Indonesia Terus Mengembangkan Ekowisata
Sekarang ini banyak sekali tempat tujuan wisata yang sudah memiliki fasilitas memadai, namun masih kurang ramah dengan alam dan sekitarnya. Tak ramah yang dimaksud adalah kurangnya pengelolaan yang baik dari penyedia wisata maupun dari wisatawan. Sehingga menimbulkan limbah yang tak terurus, warga sekitar yang merasa terusik, dan masih banyak lagi.
Sebenarnya apa sih tujuan dari wisata? Tak hanya untuk melepas penat, wisata juga harus ramah lingkungan, lho. Memang setiap orang dapat berkunjung ke tempat wisata tersebut asalkan sudah membayar semua biaya yang dibutuhkan, namun tentu tak cuma itu saja. Setiap daerah tempat wisata perlu dikelola, dijaga, dan dilestarikan bersama. Baik oleh penyedia jasa wisata, masyarakat sekitar, dan juga wisatawan.
Indonesia memiliki banyak tempat tujuan wisata alam. Hampir di setiap daerah setidaknya memiliki satu daerah wisata seperti wisata pegunungan, air terjun, danau, atau pantai. Namun apakah semuanya sudah melakukan ekowisata? Ya, belum semua.
Pengertian Ekowisata
Ekowisata tak hanya sebuah ‘wisata ramah lingkungan’, tapi juga melakukan sesuatu demi melestarikan lingkungan daerah yang didatangi. Wisata ini juga harus memberikan dampak langsung bagi masyarakat setempat, seperti peningkatan ekonomi. Namun ekowisata juga tetap harus ramah budaya dan adat setempat.
Intinya, ekowisata adalah program yang harus dilakukan oleh semua pihak yang terkait dengan daerah wisata tersebut demi kemajuan bersama. Atau dengan kata lain, masyarakat setempat harus ikut berperan langsung pada lokasi wisata.
Gambar: Bupati Lampung Timur Ajak Masyarakat Setempat Jaga Lokasi Wisata
Sejarah Ekowisata
Ide ekowisata sendiri mulai dicetuskan sejak 30 tahun terakhir, atau sejak tahun 1976. Budowski adalah orang pertama yang mengusulkan untuk membuat wisata yang menggabungkan wisata alam dan konservasi.
Menurut beberapa sumber, ide ekowisata awalnya tercetus karena semakin kurangnya kesadaran manusia terhadap lingkungan. Seperti maraknya perburuan satwa atau wisatawan yang tak menjaga kebersihan. Di luar dugaan, ide ekowisata ternyata disambut baik oleh banyak orang. Sehingga ekowisata terus dikembangkan agar lebih baik lagi.
Gambar: Tanam Mangrove di Ekowisata Mongrove Wonorejo, Surabaya
Manfaat Ekowisata
Manfaat dari ekowisata yaitu memberikan dampak positif pada banyak pihak. Bagi wisatawan, ekowisata membantu memberikan edukasi tentang lingkungan dan alam. Edukasi dari ekowisata membantu dan mengajak masyarakat untuk sadar dan selalu peduli pada alam sekitar.
Di sisi lain, ekowisata juga sangat bermanfaat untuk penyelenggara. Pendapatan dari wisata ini tentu menjadi salah satu sumber untuk kepentingan pengembangan tempat wisata. Jadi tak cuma berwisata, wisatawan juga turut membantu memajukan daerah wisata tersebut.
Tetapi tak hanya bagi wisatawan dan juga penyelenggara, ekowisata juga harus bermanfaat bagi warga sekitar. Karena warga setempat lokasi wisata harus merasakan dampaknya secara langsung, yaitu peningkatan ekonomi. Misalnya warga setempat dapat menjadi pemilik rumah makan, pembuat oleh-oleh, pemilik penginapan, atau juga sebagai pengelola wisata itu sendiri.
Gambar: Ibu-Ibu Masyarakat Setempat sedang Diberi Pelatihan untuk Menjadi Pengurus Ekowisata di Pulau Maratua
15 Pariwisata di Indonesia yang Sudah Mengusung Konsep Ekowisata
Berminat untuk melakukan ekowisata? Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri, di Indonesia juga sudah banyak tempat wisata yang mengusung ekowisata, lho. Contohnya daerah-daerah yang ada di bawah ini. Yuk, kita simak!
Rinjani Trek, Gunung Rinjani
Tempat ekowisata yang pertama ada Rinjani Trek yang merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan yang dapat wisatawan lakukan di sini adalah trekking dan penjelajahan Budaya Sasak (suku asli di Nusa Tenggara Barat).
Untuk mencapai puncak Gunung Rinjani, terdapat 2 jalur trekking, yaitu melalui Desa Senaru dan Desa Sembalun Lawang. Di masing-masing jalur trekking ini terdapat badan yang dibentuk untuk membantu wisatawan. Di Senaru ada Rinjani Trek Center (RTC), dan di Sembalun ada Rinjani Information Centre (RIC). Namun selain itu juga ada Rinjani Trek Management Board (RTMB) yang bertanggung jawab akan Rinjani Trek.
Berminat untuk berkunjung ke Rinjani? Jika ya, BP Guide ada sedikit tips, nih. Untuk menuju ke Sembalun, akses kendaraan umum masih cukup sulit. Berbeda dengan Senaru, Anda dapat menjangkaunya dengan hanya menaiki taksi dari Mataram.
Pura Ulun Danu, Bali
Tahukah Anda? Pura Ulun Danu Batur dibuat sebagai bentuk penghormatan masyarakat Hindu kepada Dewi Danu, yang merupakan dewi sungai dan danau menurut kepercayaan mereka. Pura yang sampai saat ini masih dipakai sebagai tempat ibadah khusus ini sangat terawat dengan baik. Senang sekali rasanya, sambil melihat lingkungan pura yang cantik, wisatawan pun dapat menikmati udara yang sejuk karena lokasinya yang berada di ketinggian 1239 mdpl.
Bali tak hanya ada Kuta saja, lho. Masih banyak tempat menarik lainnya yang ada di Bali. Seperti Pura Ulun Danu Batur ini yang terletak di Desa Candikuning, Kabupaten Tabanan, atau berjarak 50 km dari Kota Denpasar. Harga tiket masuk yang diberlakukan adalah Rp 20.000 untuk wisatawan domestik, dan Rp 100.000 untuk wisatawan asing.
Gunung Merapi, D. I. Yogyakarta
Salah satu daerah di Gunung Merapi, Yogyakarta yang sudah mengusung ekowisata adalah Dusun Pancoh. Di desa ini masyarakatnya sendiri yang mengelola wisata ramah lingkungan. Seperti rumah warga yang dijadikan homestay, susur sungai yang dirawat oleh warga langsung, dan perkebunan salak milik warga yang terbuka untuk pengunjung. Tak hanya wisatawan dapat menikmati alam Merapi secara langsung, warga setempat pun dapat merasakan langsung perekonomian yang meningkat.
Menurut beberapa sumber, Gunung Merapi sisi barat juga sedang mulai disiapkan untuk ekowisata. Wisata yang berpotensi di daerah ini adalah peternakan kambing etawa, hutan pinus, bambu, anggrek, kopi, dan teh. Wah, rasanya tak sabar ya melihat Gunung Merapi cantik kembali.
Air Terjun Sri Gethuk, D. I. Yogyakarta
Sejak beberapa tahun lalu, Air Terjun Sri Gethuk diresmikan sebagai daerah ekowisata. Air terjun cantik yang berada di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta ini memiliki potensi besar sebagai salah satu tujuan ekowisata di Indonesia.
Dengan bantuan dari pihak BUMN, baru-baru ini masyarakat setempat sekaligus penyedia jasa ekowisata menambah fasilitas agar lingkungan mereka semakin tertata. Di antaranya membuat pintu gerbang, kios pedagang, pengadaan tempat sampah, dan pengadaan perahu dan pelampung. Tak cuma itu, bantuan pun menyokong untuk mengadakan pelatihan pengelola wisata. Sehingga meskipun dikelola warga setempat, nantinya diharapkan wisata Air Terjun Sri Gethuk dapat lebih siap menerima lebih banyak lagi wisatawan.
Taman Nasional Komodo, Pulau Komodo
Masyarakat Indonesia boleh berbangga, satu-satunya dinosaurus yang masih hidup di bumi ada di Indonesia. Bahkan tempat tinggal para kadal raksasa ini berada di pulau yang cantik dan menawan. Ya, di Pulau Komodo.
Alam di Taman Nasional Komodo sudah tersohor hingga ke luar negeri. Pantainya yang biru, pasirnya yang putih, dan alamnya yang masih asli, dijamin akan membuat Anda terkagum. Pokoknya keren, deh!
Taman Nasional Komodo melibatkan warga sekitar untuk membuat oleh-oleh yang dijajakan kepada wisatawan. Anda pun dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal di Kampung Wisata Komodo. Konon mereka dapat bercengkrama dengan para komodo, lho.
Nusa Penida, Bali
Di pulau seluas 200 km persegi ini, sebuah lembaga dan masyarakat sekitar bahu membahu membuat sebuah konservasi jalak bali. Bahkan wisatawan pun dapat membantu langsung dalam pelestarian salah satu burung yang langka ini. Yaitu menjadi relawan di penangkaran, dan juga lewat donasi.
Dilibatkannya masyarakat umum dalam konservasi jalak bali ini sangat disambut positif. Karena dengan begitu semakin banyak masyarakat yang memiliki wawasan terhadap pentingnya menjaga kelestarian alam.
Yuk, main-main ke Nusa Penida. Pulau yang berjarak tempuh 30-60 menit dari Pulau Bali ini juga memiliki alam yang cantik. Seperti Pantai Uug, Angel’s Billabong, dan Pantai Kelingking. Dijamin bentang alam yang masih asli di Nusa Penida akan membuat Anda terkagum-kagum.
Nusa Lembongan, Bali
Kali ini ada ekowisata yang masih berada di Bali, yaitu Nusa Lembongan. Di sini Anda dapat menikmati pepohonan bakau dan juga melakukan kunjungan ke peternakan sapi bali. Masyarakat setempat memiliki kesadaran yang baik dalam menjaga pelestarian alam. Sehingga ekowisata di Nusa Penida sudah berjalan dengan baik.
Jika Anda ingin menikmati hutan mangrove dengan menaiki kano, Anda perlu membayar sebesar Rp 70.000 per kano. Selain itu di Nusa Lembongan Anda juga dapat melakukan penanaman bibit bakau dan juga melakukan snorkeling. Karena kehidupan biota laut di sekitar Nusa Penida sangat cantik!
Gili Lontar, Gili Rengit, Gili Layer, dan Gili Asahan, Nusa Tenggara Barat
Gili Asahan, Gili Lontar, Gili Rengit, dan Gili Layer merupakan beberapa pulau yang tak berpenghuni di sekitar Pulau Lombok. Alamnya yang masih asli, membuat ketertarikan tersendiri bagi wisatawan. Pantainya yang cantik, pasirnya yang putih, dan alam bawah lautnya yang menawan membuat siapa saja berdecak kagum ketika mendatangi pulau-pulau kecil ini.
Masyarakat setempat pun mulai menanami pohon bakau, sehingga nantinya akan ada wisata hutan bakau di sekitar pulau-pulau ini. Selain itu ada juga trekking mangrove, susur mangrove dengan kano, pemancingan, kemah, dan juga bersepeda. Seru, ya?
Gunung Pancar, Bogor
Gunung Pancar yang berada di Kabupaten Bogor ini memanfaatkan alam pegunungan yang masih asri. Dengan melibatkan warga lokal, ekowisata di Gunung Pancar diharapkan memiliki bermacam-macam kegiatan yang menarik untuk wisatawan. Seperti hiking, pegelaran seni tradisional, berenang di pemandian air panas, perkemahan, dan masih banyak lagi.
Jangan hanya mengunjungi mall, berlibur ke alam lebih menyehatkan, lho. Karena udara pegunungan tentu lebih menyehatkan dibandingkan udara perkotaan. Suasananya pun begitu berbeda, sangat menentramkan dan ampuh dalam melepas penat. Yuk, liburan ke Gunung Pancar!
Tangkahan, Sumatera Utara
Wisata hutan selalu menjadi favorit banyak orang karena sangat ampuh dalam melepas penat. Suasana alam memang tak pernah gagal memberikan kesejukan tersendiri bagi pengunjungnya. Seperti daerah yang satu ini, Tangkahan di Sumatera Utara.
Yang istimewa di Hutan Tangkahan adalah banyaknya gajah liar dan sungai yang sangat bersih. Di alam yang masih terjaga ini siapa saja dapat berkesempatan untuk memandikan gajah di sungai, dan juga menginap di penginapan yang ada di sekitar lokasi. Seru, ya!
Tangkahan merupakan satu dari beberapa ekowisata di Indonesia yang telah diresmikan oleh pemerintah. Oleh karena itu pengelola Tangkahan banyak dipegang oleh warga lokal.
Sungai Oyo, D. I. Yogyakarta
Keramahan warga di sekitar lokasi wisata Sungai Oyo, Kabupaten Wonogiri menyambut wisatawan yang datang berkunjung. Hampir setiap layanan wisata di Sungai Oyo ditangani langsung oleh masyarakat sekitar. Seperti pemandu wisata, rumah makan, toko oleh-oleh, dan masih banyak lagi.
Selain dapat menikmati perjalanan susur sungai, di Sungai Oyo Anda juga dapat menikmati rafting yang seru. Saat rafting Anda akan melewati air terjun dan merasakan langsung deburan airnya. Dan Anda juga dapat menikmati pemandangan tebing-tebing, dan suasana hutan yang asri.
Tertarik untuk berwisata ke Sungai Oya? Sayangnya infrastruktur menuju tempat wisata masih kurang memadai. Jadi sebelum itu Anda harus memastikan transportasi menuju tempat tujuan terlebih dahulu. Terutama bagi Anda yang mengunjungi Sungai Oya dengan sanak keluarga Anda. Jangan sampai kurangnya info membuat liburan Anda dan keluarga terganggu.
Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara
Lokasi wisata yang ada di Taman Nasional Gunung Leuser juga bisa menjadi pilihan ekowisata Anda. Hutan hujan tropis, hutan pantai, dataran rendah, dan pegunungannya yang masih terjaga membuat udara di sini sangat segar dan sejuk. Ekowisata yang tepatnya berada di Sumatera Utara ini sangat cocok untuk menyegarkan pikiran yang lelah.
Tak hanya menikmati alamnya, Anda pun akan disuguhkan dengan keunikan tumbuhan yang ada di Taman Nasional Gunung Leuser ini. Kemudian ada pula atraksi satwa dan kesenian budaya yang disiapkan oleh masyarakat lokal. Bahkan beberapa penginapan dan rumah makan di sini juga milik warga sekitar. Untuk memasuki taman nasional ini, Anda hanya perlu membayar Rp 20.000 per orang.
Psst, baru-baru ini Taman Nasional Gunung Leuser dikunjungi oleh Leonardo DiCaprio, lho!
Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah
Taman Nasional Sebangau yang berada di Kalimantan Tengah ini sangat lah menarik. Karena sebagian besar transportasi menuju taman nasional ini menggunakan taksi air. Meski sedikit memerlukan usaha, karena Anda harus membuat janji sebelumnya, namun pemandangan selama di perjalanan akan membayar lunas rasa lelah Anda.
Setelah melewati perjalanan melewati sungai, sesampai di Taman Nasional Sebangau Anda dapat menemukan konservasi orangutan. Lokasi seluas 568.700 hektar ini merupakan habitat 6000 orangutan.
Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah
BP Guide rasanya senang sekali mengetahui tujuan wisata di Taman Nasional Lore Lindu ini dibentuk. Pemerintah membuat kawasan wisata ini sebagai salah satu program mengurangi kemiskinan masyarakat setempat. Dengan dilibatkannya warga sekitar di taman nasional ini, diharapkan penyedia fasilitas wisata dapat dipegang oleh warga.
Tujuan yang sangat baik bukan? Wisatawan dapat menikmati alam selagi melepas lelah, namun warga sekitar tak merasa terganggu karena mereka sendiri yang menjadi penyedia jasa wisata. Dan tentu saja, perekonomian di sekitar lokasi pun akan semakin meningkat.
Anda tahu? Di Taman Nasional Lore Lindu ini Anda dapat melakukan kegiatan mengamati burung, trekking, mengunjungi situs purbakala, dan masih banyak lagi. Seru sekali!
Kawah Ijen
Bagi Anda pencinta travelling, mungkin tak asing lagi dengan Kawah Ijen, lokasi yang dapat menampilkan api biru. Tak sembarangan, api biru hanya ada 2 di dunia, yaitu di Kawah Ijen dan di Islandia. Pokoknya kecantikan dan keunikan Kawah Ijen sangat layak Anda kunjungi.
Untuk menikmati api biru di Kawah Ijen, Anda setidaknya harus bermalam di sekitar lokasi. Karena api biru hanya dapat dilihat saat menjelang subuh. Namun pemandangannya yang menawan, akan membayar semua usaha dan rasa lelah untuk mencapai Kawah Ijen.
Kawah Ijen yang berada di daerah Bayuwangi ini sudah mengusung ekowisata. Pemerintah daerah setempat melibatkan masyarakat lokal untuk menjaga sekaligus mengelola pariwisata di sekitar Kawah Ijen. Selain itu Pemda setempat juga terus mengembangkan wisata dengan melibatkan warga lokal.
- 10 Merek Es Krim yang Lezat dan Paling Digemari di Indonesia
- Yuk, Coba Buat Es Krim di Rumah dengan 10+ Resep Es Krim Mudah dan Praktis!
- Kumpulan 10 Cara Membuat Bakso Berbagai Varian yang Lezat
- 10 Masakan Padang yang Paling Digemari dan Dijamin Bikin Nagih, Mau Tahu Resepnya?
- 15 Jajanan Pasar yang Bikin Anda Tidak Bisa Move On
Mendukung Pengelolaan Ekowisata adalah Tugas Semua Orang
Jadi Anda sudah lebih paham, bukan, ekowisata itu seperti apa. Sudah banyak pengurus wisata yang mengelola lokasi wisata dengan baik. Namun masih banyak pula pengelola wisata yang menyampingkan kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi. Ramah lingkungan itu tak hanya baik untuk tumbuhan untuk hewan, lho. Ramah lingkungan juga tentu saja baik bagi manusia.