10 Rekomendasi Kondom Terbaik untuk Mencegah Kehamilan di Masa Pandemi! (2023)

Pandemi Covid-19 yang terjadi secara global telah membuat masyarakat di seluruh dunia membatasi mobilitasnya di luar rumah. Indonesia sendiri telah menerapkan work from home (WFH), yang memaksa masyarakat untuk bekerja dan bersekolah dari rumah. Tentu hal ini bertujuan untuk menghindari kerumunan dan meminimalisir terjadinya penyebaran virus.

Tak hanya WFH, pemerintah juga menganjurkan untuk melakukan physical distancing atau jaga jarak saat beraktivitas di ruang publik. Menurut ahli epidemiologi, cara ini merupakan salah satu upaya untuk meratakan kurva pandemi. Sebagai masyarakat yang bijaksana, tentu Anda perlu untuk mematuhi setiap anjuran pemerintah untuk membantu mempercepat penurunan kasus aktif Covid-19.

Melakukan aktivitas secara penuh di rumah akibat pandemi rupanya menyebabkan angka kehamilan mengalami peningkatan. Peningkatan ini diduga karena terhambatnya layanan kontrasepsi selama pandemi. Sehingga, kehamilan yang tidak direncanakan terjadi dalam angka yang cukup tinggi.

Peningkatan angka kehamilan ini juga disebabkan oleh WFH yang membuat kontak suami istri menjadi semakin sering. Pasalnya, selama pandemi masyarakat lebih sering berada di rumah. Masyarakat juga ragu untuk memeriksakan kesehatan reproduksi ke fasilitas yang ada dikarenakan terdapat risiko untuk terkena Covid-19 di pusat kesehatan. Sehingga layanan kontrasepsi menjadi terhambat.

Kondisi pandemi yang belum berakhir memungkinkan kegiatan WFH masih akan terus berlangsung. Dengan demikian, risiko kehamilan yang tidak direncakan pun masih sangat besar. Untuk mencegahnya, ada beberapa tips yang bisa dilakukan, salah satunya adalah tidak berhubungan seks saat masa subur istri.

Hubungan intim yang dilakukan saat bukan masa subur tentu memiliki risiko kehamilan yang rendah. Untuk melakukannya, Anda perlu mengetahui siklus menstruasi dan memperkirakan masa subur. Namun, perlu dipahami bahwa cara ini tidak selalu akurat, sebab siklus menstruasi wanita cenderung berubah-ubah.

Tips berikutnya adalah tidak melakukan ejakulasi di dalam vagina. Suami dan istri tetap bisa melakukan hubungan intim seperti biasannya, namun pastikan untuk melakukan ejakulasi di luar vagina untuk mencegah masuknya sperma. Banyak yang menilai bahwa cara ini cukup efektif dalam mencegah kehamilan.

Memiliki efektivitas mencapai 70 persen untuk mencegah kehamilan, cara ini membutuhkan konsentrasi penuh. Pasalnya, cara ini membutuhkan tingkat kendali dan ketepatan waktu yang tinggi. Bagi yang merasa sulit melakukannya, melakukan aktivitas seksual tanpa penetrasi vaginal mungkin bisa menjadi alternatif.

Meminum pil KB dengan teratur adalah tips berikutnya yang paling umum digunakan untuk mencegah kehamilan. Pil KB merupakan obat yang berisi kombinasi estrogen dan progestin. Obat ini bekerja dengan menebalkan dinding rahim dan serviks, sehingga menyulitkan sperma untuk menembus dan membuahi sel telur.

Bila berbicara mengenai efektivitas, cara ini dinilai memiliki tingkat kegagalan hingga 9 persen. Pil KB umumnya digunakan sebagai kontrasepsi reguler. Sebelum memutuskan untuk mengonsumsinya, sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi KB terbaik.

Tips berikutnya yang juga umum dilakukan adalah menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Kondom adalah alat kontrasepsi praktis yang mudah digunakan tanpa perlu resep dokter. Penggunaan kondom yang benar dinilai efektif mencegah kehamilan hingga 80 persen.

Pada umumnya kondom tersedia untuk pria, namun ada pula kondom wanita sebagai pilihan lain. Penggunaan kondom tak hanya berguna untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan, namun juga untuk menghindari penyebaran berbagai penyakit menular seksual.

Berbicara mengenai kondom, ada beberapa tips yang bisa diterapkan untuk memilihnya. Pertama, pilih kondom yang terbuat dari bahan lateks. Kondom berbahan lateks atau karet merupakan pilihan yang terbaik, karena memiliki karakteristik yang elastis.

Selain elastis dan nyaman digunakan, bahan lateks juga tidak mudah bocor. Bahan ini juga lebih tipis, sehingga memberikan sensasi seperti tidak menggunakan kondom. Meski demikian, Anda yang memiliki alergi terhadap lateks perlu menghindari penggunaannya. Sebagai gantinya, Anda bisa menggunakan kondom berbahan polyisoprene.

Ketahui bahwa saat ini ada berbagai bentuk kondom yang tersedia di pasaran. Mulai dari berbentuk rata, bergerigi, berulir, dan lain sebagainya. Variasi bentuk kondom ini dihadirkan untuk memberikan sensasi kepuasan seksual, terutama bagi wanita.

Melihat banyaknya variasi bentuk kondom, tentu hal ini perlu menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan sebelum memilihnya. Diskusikan jenis, tekstur, dan bentuk kondom dengan pasangan. Anda bisa melakukan eksplorasi desain kondom untuk menentukan preferensi.

Ketika melakukan hubungan seksual, alat reproduksi pria dan wanita akan mengeluarkan cairan pelumas untuk mencegah timbulnya rasa nyeri akibat gesekan. Sayangnya, saat menggunakan kondom cairan pelumas pria akan tertutup. Tak perlu khawatir, kini sudah banyak kondom yang dilengkapi dengan cairan pelumas.

Beberapa merek kondom telah menyertakan pelumas yang sudah menjadi satu paket dengan kondom. Tentu kelengkapan ini bisa menjadi salah satu pertimbangan sebelum membelinya. Bahan pelumas juga perlu diperhatikan, sehingga memberikan kenyamanan yang optimal saat kondom digunakan.

Tips berikutnya dalam memilih kondom adalah hindari kondom dengan rasa. Variasi rasa dan aroma kondom mungkin memberikan sensasi yang berbeda bagi penggunanya. Namun, pahami bahwa hal tersebut bukan menjadi tujuan utama penggunaan kondom.

Rasa pada kondom umumnya terbuat dari gula buatan gliserin yang terkandung dalam pelumasnya. Sayangnya, gliserin dapat merusak keseimbangan pH dalam vagina yang meningkatkan risiko infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita. Kondom dengan rasa juga mengandung bahan kimia yang tentunya akan berdampak negatif bagi vagina, seperti menyebabkan iritasi hingga alergi.