahkan sudah diterjemahkan ke dalam 41 bahasa asing. Tak heran jika Pram juga mendapat banyak penghargaan, salah satunya The PEN Freedom to Write Award 1988 dan Ramon Magsasay Award di tahun 1995.

Pram banyak menulis sastra baik fiksi maupun non fiksi. Tapi yang pasti, ia menuliskan soal sastra politik, juga berpihak dan selalu mengemban tugas sosial. Topik mengenai kisah hidup perempuan banyak ia tuliskan dalam karyanya. Salah satu karyanya yang terkenal yaitu "Tetralogi Buru".

Tokoh utamanya yaitu Minke, dan peran Ontosoroh yang menarik perhatian. Ontosoroh adalah seorang gundik atau istri yang secara hukum Belanda tidak sah. Ontosoroh membangun kualitas dirinya agar setara dengan orang-orang Eropa. Ia banyak belajar dari membaca banyak jenis buku termasuk majalah dan koran.

Cerita "Tetralogi Buru" ini pertama kali diceritakan secara oral oleh Pram kepada para tahanan ketika mereka sama-sama sedang ditahan di pulau Buru. Kemudian saat buku ini akhirnya dicetak pada tahun 1980, bukunya terjual hingga 5000 eksemplar dan cetakan berikutnya sampai 10.000 eksemplar lebih hingga habis.

Bumi Manusia

Sumber gambar www.goodreads.com

Salah satu karya Pram yang terkenal yaitu "Roman Tetralogi Buru" di mana ceritanya mengambil latar belakang cikal bakal bangsa Indonesia. Ketika Anda membacanya, akan dibawa pada era pergerakan nasional yang juga dilengkapi kegamangan jiwa.

Roman ini berkisah tentang tokoh utama bernama Minke yang berdarah priyayi dan ingin berusaha keluar jadi manusia bebas dan merdeka dengan keluar dari kejawaannya. Kemudian tertarik dengan peradaban Eropa yang menjadi kiblat ilmu pengetahuan dan peradaban.

Banyak adegan sentimentil yang juga dibangun Pram dalam roman yang ditulisnya. Termasuk kisah Minke bersama ayahnya dan adegan lainnya yang bisa dibangun dengan apik. Salah satu novel Tetralogi Buru yaitu "Bumi Manusia" di jual seharga Rp 70.000 di Shopee.

Panggil Aku, Kartini Saja

Sumber gambar www.bukukita.com

Anda tentu tak asing dengan sosok pahlawan wanita bernama Kartini. R.A Kartini digambarkan sebagai sosok wanita yang cerdas, berani juga gemar berkorespondensi.

Dalam buku "Panggil Aku Kartini Saja", Pram mencoba menuliskan sisi lain dari kepahlawanan Kartini, yang bahkan selesai digarap dalam waktu lima tahun. Sebenarnya terdapat 4 jilid buku, sayangnya ketika junta militer Soeharto, 2 jilid miliknya dibakar dan tersisa dua jilid saja.

Chairil Anwar

Anda mungkin tak asing dengan puisi "Aku" yang juga dikenal sebagai si Binatang Jalang. Ya, puisi tersebut adalah karya dari seorang penyair legendaris Indonesia bernama Chairil Anwar.

Ia banyak menerima penghargaan berkat karya-karyanya salah satunya yaitu dari Dewan Kesenian Bekasi Award pada tahun 2007. Chairil tak sekadar seorang penyair, ia juga dianggap sebagai pembaharu dalam dunia puisi tanah air. Juga pelopor puisi modern di tahun 1945.

Karya puisinya banyak mengangkat tema mengenai pemberontakan, individualisme, kematian, eksistensialisme dan multi interpretasi. Karyanya pernah ditolak oleh majalah Pandji Pustaka sebab dianggap menyimpang dari pakem puisi. Namun seorang kritikus HB Jassin menyebut bahwa karya puisi Chairil Anwar merupakan bentuk puisi modern.

Aku Ini Binatang Jalang

Sumber gambar www.goodreads.com

Nama besar seorang peyair bernama Chairil Anwar tak lekang oleh waktu. Karya-karyanya yang bagus menjadi abadi dan terus dibaca sepanjang masa. Puisi-puisinya tersebut tersebar di beberapa buku seperti "Kerikil Tajam", "Yang Terampas dan Yang Putus", serta "Deru Campur Debu". Sebagian karyanya yang lain dimuat dalam "Tiga Menguak Takdir" dan satu lagi "Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45".

Salah satu buku kumpulan puisi miliknya yang tersohor di Indonesia yaitu "Puisi Aku Ini Binatang Jalang". Dalam buku kumpulan puisi ini, tak hanya berisi sajak asli tetapi juga surat-surat Chairil kepada sahabatnya H.B Jassin.

Dalam buku tersebut, Nirwan Dewanto menyebutkan dalam pengantar pembuka buku bahwa, sajak-sajaknya menyediakan sadar untuk penulisan puisi hingga hari ini. Anda tertari untuk membeli bukunya? Beli di Tokopedia seharga Rp 18.000.

Deru Campur Debu

Sumber gambar www.tokopedia.com

"Deru Campur Debu" menjadi buku kumpulan puisi karya Chairil Anwar yang lainnya. Tak hanya berisi puisi, buku ini berbeda dari karyanya yang lain sebab dilengkapi juga dengan ilustrasi. Hal ini menjadikan Anda merasa tak bosan ketika membacanya.

Kumpulan puisi ini mencerminkan perjuangan yang tak pernah padam dan tak lekang oleh waktu. Bahkan hingga Chairil telah pergi, karya-karyanya masih bisa dinikmati dan dibacakan hingga kini. Anda bisa mendapatkan bukunya di Gramedia seharga Rp 35.000.

Sutan Takdir Alisjahbana

Sutan Takdir Alisjahbana seringkali disebut sebagai seorang modernis Islam. Ia datang dari keluarga Islam yang taat dan kuat, disamping gagasan-gagasannya yang selalu menampakkan pejuang kebudayaan Indonesia.

Kakeknya adalah ulama besar juga ayahnya, Sutan Arbi. Disamping sebagai ulama, ayahnya juga seorang penjahir, ahli reparasi jam dan pengacara tradisional. Sutan Takdir pernah menyebutkan dalam sebuah tulisannya bahwa ia dan ayahnya yang berasal dari kubu tradisional telah mengalami perceraian spiritual.

Hal tersebut diceritakannya, ketika ia masih muda mudah sekali takjub pada ilmu-ilmu yang didapatkannya dari bangku sekolah. Ia lalu bercerita mengenai apa yang ia dapatkan di rumah. Ia tak menyadari bahwa ilmu baru yang ia dapat begitu melukai hati ayahnya.

Sutan Takdir ketika berusia 23 juga pernah berdiskusi dengan ayahnya mengenai berbagai teori filsuf Barat mengenai evolusi juga kejatuhan dan kebangkitan berbagai agama besar di dunia. Mendengar itu ayahnya menangis, lalu mengatakan bahwa dirinya dan Sutan Takdir telah terpisah dunia dan akhirat.

Layar Terkembang

Sumber gambar en.wikipedia.org

Salah satu novel klasik karya Sutan Takdir Alisjahbana yaitu "Layar Terkembang". Novel ini terbit pertama kali pada tahun 1936 oleh Balai Pustaka. Novel ini juga terbit di Kuala Lumpur pada tahun 1963.

"Layar Terkembang" berkisah tentang dua saudara bernama Tuti dan Maria. Maria adalah seorang gadis periang dan lincah dan Tuti adalah seorang guru yang bekerja sungguh-sungguh dan aktif pula dalam gerakan perempuan.

Dalam roman ini, Tuti menyampaikan pendapat serta pandangannya mengenai peran perempuan dan generasi muda dalam membangun bangsa. Selain itu, kisah ini juga dibumbui percintaan antara Maria, Tuti, dan Yusuf. Mau tau kelanjutan kisahnya? Anda bisa mendapatkan novel klasik ini seharga Rp 35.000 di Tokopedia.

Dian yang Tak Kunjung Padam

Sumber gambar en.wikipedia.org

"Dian yang Tak Kunjung Padam" memiliki tema percintaan dan hubungannya dengan adat istiadat yang kukuh digenggam oleh orang tua. Diterbitkan oleh Balai Pustaka, novel karangan Sutan Takdir Alisjahbana ini juga banyak dijadikan bahan skripsi. Sutan Takdir menuliskan roman dengan tokoh utamanya yaitu Molek dan Yasin.

Kisah cinta mereka banyak terhalang jurang keturunan, derajat dan kekayaan. Begitu banyak cobaan yang mereka hadapi untuk berusaha menyatukan cinta. Mereka percaya meski fisik mereka tak bisa bersatu, namun cinta akan abadi di alam lain.

Kesetiaan cinta Molek dan Yasin dapat Anda baca di novel seharga Rp 38.000 ini di Tokopedia.

Buya Hamka

Sumber gambar www.islampos.com

Haji Abdul Malik Karim atau sering dikenal sebagai Buya Hamka adalah seorang ulama, sejarawan, sastrawan dan politikus yang populer di Indonesia.

Beliau merupakan seorang tokoh Muhammadiyah aktif yang juga pernah menjabat sebagai ketua Majlis Ulama Indonesia di tahun 1977, lalu memutuskan mengundurkan diri. Buya Hamka juga pernah ditunjuk sebagai menteri agama dan aktif dalam politik Indonesia.

Buya Hamka banyak belajar secara otodidak mengenai berbagai macam cabang ilmu seperti filsafat, sastra, sejarah, politik, sosiologi dan juga ahli bahasa Arab. Ia juga dikenal melalui banyak karyanya yang bagus. Beberapa di antaranya yaitu "Tenggelamnya Kapal van Der Wijk", "Di Bawah Lindungan Kabah", dan "Tafsir Al-Azhar".

Di Bawah Lindungan Ka'bah

Sumber gambar id.wikipedia.org

Novel percintaan "Di Bawah Lindungan Ka'bah", berkisah tentang Hamid dan Zainab yang saling mencintai. Sejak beranjak remaja, mereka berdua sama-sama merasakan benih asmara yang melebihi rasa sayang pada adik atau pun teman. Namun, Hamid tak berani mengungkapkan perasaannya pada Zainab.

Sebab menyadari mereka berdua berasal dari keluarga yang berbeda. Zainab merupakan anak orang terkaya dan terpandang, sedangkan Hamid hanyalah anak keluarga biasa dan miskin.

Berbagai peristiwa muncul dalam kehidupan Hamid yang membuat hatinya sedih. Mulai dari kematian Haji Jafar hingga ketika mamaknya, Asiah, yang mengungkapkan bahwa Zainab akan dijodohkan dengan seorang pemuda.

Bahkan, Hamid diminta emaknya untuk membujuk Zainab agar mau menikah dengan pemuda pilihan orang tuanya. Hamid terpaksa menuruti perkataan emaknya. KIsah haru dan romantis ini bisa Anda dapatkan di Tokopedia seharga Rp 25.000.

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Sumber gambar id.wikipedia.org

Salah satu novel karya Buya Hamka paling terkenal yaitu "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk" yang terbit pada tahun 1939. Novel ini berkisah tentang hubungan cinta yang terhalang oleh persoalan adat yang berlaku di Minangkabau, juga perbedaan latar belakang sosial keduanya. Awalnya, roman ini berbentuk cerita bersambung yang kemudian diterbitkan menjadi bentuk novel.

Kisahnya mengenai tokoh utama Zainuddin, Hayati dan Aziz. Kisah ini merupakan fiksi belaka, namun mengambil latar tragedi tenggelamnya Kkpal Van Der Wijk yang memang nyata terjadi. Bahkan peristiwa tenggelamnya kapal tersebut dijadikan monumen Van Der Wijk di Desa Brondong, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan.

Kisah menyentuh ini dapat Anda baca dengan membeli novelnya seharga Rp 54.000 di Tokopedia.

Marah Roesli

Sumber gambar melviyendra.com

Novel sepanjang masa yang rasanya tak lekang oleh waktu yaitu "Sitti Nurbaya". Roman "Sitti Nurbaya" berkisah tentang seorang wanita yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan lelaki yang tidak diinginkan olehnya.

Novel ini ditulis oleh Marah Roesli seorang sastrawan besar Indonesia yang diterbitkan pada tahun 1920. Berkat karyanya "Sitti Nurbaya", Marah Roesli dianggap sebagai pencetak tradisi sastra modern Indonesia.

Marah Roesli lahir di kota Padang tanggal 7 Agustus 1889. Ayahnya, Sutan Abu Bakar adalah keturunan langsung Raja Pagaruyung dan ibunya masih keturunan Sentot Alibasyah, seorang panglima perang Diponegoro. Gelar Marah yang didapat Rusli berasal dari ayahnya yang bergelar Sutan dan ibunya yang tidak bergelar.

Marah Rusli ikut pendidikan pertama di sekolah Melayu kelas dua dan tamat pada tahun 1904. Ia murid yang pintar, bahkan ketika bersekolah di Sekolah Raja, Hoorsnma, pernah menganjurkannya untuk melanjutkan sekolah di Belanda. Namun tidak disetujui orang tuanya sebab Marah merupakan anak tunggal.

Sitti Nurbaya

Sumber gambar www.solidpress.co

"Sitti Norbaja: Kasih Tak Sampai" merupakan judul novel roman karya Marah Roesli yang dipublikasikan di tahun 1922. Kini novel tersebut dikenal dengan judul "Sitti Nurbaya". Hingga kini, novel tersebut menjadi salah satu novel yang tak lekang waktu dan masih mashyur dalam dunia sastra.

Tak hanya dalam bentuk novel, bahkan novel ini juga diadaptasi menjadi sebuah film dengan judul yang sama.

Selain berhasil dalam karya judul film, Sitti Nurbaya rupanya juga dijadikan sebuah nama jembatan Sitti Nurbaya yang membentang di atas sungai Batang Arau yang menghubungkan kota Tua Padang dengan Taman Sitti Nurbaya dimana Sitti Nurbaya dimakamkan.

Kisah kasih yang menggabungkan antara budaya Eropa dan Minangkabau ini jadi lebih menarik sebab kisahnya diangkat dari pengalaman pribadi sang pengarang cerita. Anda bisa mendapatkan novel ini seharga Rp 27.500 di Tokopedia.

La Hami

Sumber gambar pdipkreatif.com

Novel karya Marah Roesli yang lainnya yaitu "La Hami" yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1965 oleh Balai Pustaka. Roman ini diambil dari runtutan kisah nyata di Sumbawa yang hanya diganti nama dan tempat terjadinya peristiwa. Membaca novel "La Hami", menjadikan Anda kaya akan pengetahuan khususnya mengenai kebudayaan Sumbawa.

Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang raja yang sejak kecil terpisah dari orang tuanya. Ia pun diangkat sebagai anak oleh seorang petani dan diberi nama La Hami. Ia tergolong anak yang cerdas dan bahkan hingga dewasa pandai dalam taktik melawan musuh.

Akhirnya ia diakui sebagai putra mahkota kerajaan dan menikah dengan putri seorang petani. Ada banyak pesan-pesan tersirat yang dapat Anda ambil dalam novel ini. Hanya saja, penulisannya masih menggunakan bahasa Sumbawa Melayu. Anda bisa mendapatkan novel ini seharga Rp 42.000 di Tokopedia.

W. S. Rendra

Sumber gambar www.kapanlagi.com

W. S. Rendra memiliki bakat sastra yang sudah terlihat sejak duduk di bangku SMP. Ketika itu, ia banyak menulis puisi, cerpen dan drama untuk kegiatan sekolahnya. Salah satu karyanya saat dipentaskan di SMP yaitu "Kaki Pals".

Kemudian, ia mengenal sastra lebih dalam sejak kuliah di UGM Yogyakarta. Ia semakin aktif menulis hingga ratusan cerpen dan esai di berbagai majalah. Tak hanya puisi, Rendra juga menuliskan sajak dan lagu.

Puisi Rendra pertama kali dimuat di majalah Siasat tahun 1952. Lalu puisinya yang lain juga banyak dimuat di majalah lainnya seperti Kisah, Seni, Basis dan Siasat Baru. Karyanya bahkan terkenal sampai luar negeri, sebab Rendra juga aktif mengikuti festival di luar negeri.

Beberapa di antaranya yaitu Rotterdam International Poetry Festival (1971, 1979) dan New Delhi (1985). Rendra sempat mendirikan bengkel Teater di Yogyakarta tahun 19767 sepulang dari pendidikannya di Amerika dan juga aktif membintangi banyak pertunjukan teater.

Kisah Perjuangan Suku Naga

Rendra tak hanya menulis puisi, ia juga besar lewat naskah drama yang ditulis olehnya. Salah satu naskah drama yang ditulis oleh Rendra yaitu "Kisah Perjuangan Suku Naga". Naskah drama ini juga sudah dipentaskan dalam sebuah pertunjukan teater pada tanggal 26 dan 27 Juli 1975.

Isi ceritanya tentang Abivara seorang anak kepala suku Naga dan kawannya Carlos yang bersekolah di luar negeri. Mereka menyadari bahwa sang Ratu akan melakukan pembangunan yang berarti akan memusnahkan kampung milik mereka.

Karyanya ini menyinggung kediktatoran Soeharto yang pada saat itu berada di puncak kekuasaan politik. Pemusatan kekuasan menjadikan banyak perusahaan asing mendulang kesuksesan, sedangkan banyak kaum minoritas dan kaum adat yang semakin terpinggirkan.

Berkat Rendra, teater dan puisi di Indonesia semakin diperhatikan kaum politikus dan dianggap memiliki potensi untuk mempengaruhi pemikiran baru dalam kebijakan politik.

Orang-orang Rangkasbitung

Sumber gambar www.goodreads.com

Buku kumpulan puisi Rendra salah satunya yaitu "Orang-orang Rangkasbitung". Buku ini mencerminkan sebuah perlawanan yang bisa Anda temui di setiap lembar bukunya. Rendra dalam buku puisi ini fokus melawan tatanan dunia Orba.

Puisi ini ditulis antara tahun 1980 hingga 1990 yang merupakan era Orba. Negara-negara adidaya yang banyak dikritik seperti Amerika Serikat, Rusia bahkan juga Indonesia terkait dengan pembangunan yang terlihat mewah di luar namun tak berpihak pada rakyat kecil. Anda bisa membaca kumpulan puisinya dengan membeli seharga Rp 63.750 di Berdikari Book.

From our editorial team

Baca Buku Karya Sastra Berbobot untuk Menambah Wawasan!

Selain berkutat dengan gadget, sesekali tak ada salahnya kalau Anda menghabiskan waktu untuk membaca buku. Membaca buku bisa menambah wawasan Anda dan membuat pola pikir kembali terasah. Ada banyak pilihan buku berkualitas yang ditulis oleh penulis ternama dari Indonesia dan Anda bisa memilihnya sesuai dengan apa yang Anda suka. So, tunggu apalagi, jangan sampai tidak baca karya-karya hebat penulis di atas ya!