10 Rekomendasi Mainan Anak Laki-laki Seru dan Edukatif! (2023)

Bermain merupakan aktivitas favorit semua anak. Bahkan, mereka sering kali lupa waktu karena asyik bermain. Sehingga orang tua biasanya akan membatasi anak dalam bermain.

Apalagi masih banyak orang yang beranggapan bermain hanya membuang waktu tanpa ada manfaatnya. Padahal anggapan tersebut sangat keliru.

Pasalnya, bermain memberikan berbagai manfaat bagi tumbuh kembang anak.

Melansir dari halaman Kementerian Kesehatan, bagi anak usia dini, bermain digunakan untuk mempelajari berbagaihal, termasuk mengenal aturan, bersosialisasi, toleransi, menata emosi, kerjasama, dan sportivitas.

Aktivitas bermain yang melibatkan kegiatan fisik secara aktif memberikan dampak positif bagi perkembangan kemampuan motorik anak.

Pasalnya, permainan yang mengharuskan tubuh anak banyak bergerak dapat melatih otot, kekuatan, dan daya tahan. Ada pula permainan yang memerlukan ketangkasan dan keseimbangan tubuh.

Melansir dari SehatQ, sebuat studi dari Universitas Arkansas, Amerika Serikat menemukan bahwa bermain menggunakan mainan dengan rutin bisa meningkatkan IQ anak pada usia 3 tahun.

Pasalnya, bermain pada usia dini dapat meningkatkan koneksi antar sel saraf. Sehingga mendukung peningkatan kecerdasan, sekaligus perkembangan keterampilan motorik.

Manfaat bermain bagi anak berikutnya ialah melatih kreativitas. Hal ini karena bermain merangsang anak untuk berpikir dan mengeksplorasi ide baru.

Selain itu, perasaan bahagia yang diperoleh selama bermain juga berdampak positif untuk perkembangan otak anak yang mendukung kreativitasnya.

Bermain dapat menjadi sarana bagi anak untuk belajar berbagai macam hal. Apalagi jika orang tua mendampingi serta menggunakan permainan untuk memperkenalkan huruf dan angka.

Permainan juga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengingat.

Selama bermain anak akan mempelajari kemampuan berkomunikasi, misalnya ketika bermain dengan teman sebaya. Orang tua juga dapat mengenalkan anak pada berbagai kata baru saat bermain.

Misalnya mengenalkan nama benda di sekitar atau jenis-jenis warna.

Anak mengalami berbagai perasaan selama bermain, seperti senang, sedih, takut, marah, dan banyak lagi. Artinya, anak juga akan belajar mengungkapkan berbagai perasaan tersebut, termasuk emosi negatif.

Selain mengenali berbagai emosi, anak juga akan mempelajari mengenai cara untuk mengendalikannya.

Bermain memungkinkan anak untuk berinteraksi dengan orang lain. Sehingga anak akan mengembangkan keterampilan sosial, meliputi mendengarkan pendapat, bertukar ide, dan berkompromi.

Dengan demikian, anak tidak akan malu saat bertemu orang lain.

Mengingat banyaknya manfaat mainan bagi anak, maka sebaiknya orang tua tidak asal membelikan mainan. Anak berada dalam masa yang di sebut golden age, di mana tumbuh kembang fisik dan otaknya berlangsung dengan pesat.

Sehingga idealnya, mainan tidak hanya menghibur dan menyenangkan, namun juga aman dan edukatif. Berikut beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan saat memilih mainan untuk anak:

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian mainan dengan usia anak. Biasanya, pada kemasan mainan sudah tertera rentang usia yang direkomendasikan.

Setiap mainan telah didesain menyesuaikan usia tertentu. Sebaiknya Anda juga memperhatikan peringatan atau langkah keamanan yang terdapat di kemasan.

Bagi anak berusia dini, bentuk dan ukuran mainan sangat berpengaruh pada tingkat keamanannya. Mainan dengan bentuk yang lancip atau memiliki sisi tajam berpotensi menyebabkan anak terluka.

Selain itu, mainan dengan tali atau pita yang cukup panjang berisiko menyebabkan anak terlilit. Mainan berukuran kecil juga tidak aman untuk anak usia balita.

Masalahnya, di usia ini anak sering menggigit benda yang dipegangnya sehingga berisiko tertelan. Sebaiknya Anda memeriksa semua komponen mainan untuk memastikan tidak ada bagian kecil yang dapat mengakibatkan tersedak.

Pastikan juga bahwa bila ada bagian kecil yang menempel pada mainan, bagian tersebut tidak mudah lepas.

Mainan yang bisa dicuci akan lebih aman untuk si kecil. Pasalnya, anak belum bisa menjaga kebersihan dan sering kali memasukkan tangan atau mainannya ke mulut.

Kebiasaan tersebut berpotensi menyebabkan penyebaran kuman yang dapat berakibat merugikan bagi kesehatan anak. Oleh karena itu, sebaiknya mainan dicuci agar tetap higienis.

Satu hal yang tidak boleh terlewat saat memilihkan produk untuk anak, yaitu keamanan. Pastikan bahwa mainan tidak terbuat dari bahan berbahaya. Sebaiknya menghindari mainan yang warnanya mudah luntur.

Jika mainan digunakan dengan ditunggangi, maka Anda sebaiknya memasatikan keseimbangan mainant tersebut yang baik dan aman untuk anak. Misalnya saat memilih mainan kuda-kudaan atau mainan berupa kendaraan lainnya.

Ada baiknya untuk memeriksa keseimbangan mainan dan memastikan anak tidak akan mudah terjatuh saat menaikinya.

Mainan yang memiliki nilai edukasi dapat memberikan lebih banyak manfaat daripada mainan biasa. Sehingga anak dapat sekaligus belajar saat bermain dengan senang.

Ada banyak jenis mainan edukatif yang bisa Anda pilih, mulai dari huruf dan angka, tanah liat, hingga puzzle. Pemilihan mainan edukatif perlu memperhatikan usia anak.

Dengan demikian, mainan dapat membantu merangsang tumbuh kembang si kecil dengan baik. Sebagai contoh, untuk anak berusia 3 tahun ke atas yang sudah mulai bisa mengenali huruf, maka bisa diberikan mainan berupa huruf balok.

Sementara bagi bayi yang baru lahir hingga usia beberapa bulan, mainan dengan warna cerah dan pola kontras lebih membuat anak tertarik.

Setelah melewati usia 3 bulan, anak menyukai mainan yang mengeluarkan suara dan mulai suka memasukkan mainan ke dalam mulut.

Anak usia satu tahun mulai belajar berbicara, sehingga mereka senang mendengarkan cerita dan bereksplorasi.