Inilah 10 Kain Baju Adat Tradisional Indonesia Terindah Yang Kamu Perlu Tahu

Inilah 10 Kain Baju Adat Tradisional Indonesia Terindah Yang Kamu Perlu Tahu

Indonesia memang kaya dengan seni dan budaya. Dari mulai Sabang sampai Papua. Salah satunya adalah kain baju adat tradisional yang penuh dengan motif khas tiap daerah dan filosofi yang terkandung di dalamnya. Apa saja kain baju adat tradisional Indonesia yang indah-indah itu?

Baju Adat Tradisional Merupakan Simbol dan Keindahan Budaya

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya serta adat istiadat. Tak heran, jika kamu akan menjumpai banyak suku, bahasa daerah, lagu daerah, tarian, rumah adat, senjata, dan pakaian adat. Setiap pakaian adat mempunyai filosofi dan sejarah masing-masing. Baju adat juga merupakan simbol dan keindahan budaya dari daerah tersebut.

Cara Merawat Baju Adat Tradisional

Apakah kamu pernah memakai baju adat tradisional Indonesia? Dengan memakai baju adat tradisional, secara tidak langsung kamu telah memperlihatkan jati diri bangsa Indonesia dan menjaga dan merawatnya. Meskipun begitu, kamu juga perlu tahu cara merawat baju adat ini agar tetap awet dan tahan lama.

Tidak usah khawatir, karena merawat baju adat tradisional ini tidak terlalu mahal dan merepotkan. Berikut cara-cara merawat baju adat tradisional.

Cuci dengan Air Dingin atau Hangat Kuku dan Menggunakan Tangan

Hal pertama yang harus kamu ketahui adalah cuci baju adat tradisional dengan menggunakan air dingin atau hangat kuku. Karena suhu air hangat tidak akan mengakibatkan penyusutan pada pakaian. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan air dingin sehingga pakaian akan lebih awet dan nyaman ketika dipakai. Kain sifon, paris, wol, sutera, dan spandek adalah beberapa kain yang sebaiknya dicuci dengan air dingin.

Tambahan, sebaiknya cucilah pakaian dengan tangan. Beberapa kain dari baju adat biasanya rentan menjadi rusak ketika dicuci dengan menggunakan mesin cuci.

Kalau Hanya Kotor Ringan Jangan Dicuci, Cukup Dicelup-celup Saja

Untuk baju batik, ketika dicuci jangan dikucek dan diperas. Cukup angkat dan celupkan saja. Jika beberapa bagian terlihat kotor, seperti kerah, pakailah jari kamu untuk menggosokkannya secara lembut hingga kotorannya hilang. Bilas dengan cara merendam ke dalam air bersih selama 5 menit, lalu angkat dan celupkan. Ingat, hindari pemakaian softener.

Jika tingkat kotornya cukup berat, kamu bisa menyikat pada bagian yang kotor sebanyak 8-10 kali. Tapi ingat, berhati-hatilah jika menyikat, jangan terlalu keras karena bisa merusak baju.

Ketika kamu mengucek baju, celupkan terlebih dahulu ke dalam air sabun agar busa menempel. Setelah itu, peganglah salah satu sisinya dengan tangan kiri dan sisi lain dengan tangan kanan. Gesek-gesekkan pakaian sebanyak 3-5 kali, lalu bilaslah baju hingga sabun benar-benar hilang.

Kamu juga bisa menambahkan pewangi pakaian dengan terlebih dahulu menuangkan pewangi pada air bilasan sebelum memasukkan pakaian. Kemudian, peras dan pakaian siap dijemur dengan diangin-angin.

Simpan dan Gantung di Tempat Kering dan Tidak Lembap

Hal lain yang perlu kamu perhatikan dalam merawat baju adat adalah selalu menyimpannya di tempat kering dan tidak lembap. Hal ini dilakukan agar baju tidak berjamur, tidak mudah kusut, dan lapuk.

Agar tetap awet, sebelum menyimpannya di lemari, ada beberapa langkah yang dapat kamu lakukan. Di antaranya menggantung pakaian untuk menghindari kusut atau berkerut dan beri jarak antara pakaian yang digantung. Untuk pakaian dengan bahan yang lebih tipis, seperti nilon, katun, sutera, atau sifon juga sebaiknya digantung. Sedangkan pakaian berbahan tebal, misalnya jaket, sweater, atau cardigan, lebih aman jika dilipat.

Kain untuk Baju Adat Tradisional Indonesia yang Luar Biasa Indah

Selain baju adat tradisional, kamu juga perlu tahu kain-kain adat tradisional Indonesia yang dibuat dengan menggunakan alat-alat tradisional. Seperti kain sasirangan, ulos, sarung Bugis, lurik, songket Lombok, tapis, gringsing, tenun Dayak, besurek, dan songket Palembang. Kain-kain ini dikenal sebagai kekayaan budaya Indonesia yang sangat indah dan menarik banyak perhatian masyarakat. Tidak hanya lokal tapi juga mancanegara. Berikut beberapa jenis kain baju adat tradisional yang kami sajikan khusus untuk kamu.

Sasirangan

Sasirangan dikenal sebagai kain adat dari suku Banjar, Kalimantan Selatan. Kain ini mempunyai desain yang tersusun dari jahitan dan ikatan yang unik. Terdiri dari beberapa motif pilihan, seperti Kambang Raja, Iris Pudak, Kulit Kurikit, Bayam Raja, Ombak Sinapur Karang, Bintang Bahambur, Sari Gading, Naga Balimbur, Kulit Kayu, Jajumputan, Turun Dayang, Kambang Tampuk Manggis, Daun Jaruju, Kangkung Kaombakan, Sisik Tanggiling, dan Kambang Tanjung.

Masyarakat juga mempercayai bahwa kain Sasirangan ini mempunyai kekuatan magis untuk mengobati. Khususnya mengusir roh-roh jahat atau sebagai pelindung badan.

Di awal kemunculannya, kain Sasirangan dipakai sebagai ikat kepala (laung), sabuk dan tapih bumin (kain sarung) untuk lelaki, selendang, udat (kemben), dan kekamban (kerudung) untuk wanita. Namun, seiring perkembangannya, kain ini lalu dipakai sebagai pakaian adat oleh masyarakat biasa atau turunan bangsawan ketika mengikuti upacara adat.

Namun, kebiasaan ini perlahan-lahan membuat nilai-nilai sakral dari kain Sasirangan memudar. Bahkan kini lebih banyak digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Padahal, jika menelaah sejarahnya, kain Sasirangan bisa menjadi alat untuk mengetahui beraneka macam nilai yang ada di dalam masyarakat setempat. Seperti nilai budaya, keyakinan, dan ekonomi.

Kain Sasirangan tersedia di Bukalapak dengan harga berkisar Rp 70.000.

Ulos

Sumber gambar www.tobadetour.com

Selain Sasirangan, ada juga kain ulos (berarti: kain) yang berasal dari masyarakat Batak, Sumatera Utara. Ulos dibuat menggunakan alat tenun, serupa dengan pembuatan songket pada umumnya. Warna dominan dari ulos adalah hitam, merah, dan putih dengan hiasan tenunan dari benang emas atau perak.

Awalnya Ulos dipakai sebagai selendang atau sarung pada acara resmi atau upacara adat Batak. Namun, seiring perkembangan zaman, Ulos kini banyak dijumpai dalam bentuk produk souvenir, sarung bantal, tas, ikat pinggang, pakaian, alas meja, dasi, gorden, dan dompet. Biasanya, Ulos juga diberikan kepada ibu hamil dengan harapan anaknya bisa lahir dengan mudah dan sang ibu terhindar dari mara bahaya ketika proses persalinan.

Secara harfiah, ulos diartikan sebagai selimut yang menghangatkan tubuh serta dapat melindungi dari udara dingin. Leluhur suku Batak percaya bahwa manusia mempunyai tiga sumber panas, yakni matahari, api, dan ulos. Dari ketiga sumber tersebut, Ulos adalah yang paling nyaman.

Menurut sejarah, leluhur suku Batak mempunyai kebiasaan tinggal di dataran tinggi dan berladang di daerah pegunungan sehingga mereka harus bertahan dari udara dingin. Dari sinilah sejarah Ulos kemudian muncul. Ulos khas Batak kini tersedia dengan harga 45 ribu rupiah di Bukalapak.

Sarung Bugis

Beralih ke Sulawesi Selatan, Di sini terdapat kain tradisional yang dikenal dengan sebutan “Lipa” atau Sarung. Lipa merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Bugis-Makassar-Mandar-Toraja (BMMT) dengan corak kotak-kotak. Sarung ini biasanya dipakai untuk shalat, tidur, atau kerja. Terkadang, sarung ini juga dijadikan cendera mata atau kenang-kenangan.

Untuk sarung yang berasal dari suku Bugis, biasanya disebut Sarung Sutera Bugis. Proses pembuatannya menggunakan alat tenun. Kamu bisa melihatnya di Museum Balla Lompoa, yang dulu dikenal sebagai istana Raja-Raja Makassar.

Harga yang ditawarkan untuk sarung ini pun cukup beragam. Tergantung kualitas sutera dan cara membuatnya. Dulunya, sarung ini dipakai oleh wanita Bugis yang belum menikah sehingga sangat mudah mengenali wanita yang masih lajang atau sudah memiliki suami.

Saat ini, Bukalapak telah menyediakan pilihan Sarung Bugis dengan kisaran harga 850 ribu rupiah.

Lurik

Sumber gambar www.kerajinan.id

Kain adat tradisional Indonesia berikutnya adalah Lurik. Kain ini mempunyai motif garis-garis kecil dan berbahan dasar katun kasar. Seiring perkembangan zaman, Lurik diberi beberapa perpaduan warna dan digunakan sebagai bahan kemeja atau sebagai pemberi komponen estetika pada jas atau rompi. Selain itu, Lurik juga merupakan Wastra tradisional khas Indonesia yang dibuat dengan teknik menenun dari kapas pintal tangan dan menggunakan alat bernama Gedogan.

Lurik mempunyai bentuk yang sangat beragam, namun terkadang bisa dijumpai dalam bentuk segaris, misalnya pada acara tujuh bulan kehamilan. Kain ini dapat dipakai oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan usia. Biasanya kain ini dipakai untuk aktivitas sehari-hari atau upacara kekeratonan Jawa.

Kain Lurik juga bisa kamu dapatkan melalui Bukalapak. Tersedia beragam motif, seperti motif garis, gerimis, dan batik. Harga yang ditawarkan berkisar mulai dari 70 ribu rupiah hingga 120 ribu rupiah saja.

Songket Lombok

Sumber gambar travel.idntimes.com

Pulai Lombok dikenal dengan kerajinan kain tenunnya yang merupakan bagian dari kehidupan suku Sasak, penduduk asli Lombok. Di Lombok, dikenal dua jenis tenun, yaitu tenun ikat dari Lombok Timur dan tenun songket dari Lombok Barat dan Lombok Tengah.

Berbeda dengan tenun songket lainnya, songket Lombok tidak menggunakan benang emas atau perak tetapi benang katun warna-warni. Penggunaan hiasan juga lebih padat, penuh, dan tidak terdapat motif tumpal yang biasa ditemukan sebagai “kepala kain” pada songket-songket Melayu.

Kain songket Lombok masih kerap dipakai pada upacara-upacara adat, seperti acara peraq api atau puput pusar bayi, berkuris (mencukur rambut bayi), acara penyerahan kain tenun dari keluarga mempelai pria ke keluarga mempelai wanita (sorong serah aji krama), dan khitan (besunat). Sedangkan untuk keseharian, kain songket ini digunakan sebagai selimut, menggendong anak, beribadah, dan penutup jenazah.

Kain tenun songket Lombok ini bisa kamu temukan di Bukalapak dengan harga berkisar 750 ribu rupiah.

Tapis

Sumber gambar kupastuntas.co

Kain adat tradisional Tapis berasal dari Lampung. Kain Tapis juga sering dipakai untuk upacara-upacara adat, penyambutan tamu penting, upacara perkawinan, hingga upacara adat mengangkat saudara.

Kain Tapis mempunyai banyak motif flora maupun fauna, seperti gajah dan tumbuh-tumbuhan. Terdapat juga motif tertentu seperti pada kain tapis cucuk andak yang mengangkat kehidupan berumah tangga. Motif kain Tapis ini juga dipengaruhi oleh asal daerahnya, contohnya tapis peminggir yang dominan berbentuk flora, tapis pepadun yang cenderung kaku dan sederhana, tapis abung, dan tapis liwa.

Proses membuat kain Tapis ini terbilang sedikit rumit dan dilakukan secara manual selama berminggu-minggu. Tak heran, jika harganya pun menjadi mahal. Seiring perkembangan zaman, kain khas Lampung ini telah banyak dipakai dalam berbagai bentuk produk fashion. Meskipun telah menembus sekat budaya, namun tidak terlepas dari identitas khas Lampung.

Kain Tapis biasanya dipadukan dengan kebaya yang menyesuaikan dengan warna tapisnya. Di Bukalapak telah tersedia sarung Tapis yang dibanderol dengan harga berkisar 2,2 juta rupiah.

Gringsing

Sumber gambar archive.kaskus.co.id

Kain tenun Gringsing merupakan kain tradisional khas Bali. Kain ini dibuat dengan teknik dobel ikat/tenun ikat ganda serta pewarnaan alami yang berasal dari tumbuhan. Waktu pengerjaannya berkisar 2 hingga 5 tahun. Waktu pembuatan yang sedemikian lama membuat harga jualnya pun mahal.

Kain Gringsing merupakan salah satu peninggalan leluhur desa Tenganan. Desa ini memang cukup banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Tenun ikat ganda yang dipakai untuk membuat kain Gringsing sedikit lebih rumit dibandingkan tenun ikat tunggal biasa. Motif yang digunakan pun telah direncanakan sejak pembuatan warna pada benangnya.

Ada dua macam benang yang dikenal pada seni tenun ini, yaitu benang vertikal atau Lusi dan benang horizontal atau Pakan. Kedua benang ini mempunyai warna yang berbeda-beda dan harus ditenun menggunakan tangan sehingga terbentuk motif yang telah dirancang sebelumnya.

Kain Gringsing Tenganan Karangasem dibanderol dengan harga Rp 2,7 juta. Kamu bisa mendapatkannya melalui di situs baliayucraft.com.

Tenun Dayak

Sumber gambar terokaborneo.com

Kain tradisional Tenun Dayak biasanya dipakai oleh suku Dayak Iban, Kalimantan Barat. Salah satu yang paling populer, yaitu kain Kebat dan biasanya dipakai untuk acara-acara adat. Motif-motif yang dipakai adalah motif alam, contohnya bunga, tanaman berdaun indah, serta hewan-hewan langka yang bertubuh unik. Biasa juga digunakan pola asimetris pada kain ini.

Harga yang ditawarkan pun cukup bervariasi, tergantung dari kualitas kain hingga tingkat kerumitan motif. Selain kain Kebat, ada juga kain tenun Sidan. Kain ini mempunyai warna-warna yang terang dan cerah. Terdapat juga kain Sungket dengan motif garis-garis yang besar dan tegas. Kain tenun Dayak dibanderol dengan harga berkisar 400 ribu rupiah dan bisa kamu dapatkan di Bukalapak.

Besurek

Sumber gambar sportourism.id

Kain Besurek yakni kain yang bersurat atau disurati (ditulisi), khas dari Bengkulu. Kain ini muncul pada abad ke-16 ketika Islam datang ke tanah Bengkulu. Disebut Besurek karena motifnya bertuliskan kaligrafi Arab, dan motif bunga rafflesia arnoldi atau motif alam pesisir yang sangat akrab dengan masyarakat Bengkulu.

Jika kamu tertarik dengan kain Besurek, silahkan kunjungi Bukalapak dan dapatkan kainnya dengan harga berkisar Rp 40 ribu rupiah per meter.

Songket Palembang

Sumber gambar patainanews.com

Terakhir adalah Songket Palembang. Kata “Songket” ini berasal dari istilah “Sungkit” yakni dari bahasa Indonesia dan Melayu yang berarti mencungkil atau mengait. Cara pembuatan kain tenun ini memang mengaitkan dan menyelipkan benang emas.

Biasanya, kain ini dipakai untuk upacara-upacara adat. Kemunculannya berawal pada masa Kerajaan Sriwijaya di abad ke-7 hingga abad ke-13. Songket Palembang termasuk songket dengan kualitas terbaik di Indonesia. Pengerjaannya membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Beda dengan kain songket biasa yang hanya membutuhkan waktu 3 hari saja. Tak heran dalam pengerjaannya dibutuhkan kesabaran, keuletan, dan ketekunan.

Hal lain yang perlu kamu ketahui adalah kain songket ini merupakan pakaian kebesaran Kerajaan Sriwijaya yang terkenal dengan kemegahan dan keindahannya. Tak heran jika harganya pun relatif mahal dan menjadi barang koleksi para istri Presiden Indonesia. Jika kamu pun tertarik untuk membelinya, silahkan mengunjungi situs songketpalembang.id. Harga jualnya berkisar Rp 3 juta.


Nah, itulah beberapa kain baju adat tradisional Indonesia yang terkenal dengan keindahannya. Apabila kamu tertarik, pastikan untuk membeli salah satu jenis kain yang telah kami sajikan. Karena Indonesia itu Indah dan unik.

From our editorial team

Rawat dengan Baik agar Tahan Lama dan Selalu Nyaman Dipakai

Cara merawat kain baju tradisional memang tidak bisa sembarangan. Apalagi untuk kain yang terdapat benang emas yang ditenun selama berbulan-bulan. Merawat dengan baik kain baju tradisional bisa dibilang akan mewariskan sesuatu yang positif bagi anak cucu kita kelak. Sehingga mereka akan selalu teringat dengan budaya luhur yang dimiliki Indonesia.