Baca juga
- 10 Merek Es Krim yang Lezat dan Paling Digemari di Indonesia
- Yuk, Coba Buat Es Krim di Rumah dengan 10+ Resep Es Krim Mudah dan Praktis!
- Kumpulan 10 Cara Membuat Bakso Berbagai Varian yang Lezat
- 10 Masakan Padang yang Paling Digemari dan Dijamin Bikin Nagih, Mau Tahu Resepnya?
- 15 Jajanan Pasar yang Bikin Anda Tidak Bisa Move On
Makanan eco friendly di Indonesia sangat mudah ditemukan. Ternyata, kita sering tidak sadar bahwa makanan ini dibungkus dengan daun yang mudah terurai tanah. Misalnya daun pisang, daun pepaya, daun kelapa, daun jati, daun bambu dan sebagainya. Makanan-makanannya pun juga lezat dan terjangkau. Apa saja makanan eco friendly tersebut? Berikut ini aneka makanan eco friendly yang bisa menjadi solusi menangani sampah plastik di bumi.
1. Bacang
Bacang atau bakcang adalah makanan tradisional khas Cina yang berbentuk segitiga atau limas segitiga. Bacang terbuat dari beras ketan dengan isian daging (ayam, babi, sapi, telur, dan tahu). Bacang dimasak dengan kecap dan dibungkus dengan daun bambu kemudian diikat. Berbeda dengan daun pisang yang bisa dilap dengan mudah dan langsung dipakai, daun bambu pada bacang harus dibersihkan dan direbus hingga agak layu. Gunanya agar bulu-bulu halus dan kotoran pada daun bambu dapat hilang. Sebagai makanan eco friendly, daun bambu pada bacang bisa didaur ulang menjadi bahan kompos loh!
2. Barongko
Makanan tradisional khas Bugis, Makassar, Sulawesi Selatan ini terbuat dari pisang. Bahan-bahannya terdiri dari campuran pisang, tepung, dan telur yang dibungkus dalam daun pisang. Barongko yang dikukus dalam daun pisang ini bermanfaat bagi tubuh. Pada dasarnya, pisang mengandung zat kalium yang dapat menetralkan kadar garam tubuh. Ditambah daun pisang, tentunya akan menambah aroma dan cita rasa tersendiri pada barongko. Sebagai makanan ecofriendly, barongko jelas lebih sehat dibanding makanan berpengawet yang dikemas dalam plastik. Apalagi, barongko memberi sensasi tersendiri jika dikonsumsi. Seperti ada tekstur lembut dan lumer di lidah, yang membuat tenggorokan terasa segar. Mantap!
3. Buntil
Makanan tradisional khas masyarakat Jawa ini memiliki isi berupa parutan kelapa, teri, dan aneka bumbu yang dibungkus daun pepaya. Semuanya direbus dalam santan. Setelah buntil matang, makanan ini bisa disantap bersama lauk makan atau dijadikan camilan. Buntil jelas menjadi makanan eco friendly karena memanfaatkan daun pepaya yang sering kita temukan di sekitar kita. Tidak perlu plastik atau sterofom bukan?
4. Garang Asem
Masakan eco friendly dan tradisional khas Jawa Tengah ini terkenal pedas yang menggelegar. Garang asem terdiri dari ayam yang diolah dalam kuah santan, kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dimasak sampai matang. Rasa dominan garang asem adalah asam, pedas, dan gurih, karena berasal dari paduan belimbing wuluh, cabai rawit, dan santan. Garang asem yang nikmat ini tidak akan bertahan lama rasanya tanpa dibungkus dengan daun pisang. Daun pisang cenderung mampu meresap bumbu, fleksibel ketika dikukus, namun tetap melindungi makanan dengan baik.
5. Gelas dari Ganggang Laut
Industri makanan dan minuman semakin berkembang, jelas dampaknya adalah peningkatan sampah gelas plastik. Tentunya, gelas plastik butuh ratusan tahun untuk terurai dalam tanah. Untuk mengurangi jumlah sampah gelas plastik, ditemukanlah edible plastic atau plastik yang mudah terurai dan bisa dimakan. Plastik tersebut dijadikan sebagai pembungkus makanan yang terbuat dari saripati umbi-umbian dan lemak hewan. Misalnya, gelas plastik berbahan ganggang laut yang diproduksi oleh Evoware di Jakarta, Indonesia.
Gelas dari ganggang laut ini berbentuk gelas pada umumnya dengan aneka warna. Gelas ini berbahan jelly agar mudah dimakan, tentunya mudah diterima masyarakat agar memahami edukasi eco friendly itu sendiri. Secara tidak langsung gelas ganggang laut bisa dijadikan makanan eco friendly juga loh!
6. Kue Nagasari
Kue nagasari biasanya dibungkus daun pisang, sehingga ketika disantap akan tercium aroma khas yang harum. Kue yang mudah ditemukan di pedagang kaki lima, toko kue, atau mal ini mudah sekali dibuat. Bahan-bahannya yakni potongan buah pisang, adonan tepung beras, sagu, dan santan. Semuanya berpadu hingga menciptakan rasa agak manis dan gurih, tetapi lembut digigit. Kue nagasari sangat terjangkau, meskipun begitu kue ini tetaplah makanan eco friendly karena daun pisang bisa didaur ulang atau mungkin dijadikan bahan kompos kamu di rumah.
7. Lemper
Camilan yang berisi padatan ketan atau nasi ini dibungkus daun pisang. Cincangan daging ayam, sapi, abon atau oncom pun dimasukkan sebagai isi agar menambah cita rasa. Lemper menjadi makanan eco friendly yang disukai hampir semua masyarakat di Indonesia. Daun pisanglah yang menambah aroma camilan favorit se-Indonesia ini. Ketika dikukus, seluruh bumbu meresap sampai ke daun pisang. Dibanding dengan lemper dengan bungkus plastik warna hijau daun, masih tidak ada apa-apanya deh.
8. Lepat Pisang
Kue berbahan dasar pisang, tepung beras, tepung maizena, tepung sagu, dan gula merah ini memanfaatkan daun pisang sebagai pembungkusnya. Saat dikukus, seluruh adonan menyatu dengan daun pisang, dan menimbulkan aroma khas. Tidak jarang, lepat pisang dianggap sebagai makanan eco friendly karena sebenarnya jarang sekali ditemukan yang berbungkus plastik. Kalau dibungkus plastik, maka plastik juga ikut lumer dalam adonan pisang bukan? Mikroplastik akan masuk ke dalam adonan pisang, tanpa disadari juga turut masuk ke dalam tubuh.
9. Makanan Berbahan Tumbuhan dan Jamur
Makanan berbahan tumbuhan dan jamur muncul sebagai tren makanan tahun 2019. Makanan berbahan nabati ini menjadi solusi alternatif bagi kamu yang ingin mengurangi konsumsi daging. Secara tidak langsung, mengonsumsi makanan berbahan ini juga membuatmu masuk dalam kategori vegetarian. Banyak pilihan tersedia, tidak hanya sekedar burger atau healthy bowls yang tampak ciamik di media sosial. Tetapi ada juga varian yang menyajikan masakan Padang berbahan tumbuhan dan jamur. Misalnya rendang nabati yang diolah dari tahu, kacang-kacangan, dan tempe. Kemudian dibentuk seolah-olah seperti rendang. Kreatif ya!
10. Pepes
Kita tentu kenal dengan pepes ikan peda, pepes tahu, pepes ayam, pepes teri, atau bahkan pepes jamur. Nah, aneka pepes ini mayoritas dibungkus dengan daun pisang setelah semua adonan dan bahan dicampur dengan sedemikian rupa. Daun pisang membuat olahan aneka pepes beraroma khas ketika dikukus sampai matang. Termasuk makanan eco friendly tidak ya?
11. Tempe
Secara tidak sadar, tempe termasuk makanan eco friendly karena memanfaatkan daun pisang dan daun jati sebagai pembungkusnya. Meski ada yang dibungkus plastik, namun bicara soal higienis, keamanan, dan daya tahan aroma jelas lebih terasa jika tempe dibungkus dengan bahan alami. Tempe yang disimpan di luar dalam jangka waktu lama, memiliki kemungkinan besar muncul jamur. Jika tempe dibungkus plastik dan terkena panas matahari, terbayang dong ya seperti apa reaksi senyawa kimia jamur dengan plastik?
Makanan eco friendly dapat membiasakan pola makan sehat
Itulah 11 aneka makanan eco friendly yang bisa menjadi solusi menangani sampah di bumi. Kamu tidak hanya berkontribusi untuk menjaga kelestarian bumi, tapi juga membiasakan pola makan yang lebih sehat. Tentunya hal ini juga berdampak pada kondisi kesehatan tubuh yang lebih baik. Yuk, selamatkan bumi dengan mengonsumsi makanan yang eco friendly. Selamat mencoba.