- Jangan Sampai Kucingmu Stres! Inilah 9 Mainan Kucing yang Bisa Kamu Gunakan untuk Menghindari Kucing dari Stres
- 10 Peralatan Mancing dan Rekomendasinya yang Harus Kamu Miliki agar Aktivitas Memancing Semakin Asyik!
- Butuh Referensi Bacaan? Cek 10 Rekomendasi Buku Nonfiksi Indonesia yang Wajib Anda Miliki (2023)
- 10 Rekomendasi Film Drama Jepang yang Bakal Bikin Kamu Baper dan Banjir Air Mata
- Pilih Motor Sesuai Kepribadian Anda, Inilah 15 Rekomendasi Motor Terbaik di 2023
Mengenal Olahraga Wall Climbing
Wall climbing dan rock climbing merupakan dua jenis olahraga yang berbeda, namun, masih banyak orang yang salah mengartikannya. Berbeda dengan rock climbing yang notabene-nya dilakukan langsung di tebing alami. Wall climbing bisa dibilang sebagai versi lite dari rock climbing. Wall climbing biasanya dilakukan di dalam ruangan dengan dinding buatan.
Konsep dinding buatan ini pertama kali diperkenalkan di Inggris dan dibuat pertama kali pada tahun 1946. Wall climbing menjadi solusi bagi para pecinta olahraga outdoor yang ingin merasakan aktivitas memanjat tebing alami namun tak cukup waktu untuk pergi ke lokasi aslinya. Menariknya, karena menggunakan dinding buatan, setiap obstacle dan pijakan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pemanjat.
Sampai saat ini, olahraga wall climbing menjadi cabang olahraga ekstrem yang terpisah dengan rock climbing. Jika dibandingkan dari segi keselamatan dan keamanan, wall climbing relatif lebih aman. Biasanya, arena wall climbing menggunakan matras empuk di bagian lantainya, sehingga bisa meredam tubuh jika terjatuh. Selain itu, arena indoor juga cenderung lebih stabil dan aman. Berbeda dengan rock climbing yang memiliki tingkat risiko yang tak terduga karena faktor alam.
Persiapan Sebelum Wall Climbing
Persiapan Fisik
Wall climbing termasuk dalam jenis olahraga ekstrem yang banyak mengandalkan kekuatan tangan, kaki, dan otot anggota gerak lainnya. Pasalnya, tangan dan kaki perlu memiliki kekuatan yang baik agar dapat menahan badan dengan stabil. Beban tubuh Anda sepenuhnya akan disalurkan kepada kaki dan tangan untuk mencari pijakan. Oleh karena itu, persiapan fisik merupakan hal fundamental yang perlu dilakukan. Jika Anda sudah cukup lama tidak berolahraga, disarankan untuk melakukan olahraga rutin sebelum mencoba wall climbing. Anda bisa fokus melakukan pemanasan, peregangan, jogging, dan melatih kekuatan lengan.
Persiapan Mental
Olahraga wall climbing memang terlihat menantang sekaligus menyenangkan, sehingga banyak orang ingin mencoba olahraga ini. Namun, perlu diingat bahwa wall climbing berhubungan dengan ketinggian. Bagi mereka yang tak biasa mendaki gunung atau memiliki fobia terhadap ketinggian, mencicipi olahraga ini bisa membuat jantung Anda berdetak lebih kencang. Banyak orang menyerah mencoba wall climbing karena rasa takut ketika berada di ketinggian dinding dan bingung ingin turun atau meneruskan climbing. Oleh karena itu, persiapan mental amat penting untuk mengatasi rasa takut dan kecemasan.
Meningkatkan Kelenturan Tubuh
Olahraga wall climbing bukan hanya sekedar memanjat dinding sampai ke titik tertinggi. Ada berbagai obstacle yang perlu Anda hadapi. Terkadang, arena wall climbing sengaja dibuat bergelombang dan memiliki bentuk batu buatan yang berbeda agar bisa memberikan tantangan tersendiri. Akibatnya, Anda perlu jeli dan lincah dalam mengganti pijakan dan posisi tubuh. Artinya, tanpa kelenturan tubuh yang baik, Anda akan kesulitan mencapai puncak. Tubuh yang kurang lentur juga lebih berisiko cedera yang pada akhirnya dapat mengganggu kesenangan olahraga yang satu ini.
Manfaat Olahraga Wall Climbing
Melatih Kekuatan Otot
Ketika melakukan olahraga wall climbing, seluruh anggota gerak tubuh akan bekerja untuk menjaga keseimbangan tubuh selama memanjat. Tubuh kita akan banyak bertumpu pada otot lengan dan kaki agar tidak jatuh. Tak hanya itu, otot lutus, paha, pinggang, dan punggung kita juga akan didorong untuk mempertahankan kekuatannya agar posisi tubuh dapat tetap stabil meskipun melalui dinding yang bergelombang. Dengan begitu, secara keseluruhan wall climbing dapat melatih dan memperkuat otot dengan signifikan.
Melatih Koordinasi
Selain membutuhkan kekuatan otot, wall climbing juga membutuhkan koordinasi yang baik antar anggota gerak tubuh. Berbeda dengan aktivitas jogging atau renang yang mana koordinasi gerak tubuh bisa dilakukan dengan irama yang sama, pada wall climbing, gerakan tangan dan kaki bisa saja tak sama. Sebab, Anda perlu menyesuaikan dengan pijakan yang ada. Maka dari itu, untuk berpindah dari satu pijakan ke pijakan lainnya sama dibutuhkan koordinasi yang baik agar tubuh tetap seimbang.
Menyehatkan Jantung
Olahraga wall climbing serupa dengan latihan kardio. Olahraga ini dapat meningkatkan frekuensi detak jantung. Selama berada di ketinggian saja, notabene-nya detak jantung kita akan meningkat. Apalagi jika dilakukan sambil mencoba olahraga ini. Peningkatan detak jantung dapat menguatkan pembuluh darah dan menjaga kesehatan jantung. Apalagi olahraga wall climbing ini bisa dilakukan di dalam dan di luar ruangan, sehingga tak akan terganggu cuaca dan relatif lebih aman jika dibandingkan dengan rock climbing.
Membakar Kalori
Dalam sebuat studi, dibuktikan bahwa olaraga wall climbing dapat membakar energi setara dengan latihan naik turun tangga dan jogging. Wall climbing dapat membakar kalori setara dengan berlari selama 8-11 menit, bahkan meskipun dilakukan di dalam ruangan sekalipun. Hal ini tentu sangat bermanfaat untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh.
Baik untuk Mental
Wall climbing merupakan olahraga yang terbilang rumit dan melibatkan semua bagian tubuh. Tak hanya kekuatan fisik, namun juga ketahanan mental dan kemampuan dalam mengambil keputusan. Ketika berada di bawah, tentu sangat mudah bagi semua orang untuk membayangkan rute panjat yang akan dilalui. Namun, begitu sampai di atas, situasinya akan jauh lebih sulit. Anda perlu mengambil keputusan secepat mungkin untuk berganti pijakan. Pasalnya, terlalu lama berdiam di satu titik justru akan membuat kaki dan lengan terasa semakin berat.
Peralatan Olahraga Wall Climbing
Tali Karmantel Dhaulagiri
Alat wall climbing tak jauh berbeda dengan rock climbing. Pasalnya, wall climbing memang diadaptasi dari rock climbing. Alat wall climbing yang pertama adalah tali karmantel. Tali karmantel berfungsi untuk menopang tubuh ketika Anda mengalami slip dan terjatuh dari ketinggian. Tali karmantel akan dipasang di badan untuk menahan tubuh agar tidak jatuh bebas ke tanah. Tali karmantel sendiri memiliki tingkat kelenturan yang berbeda dan dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan. Anda dapat menggunakan Tali Karmantel Dhaulagiri yang mampu menahan beban hingga 500 kg dan memiliki panjang tali hingga 30 meter.
Kailas Pneuma Harness
Harness merupakan alat yang digunakan untuk menopang tubuh. Harness dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan bentuknya, yakni sit harness, chest harness, dan full body harness. Harness merupakan penopang tubuh yang dapat dikaitkan dengan carabiner dan tali karmantel untuk menjaga tubuh agar tidak jatuh bebas saat memanjat. Bisa dibilang, harness merupakan bagian terpenting dala peralatan climbing yang harus digunakan oleh semua pemanjat. Selain digunakan untuk wall climbing, harness juga bisa digunakan untuk bermain flying fox dan kegiatan ketinggian lainnya. Anda bisa menggunakan Kailas Harness Pneuma untuk menunjang kegiatan wall climbing dengan aman dan lancar.
Svarka Lightweight Carabiner
Carabiner merupakan logam pengaman yang digunakan untuk menghubungkan tali karmantel dengan harness. Carabiner memiliki bentuk menyerupai mata rantai yang dapat dibuka untuk menyangkutkan tali dan dikunci kembali agar lebih kokoh. Carabiner disebut juga dengan istilah cincin pengait untuk mengubuhkan satu tali dengan tali lain. Anda bisa menggunakan carabiner Svarka Lightweight yang cocok untuk rappelling, hammock, memanjat pohon, hiking, dan wall climbing.
Petzl Ascension Ascender
Ascender merupakan alat bantu yang digunakan untuk menaiki tali. Alat ini dapat mengunci secara otomatis ketika diberi beban, dan akan membuka otomatis ketika diangkat. Maka dari itu, ascender biasa digunakan sebagai alat bantu tambahan saat wall climbing maupun rock climbing. Anda bisa menggunakan Petzle Ascension Ascender yang terbuat dari bahan campuran aluminium, stainless, plastik, rubber, dan nylon.
Dhaulagiri Handle Descender XD 8604
Berlawanan dengan ascender, descender digunakan sebagai rem saat wall climbing. Descender bekerja dengan cara memperbesar gesekan tali sehingga dapat mengurangi kecepatan pemanjat saat turun. Hal ini dapat membantu menghindari pemanjat yang jatuh bebas dari ketinggian. Anda bisa menggunakan produk Handle Descender Dhaulagiri XD 8604 yang mampu memberikan pengereman otomatis dengan sangat baik.
Powertec Sling Belt
Webbing merupakan tali berbahan nilon yang sangat kuat, webbing mempunyai bentuk yang pipih menyerupai tali pada tas ransel, namun dengan kekuatan yang berbeda. Webbing dapat digunakan untuk membuat harness, mengikat tubuh, maupun sebagai anchor. Anda bisa menggunakan webbing Sling Belt Powertec yang mampu menahan beban hingga seberat 12 ton dan memiliki panjang tali yang berbeda dan bisa Anda pilih sesuai kebutuhan.
Kailas Figure 8
Figure 8 memiliki fungsi yang sama seperti descender, yakni untuk menghambat jalannya tali sehingga mencegah terjun bebas. Sesuai dengan namanya, figure 8 berbentuk seperti angka 8 yang mana terdapat dua lubang untuk melilitkan tali karmantel dan menghambat pergerakan tali. Untuk keperluan wall climbing, Anda bisa menggunakan Kailas Figure 8 Descender yang terbuat dari solid, ringan, dan mampu memberikan pengereman dengan sangat baik.
Eiger Chalk Bag Tripoint
Chalk bag merupakan sebuah wadah yang digunakan untuk menyimpan kapur magnesium. Kapur ini berguna untuk mengeringkan jari tangan pemanjat sehingga lebih mudah mencengkram pijakan saat climbing. Kapur magnesium ini disimpan dalam chalk bag yang biasanya diikatkan di pinggang pemanjat. Anda bisa menggunakan Eiger Chalk Bag Tripoint untuk menyimpan kapur mangesium dengan aman. Sebab, chalk bag ini juga sudah dilengkapi penutup.
Decathlon Simond
Ketika mencoba olahraga wall climbing, Anda perlu menggunakan sepatu khusus agar tidak slip saat memancat. Sepatu wall climbing hampir mirip seperti sepatu rick climbing, yakni memiliki alas dengan kemampuan menggigit yang baik, lentur, dan kuat. Pada bagian ujungnya, sepatu wall climbing memiliki bentuk yang unik yakni sedikit lebar namun lancip. Bentuk ini dirancang agar jari kaki mampu memijak pijakan dengan lebih baik. Anda bisa menggunakan sepatu wall climbing Decathlon Simond yang mengguanakan model strap sehingga lebih mudah dipakai. Sepatu ini memiliki sol yang kaku sehingga memberikan daya cengkram yang lebih baik. Bagian alasnya menggunakan karet Vibram XS yang dikenal memiliki grip yang presisi dan stabil.
Kailas Aegis Helmet
Alat wall climbing lain yang biasa digunakan adalah helm. Helm khusus climbing ini sebenarnya bersifat opsional. Sebab, perlengkapan keamanan sebelumnya sudah mampu memberikan keselamatan dengan sangat baik. Namun, bagi pemanjat pemula atau anak-anak yang sedang mencoba olahraga ini, menggunakan helm tambahan tentu akan menyempurnakan aspek keamanan. Helm wall climbing dapat melindungi kepala ketika Anda tidak siap tumpuan saat mendarat di tanah, sehingga tidak seimbang dan jatuh dengan posisi rebah. Anda bisa menggunakan helm Kailas Aegis yang didesain khusus untuk wall climbing. Helm ini memiliki berat yang cukup ringan sehingga nyaman dipakai. Terbuat dari material plastik ABS, helm ini mampu melindungi kepala Anda dari benturan. Selain itu, helm ini juga memiliki sirkulasi udara yang baik sehingga menjaga kepala tetap sejuk.
Peralatan wall climbing membantu menyukseskan aksimu!
Setelah semua persiapan climbing sudah siap, tinggal perlengkapan untuk climbing harus dipastikan adalah barang berkualitas. Segera pilih peralatan rekomendasi kami untuk mendapatkan hasil maksimal!