15 Makanan yang Dilarang untuk Anak Kecil karena Mengganggu Kesehatan

15 Makanan yang Dilarang untuk Anak Kecil karena Mengganggu Kesehatan

Anak-anak memang perlu dikenalkan dengan berbagai macam makanan. Namun hal yang paling penting adalah mengenalkan makanan yang sehat dan bergizi. Jika dikenalkan dengan makanan yang tidak sehat atau salah mengonsumsinya, maka makanan tersebut akan berdampak negatif untuk anak. Berikut ini adalah sejumlah makanan yang sebaiknya diwaspadai jika dikonsumsi oleh anak.

Baca juga

Banyak Anak-anak Mengonsumsi Makanan Cepat Saji

Masyarakat urban saat ini selalu ingin yang serba praktis dan instan. Tak terkecuali, soal makanan. Keterbasan waktu untuk mengolah makanan sendiri, membuat banyak orang merasa senang dengan kemudahan makanan cepat saji atau makanan instan.

Padahal, sebaik dan semahal apa pun makanan instan tetap saja akan jauh lebih sehat mengonsumsi makanan alami seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang organik.

Anak-anak yang berada di perkotaan saat ini sudah sangat umum menyukai makanan cepat saji atau fast food. Mereka juga gemar mengonsumsi makanan instan seperti mi instan atau produk makanan kemasan yang berbahan pengawet kimia.

Sebaiknya, orang tua yang sudah menyadari pentingnya kesehatan mulai mengurangi kebiasaan gaya konsumsi makanan instan pada anak-anak. Berikut adalah 11 makanan yang dilarang untuk anak kecil dan sebaiknya dihindari:

Burger

Makanan asal ala barat ini menawarkan cita rasa antara daging sapi atau telur yang diapit dalam dua potong roti besar. Siapa yang tak “ngiler” bila ditawari menu menggiurkan ini, terlebih bisa ditambah berbagai jenis saus. Seperti saus tomat, saus mayonaise, saus keju dan sebagainya.

Sayangnya, burger sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi anak kecil. Selain potensi obesitas, daging yang kurang tepat dalam pengolahannya dapat terkontaminasi bakteri yang menyebabkan gangguan pencernaan. Dilaporkan pula bahwa burger mengandung penyedap kimia atau disodium inosinate yang mengganggu pertumbuhan si kecil.

Minuman Bersoda

Di sejumlah restoran cepat saji, selalu tersedia minuman segar bersoda dengan aneka rasa seperti stroberi, cola, jeruk, dan sebagainya. Tentu saja minuman segar bersoda ini sangat disukai anak-anak. Terutama yang tinggal di perkotaan.

Namun, dalam jangka panjang, minuman bersoda dapat menyebabkan kerusakan pada enamel gigi, karies, gigi berlubang, dan penyakit diabetes tipe 2. Hal ini karena kandungan minuman bersoda yang berkadar gula tinggi dapat mengganggu pertumbuhan tulang dan gigi serta mengurangi penyerapan kalsium pada anak.

Permen Celup

Sumber gambar www.momtastic.com

Anak kecil mana yang tak suka permen? Rasa manis dan bikin ketagihan membuat semua anak menyukai manisan berbagai rasa ini. Termasuk permen celup. Biasanya permen ini dikemas sedemikian rupa, agar anak-anak bisa mencelupkan ke dalam cairan cokelat lembut atau taburan butiran permen kecil warna-warni.

Namun agaknya, mulai sekarang si kecil dikurangi mengonsumsi permen celup. Zat pewarna dalam permen yang bisa menimbulkan reaksi alergi dan gangguan pencernaan menjadi alasan utama makanan ini sebaiknya dihindari.

Jelly Beans

Permen yang bertekstur kenyal seperti gel yang tebal ini disukai anak-anak karena bisa digigit dan dikunyah dengan sensasi rasa yang beraneka macam. Namun diketahui, di Amerika Serikat permen jelly beans telah menyebabkan sekitar 40 persen pemicu alergi pada anak-anak. Alergi yang muncul seperti kulit kemerahan, gatal, hingga diare.

Nugget Ayam

Kelembutan nugget ayam yang memiliki tekstur renyah dan garing di permukaan kulitnya, membuat makanan ini menjadi favorit bagi anak-anak. Tak jarang, anak-anak tertentu hanya mau menu itu-itu saja, misalnya nasi, nugget ayam, dan kecap. Orang tua yang masih awam mungkin langsung mengiyakan saja kebiasaan pola makan si kecil ini.

Padahal, konsumsi nugget yang terlalu sering bisa menyebabkan masalah kesehatan di masa mendatang. Hal ini dikarenakan produk nugget ayam olahan pabrik biasanya terbuat dari bahan sintetis, gula, tepung, jagung, dan bahan campuran lain.

Saus Tomat dan Saus Sambal Instan

Warna merah dan rasa saus yang asam manis, begitu nikmat dicocol untuk tahu goreng atau ayam goreng. Bahkan, saus tomat dan saus sambal adalah pelengkap hidangan wajib di meja makan setiap rumah orang Indonesia yang suka selera pedas.

Namun, perhatikan lagi komposisi bahan saus yang dipilih. Apakah benar-benar asli dari bahan alami tomat dan cabai. Karena di sejumlah pasar masih menyediakan saus tomat dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Hal ini bisa dilihat secara mata telanjang dari warna merah yang tampak tidak alami dan seperti pewarna kain.

Wah, daripada membahayakan kesehatan si kecil, lebih baik luangkan sedikit waktu Anda untuk mengolah makanan yang sehat di rumah.

Selai Kacang

Memberikan selai kacang untuk lapisan roti atau menu sarapan si kecil mungkin terlihat lezat dan manis. Tapi, selai kacang juga tinggi kalori sehingga bisa memicu obesitas. Selain itu selai kacang juga mengandung lemak trans yang bisa menyebabkan penyakit jantung. Jadi, berikan selai kacang kepada anak dalam jumlah sewajarnya dan tidak berlebihan.

Buah Anggur

Mengonsumsi buah anggur yang masam bisa membuat anak-anak mengalami gangguan sistem pencernaan dan sakit tenggorokan. Sebaiknya buah anggur dihaluskan untuk dijadikan smoothies atau pure untuk anak usia 5 tahun ke atas.

Keju

Keju untuk campuran menu sarapan seperti roti akan memberikan nutrisi tambahan bagi si kecil. Tapi, ingat bahwa produk keju merupakan bahan olahan dari fermentasi susu. Dalam beberapa kasus, mengonsumsi keju pada anak dapat menyebabkan diare karena bakteri dalam keju masih sulit dicerna oleh usus si kecil.

Gandum

Selain mengandung serat yang tinggi, gandum dipercaya mengandung gluten yang cukup tinggi. Hal ini akan mengakibatkan gangguan pencernaan pada anak-anak karena gluten yang sulit diserap oleh usus. Sebaiknya, anak balita sementara menghindari makanan berbahan dasar gandum.

Kerang

Makanan laut yang satu ini memang sangat lezat bila ditumis atau dimasak saus manis. Tetapi, untuk balita sebaiknya tidak diberikan. Kerang dapat memicu reaksi alergi pada anak yang menyebabkan kulit gatal atau kemerahan. Di sisi lain, kerang yang diambil dari lautan tertentu mengandung merkuri yang tinggi sehingga berbahaya bagi anak-anak. Dalam jangka panjang dapat memicu zat karsinogen atau penyebab kanker.

Stroberi

Memberikan stroberi dalam kadar yang tinggi akan mengganggu pencernaan anak karena rasanya yang masam. Hindari memberikan buah-buahan yang masam atau mengandung vitamin C yang terlalu tinggi hingga usia anak mencapai di atas 5 tahun.

Cokelat

Anak-anak pasti suka dengan cokelat. Baik dalam bentuk cokelat batang atau permen. Sayangnya, kandungan kafein di dalam cokelat yang terlalu tinggi bisa menyebabkan anak merasa kurang nyaman pada bagian pencernaan dan detak jantung. Selain itu, dalam jangka panjang, kadar gula dalam permen cokelat atau cokelat batangan dipercaya sebagai penyebab karies gigi atau gigi berlubang.

Kacang

Kacang almond atau kacang tanah merupakan sumber protein yang sangat baik. Namun dikhawatirkan mengonsumsi kacang pada anak bisa menyebabkan mereka tersedak hingga menyebabkan kematian. Daripada dikonsumsi secara utuh, kacang almond bisa diolah menjadi susu nabati yang tinggi nutrisi.

Putih Telur

Berhati-hatilah saat memberikan putih telur kepada anak-anak dengan alergi tertentu. Karena putih telur bisa memicu alergi atau zat alergen yang menyebabkan diare, sembelit, dan gangguan pencernaan lainnya. Selain itu, ada beberapa anak yang mengalami gejala kulit eksem atau mengelupas dan terasa gatal.

Infografik berikut ini bisa Anda cermati untuk menambah informasi. Bahkan, tips-tips lain bisa didapatkan pula di Instagram BP-Guide lho!

bpguide_id
instagram.com
From our editorial team

Lebih Teliti Memberikan Makanan untuk Anak

Anak-anak masih dalam pertumbuhan sehingga memerlukan makanan yang bergizi agar bisa tumbuh lebih sehat. Apalagi mereka juga belum bisa memilah makanan yang baik untuk kesehatannya. Inilah tugas Anda sebagai orang tua untuk memberikan makanan yang tepat untuknya. Yuk, lebih waspada memberikan makanan yang sehat untuk si kecil ya, Moms!