Suka Makan Gorengan? Gunakan 10 Rekomendasi Minyak Goreng Terbaik dari BP-Guide! (2023)

Hayo, siapa nih yang suka makan gorengan setiap hari? Gorengan memang tak terpisahkan dalam kehidupan kita. Makanan yang diolah dengan cara digoreng memiliki rasa gurih yang bikin nagih. Tekstur kriuk dan garing pada gorengan bikin kita ingin terus nambah dan susah untuk berhenti makan gorengan. Apalagi jika gorengannya dicocol dengan saus sambal dan dimakan dengan cabai rawit.

Orang Indonesia memang paling gemar makan makanan yang digoreng. Kita tahu bahwa makan gorengan dalam porsi banyak dan terlalu sering bikin risiko kolesterol hingga penyakit jantung, kendati demikian masih banyak diantara kita yang suka makan gorengan. Sebenarnya boleh saja kok makan gorengan, asalkan porsinya tidak berlebihan dan tidak setiap hari ya.

Gorengan yang dijual di pinggir jalan memang menggoda selera. Variasinya banyak dan tentu saja harganya ramah di kantong. Sayangnya jajanan yang satu ini kurang sehat, utamanya karena penggunaan minyak goreng yang tidak sering diganti. Kita tahu sendiri minyak yang digunakan berwarna hitam legam dan ini jelas tidak sehat.

Supaya gorengan yang kita konsumsi lebih aman, sebaiknya membuat gorengan sendiri di rumah. Gorengan yang dibuat di rumah jauh lebih higienis. Kita juga bisa mengontrol minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng makanan. Jika sudah tak layak pakai tentu kita mengganti minyaknya sehingga risiko kolesterol dan penyakit jahat lainnya bisa dikurangi.

Membuat gorengan memang tak selamanya memakai minyak goreng. Kita masih bisa membuat gorengan pada wajan yang bisa menggoreng tanpa minyak atau pada penggoreng elektrik. Namun tentu saja rasa gorengannya berbeda dan kita merasa gorengan dengan minyak lebih enak rasanya.

Tenang saja, bagi Anda pecinta gorengan, bisa tetap aman saat menyantap gorengan asal tahu tips sehat memakai minyak goreng. Yang pertama, pastikan Anda tidak memanaskan minyak goreng dengan suhu terlalu tinggi. Selain itu jangan memasukan bahan makanan sebelum minyak panas karena bisa menyebabkan makanan terlalu banyak menyerap minyak.

Jangan lupa untuk meniriskan makanan setelah digoreng. Hal ini bertujuan supaya kandungan minyak pada makanan bisa berkurang. Ada baiknya jika Anda memakai tisu kertas untuk mengurangi kelebihan minyak.

Hal paling penting berikutnya dalam penggunaan minyak goreng adalah sering menggantinya. Pemakaian minyak goreng idealnya hanya sekali saja dengan suhu di bawah 120 derajat Celcius. Penggunaan maksimal minyak goreng adalah 3x. Minyak yang terlalu sering dipanaskan dan digunakan bisa membuat makanan menjadi bau karena adanya oksidasi.

Supaya minyak goreng yang kita gunakan lebih aman, jangan lupa untuk menyimpannya dengan baik. Simpan pada wadah tertutup yang tidak terkena cahaya. Usahakan tempatnya juga sejuk supaya kandungan pada minyak tidak mengalami perubahan.

Minyak goreng memiliki banyak varian jika dilihat dari bahan dasar pembuatannya. Ada yang dibuat dari kelapa sawit, jagung, buah olive dan lain sebagainya. Kendati demikian yang paling umum dan paling banyak digunakan masyarakat adalah minyak dengan bahan dasar kelapa sawit dan juga jagung.

Minyak goreng dengan bahan kelapa sawit banyak digunakan di berbagai negara tropis. Minyak semacam ini memiliki komposisi asam lemak yang seimbang dan stabil. Harganya jauh lebih ekonomis dan juga produknya mudah didapatkan. Hal ini membuat minyak kelapa sawit banyak diminati.

Sementara itu, minyak jagung merupakan minyak yang diekstrak dari biji jagung. Minyak goreng ini kaya akan omega 3 sehingga banyak digunakan untuk mereka yang ingin menjaga tekanan kolesterolnya supaya tetap stabil. Minyak ini tidak dianjurkan untuk memasak dengan metode deep fried dan umumnya hanya dipakai untuk menumis, memanggang atau hanya sebagai salad dressing saja.

Saat membeli minyak goreng kita akan dihadapkan pada pilihan kemasan yang beragam. Ada yang dikemas dalam botol, cup, stand pouch hingga jerigen. Ukuran minyak goreng pun bervariasi dari ukuran 250 ml hingga 5 liter.

Nah sesuaikan saja pemilihan ukuran dan kemasan minyak goreng dengan kebutuhan Anda. Jika untuk konsumsi rumah tangga, ada baiknya memilih yang ukuran 250 hingga 2 liter saja. Sebab jika minyak terlalu lama dtimbun maka bisa beraroma tengik dan juga apak. Beli saja kemasan kecil supaya kesegaran minyak goreng lebih terjaga.

Ketika hendak memilih minyak goreng, ada baiknya memilih yang tak mudah beku. Minyak semacam ini memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih sedikit. Supaya tahu minyaknya mudah beku atau tidak, maka Anda bisa melakukan tes organoleptik.

Ini adalah tes dengan cara mengecap sesendok minyak goreng. Jika rasanya seperti air, maka tandanya minyak gorengnya baik dan tak mudah beku. Minyak goreng yang tak mudah beku aman digunakan sebab bisa meminimalkan peningkatan kolesterol jahat dalam tubuh.

Jangan lupa untuk mengecek warna dan juga aroma minyak goreng. Minyak goreng yang baik memiliki warna kuning keemasan yang jernih. Jadi jika Anda mendapati warna minyak goreng keruh dan menggumpal, ada baiknya gunakan minyak yang lain, ya.

Aroma minyak goreng juga patut diwaspadai. Saat tercium aroma tengik maka dipastikan minyak goreng tersebut sudah rusak dan tidak layak pakai. Minyak yang aroma dan warnanya sudah berubah maka tandanya sudah mengalami oksidasi. Hindari menggunakan minyak teroksidasi supaya bisa menekan risiko terjadinya penyakit kanker, kolesterol dan lain sebagainya.