Brunei, Negara Kecil Namun Super Kaya
Siapa yang tidak kenal dengan Brunei Darussalam? Salah satu negara di Asia Tenggara ini terletak di Pulau Borneo dan menempati wilayah seluas 5.765 km persegi. Brunei terkenal dengan kekayaan minyak bumi dan gas alam sehingga menjadi salah satu negara kaya di dunia.
Meskipun wilayahnya kecil, namun Brunei memiliki beberapa tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, mulai dari Museum Brunei, Taman Nasional Ulu Temburong, hingga Masjid James 'Asr Hassanil Bolkiah. Selain itu, ada pula oleh-oleh khas yang tak boleh ketinggalan untuk dibawa pulang. Kali ini, BP-Guide akan merekomendasikan oleh-oleh khas Brunei serta tempat-tempat untuk membelinya. Simak artikelnya, ya!
Tempat Membeli Oleh-oleh di Brunei
Yayasan Sultan Haji Hasanal Bolkiah Complex
Yayasan Sultan Hassanal Bolkiah Complex bertempat di Bandar Seri Begawan, tepatnya di Jalan Pretty. Jika dilihat dari bentuk bangunannya, tidak tampak seperti pusat perbelanjaan. Di sini terdapat toserba, rumah makan, dan juga toko-toko yang menjual suvenir khas Brunei. Jika ingin ke sana datanglah antara pukul 10 pagi sampai dengan 10 malam. Pada hari Jumat mulai buka pukul 11.30 sampai dengan 2 siang.
The Mall
The Mall merupakan pusat perbelanjaan yang berada di wilayah Gadong. Tempat ini merupakan tempat perbelanjaan terbesar di Brunei. Anda pun bisa makan di beberapa restoran dan menonton film di bioskop yang ada di The Mall. Jika ingin membeli oleh-oleh juga bisa. Anda bisa membeli kaos, kain songket, atau pernik-pernik kecil di tempat ini.
Pasar Tamu Kianggeh
Jika Anda ingin membeli oleh-oleh berupa makanan, Anda bisa langsung menuju Pasar Tamu Kianggeh. Di sana, Anda akan mendapati beragam camilan tradisional serta oleh-oleh khas Brunei lainnya dengan harga terjangkau. Ada komoditas hasil bumi yang dijual oleh masyarakat pedalaman Brunei. Pasar Tamu Kianggeh ramai hanya pada hari libur, yakni Jumat dan Minggu pagi.
Rekomendasi Oleh-oleh Khas Brunei yang Bisa Dijadikan Pilihan
Pernik-pernik Khas Brunei
Pernik-pernik khas Brunei merupakan pilihan tepat untuk dijadikan oleh-oleh ketika berwisata ke negara terkaya kelima di dunia ini. Pernik-pernik yang tersedia sangat beraneka ragam, seperti gantungan kunci, lencana, topi, dan sebagainya.
Oleh-oleh Brunei ini bisa Anda dapatkan di The Mall atau Yayasan Sultan Haji Hasanal Bolkiah Complex. Gantungan kunci dibanderol dengan harga BND 3 atau sekitar Rp 30.000, topi BND 10 atau Rp 100.000, dan kartu pos BND 1 atau Rp 10.000.
Kaos Khas Brunei
Kaos khas Brunei bisa juga lo, dijadikan oleh-oleh sepulang dari sana. Namun, kaos memiliki harga lebih tinggi daripada pernik-pernik. Jangan lupa sesuaikan dengan dompet Anda, ya. Kaos ini bisa didapatkan di pasar-pasar atau tempat wisata di Brunei. Per kaos biasanya dibanderol dengan harga BND 15 atau sekitar Rp 150.000.
Kain Jong Sarat
Jong Sarat merupakan kain tenun khas Brunei yang menggunakan bahan katun atau sutra berkualitas tinggi yang ditenun dengan benang emas dan perak. Kain ini seringkali dipakai di acara-acara khusus seperti pernikahan. Jika kain tenun yang indah ini ingin dijadikan oleh-oleh, kunjungi saja Arts and Handicraft Training Center di Kota Batu atau Bandara Brunei International.
Wajid
Wajid merupakan salah satu makanan tradisional daerah Temburong. Makanan ini juga dikenal di Indonesia sebagai wajik. Awalnya, makanan ini dibawa oleh orang Jawa sebagai oleh-oleh ke Brunei. Makanan tersebut akhirnya berkembang dan menjadi salah satu makanan tradisional. Wajid terbuat dari beras ketan, namun teksturnya tidak terlalu kenyal. Oleh-oleh khas Brunei ini bisa dibeli seharga USD 1 atau sekitar Rp 13.000 untuk 5 buah kue.
Kue Sapit
Kue sapit merupakan oleh-oleh khas Brunei yang terbuat dari tepung gandum, tepung beras, kelapa, telur, gula, dan garam, yang dicetak segitiga. Kue ini mirip seperti kue semprong di Indonesia. Di Brunei, kue ini dipercaya merupakan pengaruh dari Belanda, sehingga biasa disebut dengan kue Belanda. Anda bisa mendapatkan oleh-oleh Brunei ini dengan harga USD 1 atau Rp 13.000 per 10 buah.
Kue Cincin
Kue tradisional Melayu Brunei ini terbuat dari gula nipah/apong, tepung beras, minyak, air, dan gula merah. Adonan tersebut dicetak seperti cincin sebelum dicelup ke dalam adonan tepung beras dan digoreng. Cara pembuatan oleh-oleh Brunei yang satu ini begitu mirip dengan kue kembang goyang yang ada di Indonesia.
Biasanya, kue cincin disajikan saat hari raya dan pesta perkawinan. Pasar Tamu Kianggeh merupakan salah tempat yang banyak menjual kue ini. Per 10 buah kue cincin dibanderol dengan harga USD 1 atau sekitar Rp 13.000.
Kue Selurut
Kue selurut terbuat dari adonan tepung beras, gula merah, santan, dan dibungkus janur. Biasanya terdiri dua warna, yakni warna hijau dan kuning. Selurut memiliki nama-nama lain seperti jelurut, celorot, atau cerorot. Kue yang biasanya disajikan sebagai makanan pembuka atau penutup ini dijual seharga USD 1 atau sekitar Rp 13.000 untuk 10 buah kue. Anda bisa membelinya di Pasar Gadong.
Perhatikan Alat Transportasi yang Tersedia di Brunei Saat Mencari Oleh-oleh
Untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di Brunei, Anda perlu memperhatikan jenis-jenis alat transportasi yang tersedia di sini. Berkeliling Brunei bisa dilakukan dengan naik bus dengan harga yang cukup terjangkau. Jika ingin naik taksi, sebaiknya pesan terlebih dahulu karena jumlah taksi di negara ini sangat terbatas dan tarifnya pun cukup mahal. Jika ingin lebih nyaman, Anda juga bisa menyewa mobil di sini. Dengan begitu kunjungan Anda bisa dilakukan hingga menjangkau ke luar kota.