Masyarakat urban di masa modern mulai melirik gaya hidup sehat yang berdampak positif bagi kehidupan secara total. Tidak hanya menjaga penampilan yang tetap cantik dan awet muda, gaya hidup sehat konon juga memperpanjang usia dan menjaga kebugaran tubuh yang sehat dan langsing.

Nah, untuk menerapkan gaya hidup sehat, selain berolahraga, tentunya para pelakunya juga harus mulai menjaga pola konsumsi makanan alias diet. Diet selama ini yang sering bermunculan di masyarakat awam adalah tidak makan atau minum hingga membuat tubuh merasa menderita dan tersiksa lapar.

Padahal, sejatinya diet yang baik membuat orang yang menjalaninya tidak pernah merasa lapar. Justru, sang pelaku diet merasa lebih kenyang dalam waktu yang lama sehingga pola konsumsi makan dapat terkontrol dan sesuai porsi yang ideal.

Ada banyak jenis diet yang saat ini beredar di masyarakat seluruh dunia. Tapi, hanya ada 10 jenis diet yang ampuh untuk menjaga berat badan seimbang. Berikut ulasannya:

Diet Ketogenik

Pada walnya diet ketogenik diperuntukkan bagi para penderita epilepsi terutama anak–anak. Diet ini mengandung banyak lemak yang untuk menjaga asupan nutrisi. Perbandingannya mencapai 80 persen lemak, 15 persen protein, dan 5 persen karbohidrat.

Pastinya, lemak akan sangat berguna untuk meningkatkan perkembangan metabolisme tubuh. Terlebih bagi anak–anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Beberapa menu yang disarankan di antaranya seperti es krim, sosis, udang, ikan tuna, daging dan telur.

Sebagai selingan ada juga sayuran dan buah-buahan. Bagi masyarakat yang ingin tubuh langsing ideal, diet ketogenik bisa menjadi alternatif pilihan.

Diet OCD (Obsessive Corbuzier’s Diet)

Diluncurkan sekitar tahun 2013, diet OCD merupakan hasil pengalaman pribadi dari seniman ilusi dan sulap, Deddy Corbuzier. Dalam waktu beberapa bulan, Deddy sanggup membentuk tubuhnya makin berotot. Ia juga merasa tubuhnya lebih bugar dan tampak awet muda.

Diet OCD terinspirasi dari pertemuannya dengan seorang pria di Cina yang masih tampak segar dan kuat meski menapaki usia ke 70 tahun. Rahasianya adalah “puasa” yang hanya minum air putih saja.

Dalam Diet OCD, pelaku diet hanya diperbolehkan makan selama 4,6, atau 8 jam sesuai pilihannya. Kemudian, di luar jam–jam tersebut, para pelaku hanya diperbolehkan minum air putih. Tidak seperti diet yang lain, dalam Diet OCD pelaku bebas mengonsumsi makanan apa pun favoritnya. Namun, setelah rentang waktu habis, ia hanya boleh minum air. Mudah, kan?

Diet Rendah Lemak

Kebanyakan asumsi masyarakat awam yang beredar selama ini adalah menghindari lemak yang bakal menggelayut di perut dan dianggap menambah bentuk perut yang buncit. Padahal, justru lemak yang akan membantu sistem metabolisme tubuh bekerja maksimal agar pelaku diet tidak mudah merasa kelaparan. Sekitar 35 persen lemak akan diolah untuk menjadi sumber energi dan tenaga tubuh.

Namun, patut diperhatikan agar memilih jenis lemak yang sehat dan menghindari lemak tak jenuh seperti gorengan atau fast food.

Diet Plain/Tawar

Bila ada pepatah, ibarat sayur tanpa garam yang berasa hambar, maka pelaku diet plain atau diet tawar akan terus melakukan pola makan sehat yang satu ini. Banyak orang yang mengeluh susah menurunkan berat badan meski telah melakukan berbagai cara. Tapi, mereka lupa bahwa gula dan garam adalah salah satu pemicu kenaikan berat badan.

Oleh karena itu, muncul diet plain atau diet tawar yang tidak menambahkan esensi rasa ke dalam makanan. Makanan untuk diet plain hanya direbus atau dikukus dan mengandalkan rasa asli dari cita rasa makanan tersebut. Karena tidak mengandung rasa apa pun di lidah, diharapkan para pelaku diet bisa lebih mudah mengendalikan pola konsumsi makan yang lebih terkendali.

Diet Ketofastosis

Menjalankan diet ketofastosis diakui pakar kesehatan mengandung sejumlah manfaat. Menggabungkan antara diet ketogenik dan fastosis, pelaku diet akan berpuasa selama 6–12 jam, dan di luar jam puasa tersebut hanya diperbolehkan makan makanan yang mengandung tinggi lemak serta rendah karbohidrat.

Diet Dada Ayam dan Nasi Merah

Untuk mendapatkan tubuh yang langsing dan ideal bebas lemak, tubuh harus lebih banyak mengonsumsi serat. Para pelaku diet percaya, serat membantu melancarkan pencernaan dan pembuangan kotoran, sehingga perut tidak akan tampil membuncit.

Dalam diet yang satu ini, seolah pelaku diet “dimanjakan” dengan kelezatan menu nasi merah dan dada ayam. Bahkan, dianjurkan untuk mengatur pola jam makan hingga 5 sampai 6 kali per hari. Tentu saja, porsinya harus diperhitungkan sesuai kebutuhan kalori tubuh, ya.

Diet Food Combining

Banyak orang yang mengklaim tubuh makin sehat dan jarang didekati penyakit setelah menerapkan pola diet food combining (FC). Dalam diet FC, pelaku diet bebas menentukan sendiri makanan yang ingin dikonsumsi. Para pakar percaya bahwa di dalam tubuh manusia sebenarnya ada kondisi pH atau keasaman darah yang harus dipertahankan tetap netral.

Oleh karena itu, hadir diet FC sebagai solusi. Pelaku diet FC hanya diperkenankan memakan sayuran dan buah atau bersama protein (daging, ikan, telur). Demikian juga untuk karbohidrat, hanya boleh dikonsumsi bersamaan dengan sayuran. Yang harus diperhatikan adalah menghindari makan bersamaan antara karbohidrat dan protein. Karena pH darah akan menjadi kurang stabil dan meningkatkan berat badan.

Diet Mayo

Sejak puluhan tahun diet Mayo sudah melanglang buana dikenal seluruh dunia. Banyak pesohor, selebriti hingga tokoh–tokoh terkenal mempraktikkan pola diet Mayo. Pelangsingan ini menargetkan untuk sukses berpuasa tanpa garam selama tiga belas hari.

Selain menghindari makanan asin, diet Mayo juga mewajibkan pelakunya untuk berolahraga ringan secara rutin. Seperti jalan–jalan pagi, naik turun tangga, berjalan kaki, yoga, dan latihan peregangan ringan lainnya.

Diet Nasi

Inti utama dari menjaga pola makan adalah menjaga asupan kalori tubuh yang ideal. Setiap tubuh manusia membutuhkan asupan kalori yang berbeda. Untuk memastikan, berkonsultasilah dengan dokter langganan Anda.

Karbohidrat seperti nasi, ternyata menjadi penyumbang tingkat obesitas yang cukup tinggi di tanah air. Maklum saja, masyarakat di Indonesia menjadikan nasi sebagai makanan pokok. Oleh karena itu, tingkat risiko penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 di Indonesia begitu tinggi dan menjadi perenggut nyawa tertinggi nomor dua setelah penyakit jantung.

Mengonsumsi nasi putih yang masih panas sudah menjadi kebiasaan sehari–hari. Bahkan, dilakukan sebanyak 3 kali setiap hari sesuai jam makan. Sebaiknya, dalam satu hari, karbohidrat dapat dikurangi atau diselingi dengan berbagai tipe makanan. Sebagai alternatif, pelaku diet nasi disarankan untuk mengonsumsi nasi merah, gandum, jagung, ubi, ketela, atau kentang.

Infografik berikut ini bisa Anda cermati untuk menambah informasi. Bahkan, tips-tips lain bisa didapatkan pula di Instagram BP-Guide lho!

bpguide_id
instagram.com
From our editorial team

Berkonsultasi kepada Dokter

Jika ingin menjalankan diet, ada baiknya Anda berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu. Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan akibat menjalankan diet yang salah. Diet tak hanya sekadar membuat tubuh menjadi langsing saja, namun juga harus membuat tubuh menjadi sehat.