Sekilas Info Wisata Religi
Wisata religi atau lebih sering disebut ziarah merupakan kegiatan berkunjung ke tempat-tempat yang memiliki sisi religi. Biasanya, ziarah atau wisata religi diselenggarakan di tempat ibadah atau kawasan para tokoh yang berpengaruh dalam suatu agama.
Ziarah kubur juga termasuk dalam wisata religi. Biasanya kegiatan ini dilakukan karena tradisi dan pemahaman mengenai suatu ajaran agama. Mengunjungi kuburan orang-orang penting maupun tokoh agama tak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Anda perlu mengetahui tata cara melakukannya sehingga kegiatan ziarah tak akan menyebabkan dosa.
Fakta Menarik Wisata Religi
Wisata religi bisa membuat Anda lebih rileks dan terlepas dari kejenuhan serta stres. Mendekatkan diri dengan hal-hal yang berbau religi bisa membuat Anda kembali bersemangat dalam menjalani rutinitas atau aktivitas seperti biasanya. Tidak hanya itu saja, wisata religi bisa membantu Anda menghilangkan perasaan stres maupun ketidakharmonisan dengan keluarga dan para kerabat.
Biasanya tempat wisata religi memiliki keunikan dan panorama yang indah. Hal ini bisa membuat hati tenang dan lebih nyaman. Berikut ini merupakan fakta menarik dari wisata religi yang perlu Anda ketahui.
Sejarah Wisata Religi
Keberadaan wisata religi diawali oleh banyaknya keberagaman kepercayaan dan agama yang dianut oleh para penduduknya. Menjadi negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, wisata religi di negeri ini tak bisa lepas dari para tokoh wali dan ulama penyebar agama tersebut.
Dalam penyebaran agama, para wali dan ulama mencampurkan budaya lokal bahkan pengaruh budaya dari agama lain yang ada di suatu daerah supaya mudah diterima oleh masyarakat.
Setelah para wali dan tokoh agama tiada, para pengikut dan masyarakat mulai mengirim doa untuk mereka sebagai tanda terimakasih atas jasanya. Dari situlah wisata religi mulai populer di Indonesia.
Manfaat Wisata Religi
Wisata religi memiliki banyak manfaat. Tidak hanya kesenangan sementara, wisata religi bisa membuat Anda kembali disegarkan sisi spiritual dan jiwanya. Wisata religi juga bisa mengingatkan Anda akan akhirat. Sebagai manusia yang hidup sementara, Anda akan disadarkan untuk mulai memikirkan kehidupan sesudah ini di akhirat.
Oleh sebab itu Anda perlu melakukan wisata religi, tak hanya ke makam para tokoh agama dan para wali saja tetapi datangilah tempat-tempat, seperti museum dan masjid bersejarah.
11 Referensi Destinasi Wisata Religi
Masjid Istiqlal – Jakarta
Berlokasi di pusat ibukota Jakarta, Masjid Istiqlal memiliki luas sekitar 93.200 meter persegi. Mampu menampung jamaah hingga 200.000 orang, masjid ini dinobatkan sebagai masjid terbesar di wilayah Asia tenggara. Masjid Istiqlal menggunakan arsitektur bergaya modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer serta berhias ornamen geometrik dan baja anti karat.
Diprakarsai oleh presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, "Istiqlal" memiliki arti "merdeka" dalam bahasa Indonesia. Merupakan wujud rasa syukur atas kemerdekaan dari penjajahan, pembangunan masjid tersebut dimulai pada 24 Agustus 1961. Masjid Istiqlal didirikan di area bekas Taman Wilhelmina yang dahulu tak terawat, kotor, dan gelap.
Masjid Istiqlal memiliki menara-menara kokoh yang menjulang setinggi 6.666 cm yang merefleksikan jumlah ayat Al-Quran. Memiliki lima lantai, masjid ini dimahkotai oleh satu kubah besar berdiameter 45 m dan 12 tiang besar. T
ernyata masjid tersebut juga difungsikan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia. Dalam perayaan besar, Presiden Republik Indonesia selalu mengadakan kegiatan keagamaan di sini.
Masjid Agung Jawa Tengah – Semarang
Sedang berwisata ke Semarang? Tak ada salahnya mampir ke Masjid Agung Jawa Tengah. Terletak di Jalan Raya Gajah, Masjid Agung Jawa Tengah ini memiliki luas area sekitar 10 hektar. Diresmikan oleh mantan presiden Republik Indonesia, Soesilo Bambang Yudhoyono pada 14 November 2006, masjid tersebut memiliki koleksi Al-Quran dan beduk raksasa yang terletak di dalam area utama
Berjarak 16 menit dari Simpang Lima Semarang, Masjid Agung Jawa Tengah memiliki arsitektur yang sangat unik. Perpaduan antara Islam, Jawa, dan Romawi sangat kental begitu Anda masuk ke dalam masjid ini. Pilar-pilar masjidnya mencirikan koloseum yang dipadukan dengan kaligrafi khas Islam yang indah dan mempesona. Tak hanya itu saja, masjid tersebut juga memiliki payung raksasa dan menara Al Husna dengan tinggi 99 meter.
Selama berwisata religi di Masjid Agung Jawa Tengah, Anda bisa melihat keindahan Kota Semarang dari atas Menara Pandang. Tak hanya itu saja, Anda juga bisa menikmati museum dan restoran berputar saat berada di dalam area masjid tersebut.
Masjid Agung Jawa Tengah dilengkapi dengan penginapan berbagai kelas dan fasilitas yang lengkap. Beberapa fasilitas lain yang dimiliki oleh masjid tersebut adalah auditorium, ruang akad nikah, pemandu wisata, museum kebudayaan Islam, kafe muslim, kios-kios cendera mata, dan lain-lain.
Selain itu, Anda juga bisa mencoba berbagai macam sarana hiburan seperti, arena bermain anak-anak, air mancur, dan kereta kelinci yang dapat mengantarkan pengunjung berputar mengelilingi kompleks masjid ini.
Masjid Menara – Kudus
Merupakan peninggalan anggota Wali Songo, Masjid Menara Kudus terletak di daerah Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Jawa Tengah. Dibangun pada masa Sunan Kudus menyebarkan agama Islam di daerah Kudus, tahun 1549 Masehi atau 856 Hijriah, masjid tersebut masih sangat lestari dan menjadi landmark bagi kota Kudus.
Masjid Menara Kudus menggunakan batu Baitul Maqdis dari Palestina sebagai batu pertamanya. Memiliki 5 pintu di sebelah kanan dan 5 pintu lain di sebelah kiri, masjid tersebut ditopang dengan 8 tiang besar kayu jati dan 4 buah jendela. Pintu gerbangnya berbentuk seperti candi, sedangkan bangunannya dikelilingi oleh 32 piring-piring bergambar. Masjid tersebut memiliki menara berukuran 10x10 meter dengan ketinggian sekitar 18 meter.
Menurut sejarah, Masjid Menara Kudus dibangun melalui proses adaptasi ajaran Islam. Di masa itu, mayoritas masyarakat Kudus masih memeluk agama Hindu dan Budha sehingga masjid tersebut tak hanya dibuat untuk beribadah saja.
Masjid ini memiliki mitos, yaitu pejabat yang tak jujur bisa kehilangan jabatannya setelah melintas di lorong gapura Masjid saat mengenakan pakaian dinasnya.
Masjid Nurul Yakin (Masjid 1000 Pintu) – Tangerang
Dewasa ini Tangerang dikenal sebagai salah satu kota industri di Indonesia. Namun, Tangerang ternyata juga punya tempat wisata religi. Adalah Masjid Nurul Yakin atau Masjid Pintu Seribu, didirikan pada tahun 1978, masjid tersebut berlokasi di Kampung Bayur, Kelurahan Periuk Jaya, Tangerang.
Masjid Nurul Yakin didirikan oleh keturunan Arab bernama Syekh Al-Bakhir Mahdi yang meninggal tahun 2012. Digunakan sebagai tempat berziarah para pengunjungnya, Masjid Nurul Yakin memiliki bangunan unik dan berbeda dari masjid-masjid pada umumnya, yaitu jumlah pintunya yang banyak dan nyaris tak terhitung. Pintu-pintu tersebut berukuran cukup kecil sehingga Anda wajib hati-hati saat melintasinya.
Setelah melintas pintu-pintu, Anda akan dipandu menuju lorong masjid Masjid Nurul Yakin yang gelap. Di sinilah Anda akan diajak berdoa dalam keheningan dan kegelapan. Ruang ziarah ini menyerupai goa yang hening dan gelap sehingga Anda akan terbawa dalam suasana bawah kubur yang sempit, pengap, dan gelap.
Di tempat ini Anda diminta untuk mengingat akhirat dan dosa-dosa yang sudah Anda perbuat sebelumnya, hingga akhirnya Anda akan merasa lebih mensyukuri segala kehidupan yang dimiliki saat ini.
Masjid Cheng Ho – Surabaya
Diberi nama Cheng Ho, masjid yang satu ini merupakan bentuk penghormatan kepada laksamana beragama Islam asal Cina. Cheng Ho dahulu melakukan perjalanan ke kawasan Asia Tenggara untuk berdagang, menjalin persahabatan, dan menyebarkan agama Islam.
Masjid Muhammad Cheng Ho dibangun pada 15 Oktober 2001. Diprakarsai oleh para pengurus Pembina Imam Tauhid Islam, Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia, dan tokoh masyarakat Tiongoa di Surabaya, masjid ini selesai dibangun pada Oktober 2002.
Dibangun di atas tanah seluas 3070 meter persegi, Masjid Cheng Ho menggunakan arsitektur bergaya Arab, Jawa, dan Tiongkok. Bangunan masjid ini berukuran 11 x 9 meter yang diambil dari ukuran panjang Ka'bah pertama kali dan lebarnya dari jumlah Wali Songo. Masjid ini mampu menampung 200 jamaah di dalamnya. Cukup besar bukan?
Masjid Cheng Ho memiliki pintu masuk menyerupai pagoda segi delapan dengan relief naga dan patung singa dari lilin bertulis Lafaz Allah. Pagoda tersebut berarti keberuntungan atau 'fat' dalam kepercayaan Tionghoa. Terdapat lima buah anak tangga yang merepresentasikan Rukun Islam di bagian serambi.
Sedangkan di bagian dalamnya, terdapat enam buah anak tangga yang melambangkan Rukun Iman. Di sebelah kiri bangunan, Anda bisa menemukan beduk yang menandai waktu sholat tiba.
Pura Tanah Lot – Tabanan, Bali
Selain wisata religi bagi umat Muslim, ada juga rekomendasi tempat bagi yang beragama non-muslim. Pura Tanah Lot Bali merupakan objek wisata sekaligus tempat wisata religi yang sangat populer di Bali. Pura ini adalah salah satu Pura Dang Jahyangan atau Pura Kahyangan Jagat yang digunakan untuk memuja dewa penjaga laut. Terdapat gua kecil yang dihuni oleh ular laut kaya legenda di tempat ini.
Memiliki keindahan alam dan pesona yang sangat indah, Anda bisa menyaksikan sunset terbaik di Pura Tanah Lot Bali. Terletak di atas bongkahan batu, pura tersebut terlihat seperti di atas pulau terasing saat laut sedang pasang.
Untuk masuk ke dalam gua, Anda harus menunggu air laut surut. Anda juga tak bisa masuk sembarangan ke sana. Biasanya yang diperkenankan masuk hanya orang-orang yang bertujuan untuk berdoa dan beribadah saja.
Maha Vihara Mojopahit – Trowulan, Mojokerto
Berawal dari pencarian spiritual Bhante Viryanadi saat menjadi damanera tahun 1983, kini Maha Vihara Majapahit menjadi salah satu wisata religi bagi umat Budha yang ada di Mojokerto. Vihara ini dibangun pada tahun 1987 dengan Patung Buddha Gautama sepanjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4.5 meter. Patung ini tercatat dalam Rekor MURI dan mendapat penghargaan pada Desember 2001.
Meskipun menyandang predikat tempat ibadah, Maha Vihara Majapahit boleh dikunjungi oleh para wisatawan. Memiliki banyak ornamen Buddhis, tempat ini juga kerap didatangi oleh para bhikku yang bisa diajak berfoto. Tempat ini selalu ramai saat musim liburan tiba sehingga Anda bisa menemukan banyak pedagang dan para tukang parkir yang membantu mengatur tempat ini.
Untuk masuk ke Maha Vihara Majapahit, Anda bisa membayar tiket Rp 3.000 untuk orang dewasa dan Rp 2.000 untuk anak-anak. Keberadaan vihara ini mendapat perhatian khusus dari pengrus Buddhist Dhammavira Center (BDC) karena dirasa mampu memberi dampak positif bagi para warga di sekitarnya.
Gua Maria Laudres – Kediri
Bagi Anda yang beragama Katolik, Goa Maria Lourdes Poh Sarang adalah salah satu destinasi wisata religi yang menarik untuk dikunjungi. Terletak di Komplek Gereja Poh Sarang yang berarsitektur keraton Jawa dan Candi Majapahit, Anda bisa melihat tulisan dalam bahasa Jawa-Belanda di dalam gua yang berbunyi "Iboe Maria ingkang pinoerba tanpa dosa asal, moegi mangestonana kawoela ingkang ngoengsi ing Panjenenengan Dalem".
Gereja Poh Sarang ditetapkan sebagai warisan situs budaya, sedangkan Goa Maria Lourdes menjadi objek wisata religi di lereng kaki Gunung Wilis. Anda bisa melihat panorama yang indah dan menikmati hawa sejuk di sekitar gua. Kondisi jalannya menanjak membuat para pesepeda dari kota Kediri kerap terlihat melintas untuk berolahraga.
Pemandangan Goa Maria Lourdes Poh Sarang menjadi salah satu magnet tersendiri bagi para pengunjung. Tak hanya itu saja, di dalamnya juga terdapat berbagai patung, area jalan salib, serta makam para imam dan pemuka agama Katolik yang pernah berkarya di Poh Sarang.
Klenteng Kwan Sing Bio – Tuban
Terletak di tepi pantai utara, Tuban merupakan Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki kelenteng terbesar di Asia Tenggara. Klenteng Kwan Sing Bio adalah kelenteng bersimbol kepiting raksasa di pintu masuknya. Dibangun pada abad ke-18, kelenteng ini berlokasi di Jalan R.E. Martadinata, Tuban, Jawa Timur.
Saat pertama masuk, Anda akan melewati lorong-lorong bergambar Peta Negeri Tiongokok, Kabupaten Tuban, dan Candi Borobudur yang semuanya timbul. Memiliki luas 4 hektar, Klenteng Kwan Sing Bio menggunakan arsitektur khas Tiongkok
Meskipun tak dipungut biaya masuk, para pengunjung wajib mengisi buku kunjungan dan meninggalkan kartu identitas. Anda juga harus mematuhi aturan yang sudah ditetapkan di sana, yaitu tak boleh memasuki altar utama jika tak beribadah atau berdoa.
Klenteng Kwan Sing Bio menganut ajaran Tri Dharma, yaitu Konghucu, Budha, dan Tao. Arti dari nama Klenteng Kwan Sing Bio adalah memuja dan menghormati Dewa Kwan Kong. Sedangkan simbol kepiting yang ada di pintu masuk dipercaya dapat melindungi kelenteng dan para umatnya dari unsur-unsur kejahatan.
Gereja Blenduk – Semarang
Dibangun pada tahun 1763, Gereje Blenduk Semarang merupakan salah satu landmark di Kota Lama. Memiliki bentuk gedung bergaya Neo-Klasik, gereja ini berlokasi di Jalan Suprapto No. 32, Kota Lama, Semarang. Masih digunakan untuk beribadah di hari Minggu dan hari besar keagamaan, Gereja Blenduk memiliki nama asli Gereja GPIB Immanuel.
Bangunan Gereja Blenduk menyerupai bangunan setangkup dengan facade tunggal yang secara vertikal terbagi menjadi tiga bagian. Memiliki dua buah lantai, gereja ini menghadap ke arah selatan. Yang menjadi sasaran favorit para pengunjung untuk berfoto adalah kubah tembaga, bangku jemaat, dan pintu ganda panel kayu, serta bingkai jendela.
Terdapat dua jenis jendela di gereja ini, yaitu jendela berdaun krepyak berhias ornamen kayu senada, serta jendela bergaya gotik khas Romawi. Selan itu, Anda akan menemukan lampu gantung antik dan orgel baroque kalsik di dalamnya.
Di dekat bangunannya, Anda juga bisa menjumpai bangunan kuno seperti Gedung Marba atau Taman Sri Gunting. Tak perlu khawatir kelaparan, Anda juga bisa menikmati penganan yang dijajakan oleh para pedagang ada di sekitarnya.
Vihara Maitreya – Medan
Beralih ke Medan, Anda bisa berkunjung ke Maha Vihara Maitreya, salah satu vihara terbesar di Indonesia. Meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam, Medan ternyata memiliki penduduk etnis Tionghoa yang cukup besar.
Kental dengan ajaran Buddha Maitreya yang mengajarkan cinta kasih semesta, vihara ini dibangun sebagai tempat peribadatan bagi umat Budha di Medan dan Sumatera Utara. Terletak di Kompleks Perumahan Cemara Asri, Jalan Boulevard Utara, Kota Medan, vihara tersebut dibangun pada tahun 1991 dan diresmikan pada 21 Agustus 2008.
Berdiri di atas lahan seluas 4.5 hektar, Maha Vihara Maitreya memiliki interior yang sederhana. Meskipun demikian, Anda akan menemukan suasana yang tenang dan sunyi saat berada di dalamnya. Hal ini sangat berguna bagi Anda yang datang untuk beribadah dan berdoa.
Maha Vihara Maitreya memiliki tiga gedung utama. Gedung pertama merupakan tempat pemujaan Buddha Sakyamuni, Bodhisatva Avolokitesvara dan Bodhisatva Satyakalama yang bisa menampung 1.500 orang. Gedung kedua merupakan area Bakrisala Maitreya dan aula serbaguna yang mampu menampung 2.500 orang. Gedung ketiga merupakan balai pertemuan dengan kapasitas tampung 2.000 orang.
Saat masuk ke Maha Vihara Maitreya, Anda akan menjumpai berbagai patung naga dan relief hewan mitos pada dinding vihara. Di sebelah kanannya, Anda akan melihat teko melayang yang berfungsi sebagai air mancur.
Wisata Religi Menumbuhkan Rasa Iman
Mengunjungi tempat-tempat religi membawa perasaan tenang dan damai, apalagi jika yang dikunjungi adalah tempat-tempat ibadah sehingga Anda bisa menyempatkan diri untuk berdoa dan lebih dekat dengan Tuhan. Inilah mengapa mengunjungi tempat religi dapat menumbuhkan rasa keimanan yang lebih kuat.