Yuk, Mengenal Keanekaragaman Budaya Lewat 10 Pakaian Adat dari Sumatera!

Yuk, Mengenal Keanekaragaman Budaya Lewat 10 Pakaian Adat dari Sumatera!

Sumber gambar pixabay.com

Budaya Indonesia memang ada banyak sekali dan setiap kebudayaan wajib kita lestarikan. Salah satu budayanya adalah pakaian adat. Lewat pakaian adat ini kita bisa menunjukkan betapa beragamnya Indonesia. Setiap daerah memiliki pakaian adatnya sendiri yang menakjubkan. Yuk, coba mengenal pakaian adat dari Sumatera!

Pakaian Adat Adalah Simbol Keberagaman Indonesia

Sumber gambar finance.detik.com

Pakaian adat merupakan salah satu simbol bahwa negara Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam. Pakaian adat di setiap daerah dan provinsi menunjukkan betapa kayanya negara kita dengan budaya yang menakjubkan. Setiap pakaian adat merepresentasikan dari mana kita berasal serta bagaimana karakter dan kultur daerah tersebut.

Pakaian adat bukan sekadar pakaian untuk menutupi tubuh saja. Pakaian adat mengandung makna simbolis yang mendalam sesuai dengan daerah asalnya. Umumnya pakaian adat digunakan dalam acara-acara tertentu seperti upacara adat, festival, hingga aneka acara resmi dimana pakaian adat ditunjukkan sebagai ciri khas dari masing-masing daerah.

Sebagai warna negara Indonesia, tentu kita wajib mencintai pakaian adat dan juga bangga memakainya. Dengan memakai pakaian adat, maka batas kaya dan miskin, tinggi rendah, hingga oposisi dan koalisi jadi hilang. Kita jadi setara saat memakai pakaian adat.

Maka dari itu, saat ada kesempatan memakai pakaian adat, jangan sampai kita merasa malu memakainya. Justru kita harus tunjukkan pada dunia betapa kayanya keberagaman budaya pakaian adat kita. Memakai baju adat juga bisa jadi teladan berharga untuk generasi sekarang. Ini supaya generasi saat ini mensyukuri, mengenal, dan turut melestarikan ragam budaya bangsa.

Pakaian Adat Sumatera Dikenal akan Keunikannya

Ragamnya Banyak

Sumber gambar rimbakita.com

Salah satu pulau di Indonesia yang kaya ragam budaya adalah Sumatera. Bicara soal keragaman budaya di Sumatera tentu tidak lepas dari pakaian adatnya. Setiap provinsi di Sumatera memiliki ragam baju adat yang berbeda, baik baju adat untuk pernikahan hingga baju adat untuk acara tertentu.

Ciri khas pakaian adat setiap provinsi di Sumatera juga berbeda bergantung dari suku-sukunya. Semisal saja suku Samosir dan Toba yang dulunya digabung dan sekarang dipisah. Meski pakaian adatnya mirip, namun setiap suku tetap memiliki pakaian adat yang berbeda penamaan, warna, dan desainnya. Inilah yang membuat Sumatera begitu unik dari segi baju adatnya.

Kain Ulos yang Penuh Makna

Sumber gambar travel.tempo.co

Sumatera dikenal akan kain ulosnya. Kain tradisional yang satu ini digunakan pada hampir seluruh pakaian adat asal Sumatera, utamanya suku Batak di Sumatera Utara. Ulos biasanya haya dikenakan dalam bentuk selendang atau sarung kala ada acara-acara adat.

Karena keunikannya, kain ulos mulai banyak dilirik para desainer dan produsen fashion. Ini membuat kain ulos banyak dikreasikan menjadi tas, dompet, sarung, tempat dompet, dan lain sebagainya. Produk fashion dari kain ulos pun banyak diburu karena unik dan juga menarik.

Kain ulos sendiri merupakan kain yang penuh makna. Menurut suku Batak, kain ulos termasuk salah satu sumber kehangatan selain matahari dan api. Suku Batak yang kebanyakan tinggal di bukit yang dingin banyak memanfaatkan ulos untuk menghangatkan tubuh mereka.

Kain ulos memiliki ciri motif garis-garis, bintang-bintang, hingga menggambarkan burung yang tersusun rapi. Hal ini adalah simbol sistem sosial masyarakat Batak.

Setiap ulos juga memiliki makna mendalam. Pemberi ulos dan penerima ulos juga berbagi makna dari ulos tersebut. Misalnya saja ulos Ragidup yang kerap disebut sebagai jenis ulos paling tinggi derajatnya. Ulos jenis ini kerap diartikan melambangkan kehidupan dan doa restu untuk kebahagiaan dalam hidup.

Bentuk Penutup Kepala yang Unik

Sumber gambar perpustakaan.id

Pakaian adat dari Sumatera memiliki bentuk penutup kepala yang unik. Setiap pakaian adat dari Sumatera hadir dengan bentuk penutup kepala yang berbeda satu suku dengan suku lainnya. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa keragaman bukan hanya dari segi bajunya saja namun juga dari penutup kepalanya. Hal ini membuat pakaian adat dari Sumatera memiliki daya tarik tersendiri serta elegan dipandang. Ada yang penutup kepalanya mitip segitiga meruncing, hingga ada yang model penutup kepalanya seperti atap rumah gadang atau tanduk kerbau.

Ini Dia Aneka Pakaian Adat dari Sumatera yang Wajib Kamu Tahu

Pakaian Adat Suku Angkola

Sumber gambar rimbakita.com

Suku Angkola merupakan salah satu sub suku Batak dari Tapanuli Selatan. Nama Angkola berasal dari nama salah satu sungai yang ada di sana. Pakaian adat dari Angkola terbilang unik. Ciri khas utamanya tentu saja memakai kain ulos yang membuat pakaian tampak keren dan elegan.

Pakaian adatnya berupa setelan dengan dominasi warna hitam. Pakaian adat ini dihias dengan aksesori berwarna keemasan sehingga terkesan mewah dan berkelas. Untuk wanita, pakaian adatnya didominasi warna merah yang begitu terlihat mencolok dan menarik dilihat.

Aksesorinya juga beragam, ada kain yang diselempangkan, ada pula mahkota untuk menunjukkan betapa luhur dan agungnya suku tersebut. Ada juga aksesori senjata untuk membuat tampilan makin istimewa.

Pakaian Adat Suku Batak Simalungun

Sumber gambar tambahpinter.com

Selanjutnya ada pakaian adat dari Suku Batak Simalungun dari Sumatera Utara. Pakaiannya sesuai dengan lokasi tempat mereka tinggal. Pakaiannya tetap memakai kain ulos sebagai kain utama pembuatan pakaian adat. Namun, uniknya adalah kain ulos dari Simalungun dibuat dari kain hiou. Kain tersebut memiliki aneka ragam corak dan warna. Meski demikian, warna yang paling sering digunakan adalah warna gelap agar terkesan gagah dan mencerminkan peradaban suku Batak Simalungun yang memiliki nilai estetika tinggi.

Pakaian Adat Suku Batak Karo

Sumber gambar guratgarut.com

Berikutnya, ada pakaian adat suku Batak Karo yang tinggalnya di Kabupaten Karo, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kabupaten Aceh Timur, dan Kabupaten Deli Serdang. Pakaian adatnya didominasi warna hitam dan juga merah. Untuk bahan dasarnya, mereka tidak memakai kain ulos melainkan memakain kain uis. Ini merupakan kain tenun asal Kabupaten Karo Sumatera Utara.

Pakaian adat prianya terdiri dari dalaman mirip jas dan terlihat seolah memakai dasi. Untuk luarannya dililit dengan kain Uis. Ada juga penutup kepala yang menjuntai hingga tas yang menunjukkan budi luhur mereka.

Pakaian adat wanita didominasi warna merah. Ada penutup kepala agar besar dengan kesan yang anggun yang melengkapi pakaiannya.

Pakaian Adat Suku Nias - Baru Oholu dan Oroba Si Oli

Sumber gambar rimbakita.com

Selanjutnya ada pakaian adat dari suku Nias yang cukup unik. Suku yang satu ini dikenal akan tari Perangnya. Maka jangan heran jika ada banyak warna cerah yang mendominasi pakaian adatnya. Warna seperti kuning, merah, emas, hitam, dan putih banyak digunakan.

Para pria memakai pakaian adat bernama Baru Oholu dengan atasan yang disebut Baru yang terbuat dari kulit kayu. Bentuk atasannya mirip rompi tanpa kancing dengan warna hitam atau cokelat. Ada aksesori kalung kekuningan yang membuat pakaian adatnya makin menarik.

Untuk para wanita ada pakaian bernama Oroba Si Oli. Pakaian yang satu ini berbahan kulit kayu atau blacu hitam. Aksesorinya terdiri dari gelang aja kola dan anting logam saro delinga.

Pakaian Adat Sumatera Selatan -Aesan Gede dan Aesan Paksangko

Sumber gambar natgeotimes.com

Provinsi Sumatera Selatan memiliki pakaian adat Aesan Gede yang bermakna pakaian kebesaran. Ini merupakan pakaian adat peninggalan kerajaan Sriwijaya. Pakaian ini menampilkan keagungan, kemewahan, dan keanggunan. Dengan dominasi warna merah dan sulaman benang emas, pakaianya berasal dari tenunan kain songket berunsur gemerlap dan keemasan. Pakaian adat Aesan Gede terpengaruh dari budaya liar karena pelabuha besar Palembang merupakan tempat singgahnya para pedagang dari luar termasuk Jawa, Cina, dan Arab.


Untuk Aesan Gede biasanya dikenakan para wanita. Pakaian ini memiliki banyak aksesori mulai dari mahkota, kelapo standan, bungo cempako, dan kembang goyang.

Lalu untuk pria ada Aesan Paksangko. Ini merupakan gaya busana yang terdiri dari songket lepus sulam emas, selempang songket, dan jubah dengan motif taburan bunga emas. Aesan Gede maupun Aesan Paksangko hanya digunakan saat upacara pernikahan.

Pakaian Adat Suku Minangkabau - Limpapeh Rumah nan Gadang

Sumber gambar www.cleanipedia.com

Untuk pakaian adat suku Minangkabau namanya adalah Limpapeh Rumah nan Gadang. Pakaian yang satu ini menunjukkan kebesaran dan kepandaian perempuan suku Minangkabau dalam mengatur rumah tangga. Limpapeh berarti tiang tengah bangunan yang menjadi pusat kekuatan dari tiang-tiang lainnya. Dalam adat Minangkabau yang menganut kekerabatan matrilineal maka kaum perempuan didudukkan oleh adat sebagai tiang utama ddalam melestarikan nilai-nilai adat.

Pakaian adat Limpapeh Rumah nan Gadang hanya digunakan pada acara resmi seperti pernikahan, pengukuhan penghulu, upacara adat dan lain sebagainya. Uniknya, Limpapeh Rumah nan Gadang di setiap daerah di tanah Minang memiliki perbedaan dari bahan pakaian, corak, dan motif hiasan. Kendati demikian, maknanya tetap sama.

Selanjutnya, ada Tingkuluak yang merupakan penutup kepala berbentuk runcing mirip bentuk atap rumah Minangkabau. Ada juga Suntiang yang merupakan mahkota untuk dipakai wanita.

Pakaian Adat Bangka Belitung

Sumber gambar perpustakaan.id

Selanjutnya ada pakaian adat Bangka Belitung yang wajib dilirik. Pakaian adatnya terpengaruh dari kebudayaan Arab dan juga Tionghoa. Ini karena ada banyak saudagar Arab yang berdagang di kawasan Bangka Belitung. Selanjutnya para saudagar banyak yang menikah dengan wanita keturunan Tionghoa. Pada akhirnya perpaduam budaya Arab dan Tionghoa tersebut menghasilkan pakaian adat yang indah dan menarik.

Nama pakaiannya disebut sebagai Baju Seting dan juga Kain Cual. Baju seting adalah baju kurung yang memiliki warna merah. Baju ini terbuat dari kain beludru atau kain sutera. Baju ini umumnya dipadupadankan dengan bawahan berupa kain cual.

Kain cual juga kerap disebut dengan Limar Muntok. Ini adalah jenis kain asli Bangka Belitung yang pembuatannya dibuat dengan metode tradisional tenun ikat. Kain cual memiliki dua macam variasi yakni motif corak penuh yang biasa disebut Motif Penganten Bekecak dan motif ruang kosong yang biasa disebut Motif Jande Bekecak.

Pakaian Adat Kepulauan Riau - Kebaya Labuh dan Teluk Belanga

Sumber gambar blogkulo.com

Untuk Kepulauan Riau, pakaian adat wanita disebut dengan Kebaya Labuh. Ini merupakan baju kurung khas wanita Melayu. Desain bajunya longgar pada bagian lengan, perut, dan dada. Panjang bajunya sejajar pangkal paha atau menjuntai menutupi bagian lutut. Bagian atasnya memiliki 3 kancing depan sehingga bagian bawahnya terbuka dan melebar. Kebaya yang satu ini banyak digunakan dalam upacara kebesaran Melayu, upacara pernikahan, dan aneka acara resmi lainnya.

Untuk bawahan kebaya Labuh biasanya memakai kain songket. Selain itu ada juga aksesori yang melengkapi seperti selendang, bros, dan ikat pinggang.

Para pria memakai Teluk Belanga sebagai pakaian adatya. Ini merupakan baju kurung dengan warna polos dengan atasan lengan panjang dan kancing depan. Bawahannya memakai celana panjang yang berwarna sama dengan bajunya. Ada juga aksesori berupa selendang songket yang melingkari pinggang sebatas lutut. Pakaian adat pria ini juga dilengkapi dengan penutup kepala yang disebut tanjak yang terbuat dari kain songket dan berbentuk segi empat.

Pakaian Adat Lampung - Pepadun

Sumber gambar id.pinterest.com

Berikutnya ada pakaian adat dari Lampung yang bernama Pepadun. Ini adalah nama bangku kayu yang dipakai dalam upacara adat Cakak Pepadun. Ini bukan sembarang bangku karena biasanya digunakan untuk simbol status sosial dari masyarakat Pepadun.

Ada dua jenis Pepadun, yakni untuk pria dan wanita. Pepadun pria didominasi warna putih dan keemasan. Atasannya berupa kemeja warna hitam atau putih dengan selendang berbentuk bujur sangkar pada bagian pundak hingga menutupi dada. Bawahannya memakai celana berwarna putih, sarung tumpal, dan sesapuran.

Untuk Pepadun wanita berupa baju yang didominasi oleh warna putih dan keemasan. Atasannya berupa baju tanpa lengan yang berhiaskan rumbai ringgit di bagian bawahnya. Lalu ada sulaman pada pakaian adat Pepadun wanita berbentuk bunga teratai. Selain itu, baju juga dilengkapi dengan kain rumbai ringgit terbuat dari kain tapis jung jarat.

Pakaian Adat Nanggroe Aceh Darussalam

Sumber gambar www.indozone.id

Nah, selanjutnya ada pakaian adat dari Nanggroe Aceh Darussalam. Pakaiannya bernama Ulee Balang. Pakaian ini hanya digunakan pada saat upacara pernikahan saja. prianya akan memakai atasan berlengan panjang. Bajunya terbuat dari bahan sutera dan disebut dengan Peukayan Linto Baro. Bagian bawahnya berupa kain tenun berwarna hitam yang dinamakan Sileuweu.

Para wanita memakai baju kurung yang dipadukan dengan celana cekak musang. Pakaian Ulee Balang sendiri mendapat pengaruh dari kebudayaan Melayu, Tiongkok, dan Arab.

From our editorial team

Pakaian Adat Sumatera Unik dari Ragam Aksesorinya

Pakaian adat kurang lengkap tanpa aksesori. Uniknya, setiap daerah di Indonesia juga memiliki aksesori tersendiri. Sama juga dengan Sumatera yang memiliki ragam dalam aksesorinya. Aksesori tersebut melengkapi pakaian adat yang sudah terlihat elegan. Aksesori dari Sumatera tersebut juga memiliki makna yang cukup mendalam. Satu warna saja memiliki makna yang dalam, contohnya aksesori warna kuning menyimbolkan kesejahteraan, aksesori warna hitam menyimbolkan kewaspadaan dan kebijaksanaan, dan seterusnya