Korea Selatan Tak Hanya Seoul
Melambung berkat popularitas grup idola dan dramanya, Korea Selatan kini menjadi salah satu negara yang maju di bidang industri maupun pariwisatanya. Pemerintah Korea Selatan merasakan dampak yang sangat positif terutama pada industri pariwisata di wilayah Seoul hingga Jeju.
Dua tempat ini memang menjadi destinasi wisata yang kerap dituju oleh para turis asing, padahal Korea Selatan tak hanya Seoul dan Jeju saja. Saat berkunjung ke negeri ginseng, Seoul dan Jeju bukan satu-satunya tempat yang bisa Anda kunjungi.
Korea Selatan masih punya kota lainnya yang menyimpan sejuta pesona. Apabila liburan kali ini merupakan kunjungan kedua Anda ke Korea Selatan, datanglah ke destinasi wisata yang terletak di kota lain yang akan memberikan kesan indah untuk Anda.
Ingin liburan ke Korea Selatan yang anti mainstream? Yuk, simak artikel ini sampai habis!
Tips Wisata Ke Korea
Sebelum mulai memesan tiket atau berkemas, ada baiknya jika Anda menyimak beberapa tips liburan ke Korea Selatan berikut ini.
Rencanakan Jauh Hari
Kunci keberhasilan dari suatu liburan biasanya terletak pada perencanaan yang matang dan dilakukan jauh-jauh hari. Minimal, rencanakan liburan yang hendak Anda lakukan dua atau tiga bulan sebelumnya.
Di waktu tersebut sebaiknya Anda mencari banyak informasi tempat lokasi liburan dan juga berapa biaya yang dibutuhkan. Selain mencarinya di internet, Anda dapat mendiskusikannya bersama teman perjalanan Anda.
Fokuslah pada persiapan itinerary perjalanan dan dana khusus liburan! Hal ini bisa membantu Anda dalam menentukan biaya yang dibutuhan untuk sewa penginapan, destinasi wisata, transportasi, hingga biaya masuk ke tiap obyek wisata.
Penyusunan itinerary secara mendetail dapat membuat perjalanan Anda lebih maksimal dan anggaran liburan yang terkendali. Sesuaikan semua informasi yang sudah Anda kumpulkan dengan jadwal liburan ya!
Buat Itinerary
Itinerary atau jadwal perjalanan merupakan hal penting yang harus Anda rencanakan sebelum liburan ke Korea Selatan. Mengingat banyaknya destinasi wisata yang ada di sana, Anda perlu membuat jadwal perjalanan supaya kegiatan wisata yang akan Anda lakukan benar-benar efisien.
Prioritaskan destinasi-destinasi wisata yang paling ingin Anda kunjungi dan manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya. Saat menyiapkan jadwal perjalanan, pastikan Anda sudah memiliki peta daerah atau wisata yang hendak dikunjungi.
Dengan menyusun jadwal perjalanan sesuai dengan tempat-tempat wisata yang akan Anda datangi bisa menghemat waktu dan pengeluaran biaya.
Sebagai referensi, Anda bisa membaca-baca itinerary wisata ke Korea Selatan yang ada di internet.Tak masalah apabila Anda ingin menyusunnya sendiri namun cantumkan juga tempat, waktu, dan anggaran yang Anda perlukan.
Selama berada di Korea Selatan, Anda bisa berwisata belanja, kuliner, budaya, hingga alam. Anda bisa mengunjungi beberapa tempat terkenal, seperti Bukcheon Hanok Village, Gyeongbokgung Palace, Myeongdong, Namdaemun, atau Insadong.
Ada banyak tempat wisata Korea Selatan yang asyik dan sayang untuk dilewatkan. Memang lebih baik apabila Anda membuat jadwal perjalanan agar liburan lebih maksimal.
Cari Tahu Keadaan Cuaca di Korea
Korea Selatan merupakan salah satu negara Asia yang memiliki empat musim setiap tahunnya. Jangan sampai liburan Anda gagal karena membawa outfit maupun perlengkapan liburan yang tak sesuai musim.
Sebelum mulai merencanakan liburan ke sana, ada baiknya jika Anda mengetahui siklus pergantian musim di Korea Selatan setiap tahunnya.
- Musim dingin. Dimulai dari bulan Desember hingga Febuari, biasanya suhu udara di Korea Selatan mencapai 3 hingga 6 derajat Celsius. Apabila Anda memang sengaja berkunjung ketika musim dingin, siapkanlah mantel dan jaket tebal sebagai pakaian utama harian.
- Musim semi. Musim ini biasanya dimulai pada akhir bulan Maret hingga awal bulan Meri. Saat musim semi, Anda bisa menikmati bunga-bunga sakura yang bermekaran.
- Musim panas. Biasa dimulai pada bulan Juni hingga Agustus, suhu udara di Korea Selatan saat musim panas bisa mencapai 23 hingga 26 derajat Celsius. Biasanya cuaca yang sangat panas terjadi menjelang akhir bulan Juli hingga akhir bulan Agustus.
- Musim Gugur. Waktu terbaik untuk liburan ke Korea Selatan adalah saat musim gugur. Udara yang dingin namun tetap kering serta langit yang biru dengan sedikit awan akan menghiasi negeri ginseng saat musim gugur. Musim gugur di Korea Selatan biasanya terjadi pada bulan September hingga November. Di bulan-bulan tersebut Anda bisa melihat dedaunan yang berjatuhan, pohon Ginko dan pohon Maple yang berubah warna daunnya menjadi kuning dan merah. Terdengar indah, bukan?
Sudah tahu pergantian musim di Korea Selatan, jangan sampai salah kostum saat berwisata ya! Sesuaikan pakaian yang hendak Anda bawa dengan cuaca di Korea Selatan.
Bawa Barang Seperlunya Saja
Packing menjelang liburan memang bisa menjadi hal yang membingungkan. Sebelum mengemas barang-barang yang hendak Anda bawa saat liburan atau packing, pikirkanlah secara matang-matang tentang apa saja yang benar-benar dibutuhkan.
Pertimbangkanlah berapa lama waktu yang akan Anda habiskan untuk liburan karena hal ini akan sangat berpengaruh dengan jumlah barang bawaan Anda. Perhatikanlah kapan Anda akan berlibur di Korea Selatan karena Anda perlu membawa pakaian dan perlengkapan liburan sesuai dengan musim dan cuaca yang ada di sana.
Bawalah pakaian-pakaian polos supaya mudah dipadupadankan dengan outfit lainnya sehingga kamu akan terlihat stylish saat liburan.
Bawa juga beberapa kebutuhan lain, seperti underwear, toiletries, P3K, dompet, kacamata, charger, atau kamera.
Untuk menghemat tempat, Anda bisa menggunakan zip lock bag atau organizer bag untuk membantu mengorganisir barang-barang yang Anda bawa. Anda bisa menyesuaikan lama waktu liburan Anda dengan keperluan mandi yang akan Anda bawa.
Bawalah keperluan mandi seminimal mungkin, seperti sabun, sikat, odol, dan sampo sachet. Apabila mungkin bawalah sabun cair yang bisa Anda gunakan untuk sampo juga. Kelompokkanlah masing-masing bawaan dalam tiap zip lock bag untuk menghindari kebocoran maupun tumpahan cairan-cairan dari keperluan mandi yang Anda bawa.
Sebagai antisipasi, bawalah obat-obatan seperlunya, seperti obat untuk pusing, demam, flu, maupun batuk, serta multivitamin.
Bawalah tas travel ukuran sedang dan tas ransel. Tas travel berfungsi untuk menaruh pakaian, laptop, kamera, atau alat elektronik lainnya. Tandai tas travel Anda karena nantinya tas tersebut akan diletakkan pada bagasi.
Hindari bawaan, seperti korek, rokok, gunting cukur, pisau, dan carian pasta atau gel lebih dari 100 ml dalam tas ransel yang akan Anda bawa ke kabin. Anda bisa menyembunyikannya di dalam tas travel yang ditaruh di dalam bagasi.
Apabila ada barang Anda yang diambil saat pemeriksaan barang, barang itu akan disimpan oleh mereka. Hal tersebut bukanlah tindakan ilegal karena BNP bukanlah imigrasi. Untuk ponsel, gunakanlah simcard yang terdaftar roaming internasional supaya tetap bisa digunakan untuk tetap berkomunikasi.
Tukarkan Mata Uang di Indonesia
Sekarang ini T-money memang memiliki banyak manfaat dan keuntungan namun Anda tetap harus menyiapkan uang cash sebelum berlibur ke Korea Selatan.
Hal ini untuk mencegah apabila Anda ingin membeli oleh-oleh maupun membayar kendaraan umum yang tak menerima pembayaran melalui T-money atau kartu kredit.
Sebelum berangkat, tukarkanlah rupiah dengan won, mata uang Korea Selatan. Ingat, tukarkanlah mata uang tersebut di Indonesia!
Hal ini akan menghindarkan Anda dari kebingungan dan kerugian akibat kurs mata uang yang lebih rendah saat Anda menukarkannya di Korea Selatan. Menukarnya di Indonesia juga membuat Anda tak perlu repot mencari Money Changer di sana.
11 Destinasi Wisata ke Korea Selain Seoul
Setelah mengetahui tips-tips liburan ke Korea Selatan, saatnya menyimak destinasi wisata anti mainstream di negeri ginseng.
Pulau Jeju
Jeju sebenarnya sudah banyak dikunjungi oleh para wisatawan namun tak ada salahnya untuk mengunjungi pulau terbesar di Korea Selatan ini saat liburan. Pulau Jeju terletak di sebelah selatan semenanjung Korea dan terbentuk akibat aktivitas gunung vulkanik dua juta tahun yang lalu.
Jeju merupakan satu-satunya provinsi yang memiliki otonomi khusus di Korea Selatan. Pulau Jeju memiliki cuaca yang hangat sepanjang tahun. Di musim dingin, pulau ini jarang sekali turun salju, banyak juga tanaman subtropis yang menghiasi Jeju ini.
Berjarak 454 km dari ibukota Seoul, cara tercepat untuk mencapai Jeju adalah menggunakan pesawat. Anda hanya perlu menghabiskan waktu 50 menit saja dari Bandara Gimpo (GMP) menuju Bandara Jeju (CJU). Beberapa maskapai yang melayani penerbangan Seoul-Jeju, antara lain: Korean Air, Asiana Airlines, Jeju Air, Eastar Jet, dan Air Busan (jika dari Busan).
Harga tiket standar untuk LCC (Jeju Air, Eastar Jet, Air Busan) berkisar mulai dari 30.000 won atau sekitar Rp 390.000. Sementara untuk Korean Air dan Asiana Airlines biasanya mulai dari 60.000 won atau sekitar Rp 780.000. Jika Anda beruntung, bisa saja harga yang Anda dapatkan sangat murah karena adanya promo.
Beberapa destinasi wisata yang bisa Anda kunjungi saat di Jeju, antara lain:
- Seongsan Ilchulbong Peak.
Memiliki nama lain 'Puncak Matahari Terbit', Seongsan Ilchulbong Peak merupakan kawah yang memiliki luas 99.000 meter persegi dan tinggi 182 meter. Kawah ini terbentuk akibat letusan gunung berapi yang berada di dasar laut yang terletak di timur Pulau Jeju, yang terjadi sekitar lima ribu tahun yang lalu. Dikelilingi oleh hamparan bunga canola yang berwarna kuning, Anda bisa menikmati keindahan alam dan berkuda saat matahari terbit. - Mok Seok Won.
Taman yang ada di Pulau Jeju ini memuat ribuan karya seni yang terbuat dari kayu dan batu yang berbentuk kepala manusia. Semua patung yang ada di dalamnya memiliki ceritanya masing-masing. Anda akan merasakan kekuatan dan kehidupan masyarakat Jeju di tempat wisata ini. Di sini Anda juga akan melihat Menara Batu yang menampilkan Solmundae Grandmother. Beliau adalah nenek yang sangat terkenal di Jeju dan 500 anak-anaknya. - Halla Arboretum.
Didirikan untuk kepetingan belajar dan pelestarian lingkungan, Halla Arboretum mulai dibuka pada tahun 1993. Gwangioreum memiliki 909 jenis tanaman lokal dan tanaman subtropis yang dipamerkan disini. Anda juga bisa melihat 2.722 tanaman yang terancam punah dan langka seperti Michelia compressa dan Euchresta japonica, dan Chloranthus glaber yang hanya tumbuh di Cheonjiyeon. - Manjanggul.
Goa yang tebentuk akibat aktivitas gunung berapi, terkenal sebagai salah satu gua lava yang terbaik di dunia. Kawasan ini memiliki berbagai macam ukuran stalaktit dan stalakmit. Manjanggul terletak di Gimnyeong-ri, Gujwaeup, Jeju. - Yeomiji Botanical Garden.
Yeomiji Botanical Garden memiliki tanaman tropis dan subtropis yang terdiri dari berbagai taman seperti taman bunga, taman lili air, taman hutan, taman buah subtropika, kaktus, dan ruang observasi. Taman ini berada di Jungmun Resort Yeomiji Botanical Garden yang merupakan kebun raya terbaik di Asia. Kawasan ini memiliki suasana bagian selatan yang unik. - Hallasan ( Mt. Halla).
Merupakan landmark dari Pulau Jeju, Hallasan disebut juga dengan Mt. Yeongjusan yang berarti ”gunung yang cukup tinggi yang dapat menarik galaksi”. Ditunjuk sebagai taman nasional pada tahun 1970, Mt. Halla merupakan tempat yang tepat dijadikan sebagai tempat penelitian oleh para peneliti. - Jeju Bunjae Artpia.
Sebuah taman yang didedikasikan sebagai tempat pemeliharaan bonsai khas Korea, yang dibuka pada bulan Juli 1992. Jeju Bunjae Artpia terletak di desa Jeoji, Hangyeong, Jeju Utara. Jeju Bunjae Artpia memiliki pohon-pohon yang sudah berumur 30-300 tahun dan sangat populer bagi tokoh-tokoh dunia. - Cheonjeyeon Waterfalls.
Air terjun bertingkat tiga yang terletak di Pulau Jeju, yang memiliki arti Kolam Kaisar Langi. Cheonjeyeon Waterfalls, merupakan salah satu air terjun dari tiga air terjun yang terkenal di Pulau Jeju antara lain Air Terjun Cheonjiyeon dan Air Terjun Jeongbang. Menurut legenda yang ada di Korea Selatan, pada malam hari tujuh bidadari akan turun dari langit dan mandi di kolam air terjun tersebut. - Jeongbang Waterfall.
Sangat terkenal di Pulau Jeju, Jeongbang Waterfall, terletak di dekat laut dan satu satunya air terjun yang airnya langsung jatuh ke laut. Berdasarkan legenda, naga suci hidup dibawah Jeongbang Waterfall. Roh naga terkandung dalam air sehingga dapat menyembuhkan penyakit dan membawa hujan selama musim kemarau. Tidak hanya itu saja, air terjun kecil yang berada di dekatnya dikatakan menyerupai seorang hamba yang menunggu tuannya. - Cheonjiyeon Waterfall.
Berasal dari kata Ch’eon (Langit) dan Ji (Tanah), Cheonjiyeon memiliki arti harfiah sebagai "Air Terjun Penghubung Langit dengan Bumi". Cheonjiyeon Waterfall memiliki tinggi 22 meter dan lebar 12 meter. Sumber Air Terjun Cheonjiyeon berasal dari aliran Yeonhee-Chun yang keluar dari dinding-dinding Somban Stream. - Oedolgae Rock.
Merupakan batu karang yang memiliki tinggi 20 m yang berada di kota Seougwipo, Oedolgae Rock, juga dikenal dengan nama lain 'Changgun Rock'. Oedolgae Rock dikelilingi oleh pulau-pulau indah seperti Bum Island, Sae Island, dan Seonnyu Rock. - Hallim Park.
Terletak 33 km sebelah barat Kota jeju dan Mt. Hallasan Hallim Park memiliki luas hampir 100 ribu meter persegi dan memiliki berbagai jenis taman yang dapat dinikmati di setiap musim. Dua tempat yang paling terkenal di Hallim Park yaitu Taman Hyeopjaegul dan Gua Ssangyonggul yang dikenal sebagai salah satu gua yang memiliki dua dimensi. - Yongduam Rock (Dragon Head Rock).
Wisata batu karang yang berbentuk kepala naga ini terletak di sebelah utara Kota Jeju. Disini Anda dapat melihat Haenyo yang merupakan penyelam perempuan yang bekerja sebagai penangkap seafood. Yongduam Rock adalah tempat yang yang sangat populer bagi para pasangan karena terdapat kafe dan restoran seafood yang membentuk desa kafe yang sangat menyenangkan. - Sangumburi Crater.
Di sini Anda bisa melihat kawah datar yang dikelilingi jalan setapak bagi para wisatawan.Sudah ditetapkan sebagai Monumen Alam, Sangumburi Crater terletak di bagian tenggara Pulau Jeju. Kawah ini memiliki lebar sekitar 650 m, kedalaman 100 m dan bibir kawah selebar 2.070 m. - Seongeup Folk Village.
Terletak di sebelah barat Seongsan dibagian timur Jeju, Seongeup Folk Village merupakan desa tradisional bagi penduduk asli Pulau Jeju yang masih mempertahankan gaya hidup khas milik mereka. - Mt. Sanbang.
Memiliki arti gua yang berada di dalam gunung, Mt. Sanbang memiliki dua goa. Mt. Sanbang merupakan sebuah gunung yang terbentuk akibat aktivitas gunung berapi. Gunung tersebut terletak di Pulau Jeju bagian selatan tepat berada di ketinggian 150 m di atas laut. Pemandangan disini sangat indah dan wajib menjadi destinasi wisata yang Anda kunjungi saat berkunjung ke Jeju.
Pulau Nami
Pulau Nami merupakan pulau kecil berbentuk bulan sabit yang sangat indah saat musim gugur di bulan Oktober hingga November. Di bulan-bulan ini, dedaunan akan berubah warna menjadi kuning dan merah. Perpaduan ini menciptakan keindahan surealis.Tak heran jika pulau ini dinobatkan sebagai simbol cinta dan kerap dijadikan foto pre-wedding.
Masih ingat dengan drama seri romantis bertajuk "Winter Sonata"? Anda bisa melakukan napak tilas drama tahun 2002 ini mulai dari adegan ciuman pertama antara Bae Yong-joon dan Choi Ji-woo sampai dengan boneka salju yang akhirnya menjadi ikon pulau ini.
Pulau Nami memiliki tata ruang yang elok dengan penataan taman dan pepohonan yang cantik serta suara-suara dari binatang seperti burung unta, tupai, burung, angsa, dan kelinci.
Nami merupakan pulau dengan pohon-pohonnya yang khas memang terlihat sangat indah dan romantis pada musim salju. Pulai ini terletak di area Bendungan Cheongpyeong di wilayah Chuncheon-si, Gangwon-do. Memiliki diameter 6 km dan luas area sekitar 460.000 meter persegi, pulau ini memiliki bentuk setengah lingkaran atau seperti sebuah mangkok.
Anda bisa mencapai Pulau Nami dengan menggunakan bus sejauh 60 km menuju Chuncheon dari Seoul. Perjalanan selanjutnya dilanjutkan dengan menaiki kapal fery selama 15 menit atau cable car untuk menyeberangi Sungai Han yang lebih menantang.
Minn Byeong-do merupakan mantan gubernur Bank Korea yang membeli pulau in pada tahun 1965 dan menjadikan tempat ini sebagai penghabisan sisa hidupnya. Beliau merupakan pencinta alam dan budaya sehingga membuat pulau ini ditanami dengan berbagai macam pohon serta membangun Museum Musik dan menyelenggarakan acara festival dan budaya.
Mengambil nama seorang jenderal kontroversial akibat tuduhan melakukan pengkhianatan, Nami, dipilih sebagai nama pulau ini. Di sini Anda bisa melihat simbol kuburan Jenderal Nami.
Karena jasadnya yang tak pernah ditemukan dan demi penghormatan kebesaran sang jenderal, pulau ini mendeklarasikan dirinya menjadi Republika Naminara pada tahun 2006. Pulau ini ternyata memiliki lagu kebangsaan dan benderanya sendiri lho!
Untuk menghemat waktu dan biaya perjalanan yang akan Anda tempuh dari Seoul menuju Pulau Nami, Anda bisa menggunakan beberapa pilihan alat transportasi.
Dari Seoul Anda bisa naik subway dari Seoul Station ke Hoegi Station. Kemudian transit ke Jungnan Line menuju Sangbong Station. Sesampainya di Sangbong Station tukar ke line hijau bernama ITX dan turun di Gapyeong Station. Perjalanan ini akan memakan waktu sekitar satu setengah jam dengan biaya 2.050 won atau sekitar Rp 26.650.
Sesudah itu, perjalanan Anda dilanjutkan dengan naik shuttle bus dan turun di pemberhentian bis Nami Island. Biasanya Anda akan diminta membayar 5.000 won atau Rp 65.000. Untuk mencapai Pulau Nami, Anda bisa menggunakan zip wire dengan harga 38.000 won setara dengan Rp 494.000 atau naik ferry 138.000 won setara dengan Rp 1.794.000.
Incheon
Incheon merupakan kota yang tekenal sebagai kawasan bisnis sekaligus piknik yang sangat cantik. Incheon adalah kawasan ekonomi khusus yang diberi nama Incheon Free Economic Zone atau yang lebih dikenal sebagai bandara internasional di Korea Selatan. Kawasan ini terletak sejauh 65 km dari ibukota Korea Selatan, Seoul sehingga Anda hanya perlu menempuh waktu perjalanan 45 menit dari Seoul.
Disebut sebagai 'Kota baru' yang modern, Incheon kini menjadi tujuan utama untuk MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition), tepatnya di Aurance. Tempat ini bisa menampung hingga 6.000 orang dan letaknya sangat strategis, yaitu hanya 20 menit perjalanan dari bandara. Incheon ini berbatasan dengan laut dan terkenal dengan wisata kuliner seafood dan 168 pulau yang indah.
Disini Anda juga bisa menikmati atraksi modern bernama Songdi. Anda juga bisa menyeberang ke Pulau Ganghwa yang memiliki wisata seja rah berupa kuil tertua dan bangunan situs warisan dunia UNESCO.
Waktu yang paling tepat untuk berkunjung ke Incheon adalah musim semi, panas, dan gugur karena di musim dingin, suhu dan cuacanya sangat dingin meskipun tak bersalju. Nah, beberapa tempat yang bisa Anda kunjungi jika berwisata ke Incheon antara lain:
- Incheon Bridge.
Jembatan terbesar di Korea Selatan ini memiliki panjang 21,38 kilometer. Disini Anda bisa melihat keindahan matahari saat senja. Selain itu, ada juga lampu-lampu kota yang indah untuk dipandang dari sini. Jembatan ini dibangun dengan model cable stayed bridge yang menyambungkan antara Songdo dan Incheon International Airport. - Pantai Eurwangni.
Adalah pantai yang terletak di sebelah barat daya Pulau Yongyudo tepatnya dekat Bandara Internasional Incheon, Pantai Eurwangni, memiliki pasir putih yang berkilau bak berlian. Ditambah dengan pesona alam hutan pinus, pantai ini memiliki panjang mencapai 700 meter dan ditetapkan menjadi kawasan wisata publik sejak tahun 1986. - Tribowl.
Bangunan yang menyerupai mangkuk yang bertengger di atas kolam, Tribowl merupakan lambang kota Incheon yang merepresentasikan kebanggan kota. Bangunan ini didirikan saat ajang Global Fair & Festival Incheon tahun 2009 yang dilengkapi dengan hall dan perpustakaan digital. - Kuil Jeondeungsa.
Terletak di kaki Gunung Jeongjoksan, Ganghwa-gun, Incheon, Kuil Jeondeungsa didirikan saat pemerintahan Chunryeol (1274-1308) oleh biksu Adohwasang dari Goguerya. Kuil ini adalah bukti perkembangan dunia arsitektur kuno khas Korea. - Pulau Wolmido.
Berlokasi satu kilometer dari lepas pantai Incheon, Pulau Wolmido. merupakan pulau yang sangat unik karena menyerupai ekor bulan sabit. Di sepanjang wilayahnya terdapat pertunjukan spontan yang digelar oleh para seniman jalanan. Anda juga bisa menikmati kuliner yang dijual oleh penduduk setempat. Gelaran acara budaya jug bisa Anda lihat tiap akhir pekan. - Amusement Park.
Melepaskan penat dengan berteriak sekencang-kencangnya bisa Anda lakukan di sini. Wahana permainan ekstrem yang sangat bervariasi bisa Anda nikmati di sini. Hanya dengan membayar tiket masuk 4.500 won atau setara dengan Rp 58.500, Anda bisa menikmati permainan yang menegangkan.
Busan
Merupakan kota pelabuhan dan metropolitan, Busan merupakan kota yang terletak di sebelah tenggara Korea Selatan yang memiliki populasi sekitar 4.000.000 jiwa.
Busan merupakan kota kedua terbesar dan pusat industri di Korea Selatan dengan salah satu pelabuhan tersibuk di dunia. Kota ini dikelilingi oleh lautan di tiga sisinya sehingga sangat terkenal dengan obyek wisata pantai.
Busan memiliki Taman PBB yang dibangun untuk menghormati tentara dari 16 negara yang ikut berperang dalam Perang Korea tahun 1950-1953.
Selain taman, Anda dapat menikmati pertunjukan tradisional, seperti Tari Topeng Dongrae Yaryu dan Suyeong Yaryu, Jwasuyeong Eobang Nori (pertunjukan musik para nelayan), Donghaean Byeolsin-gut (ritual meminta kelimpahan tangkapan), dan Dongrae Hakchum (Tari Bangau Dongrae).
Di Busan juga kerap kali diselenggarakan festival kontemporer, yaitu Busan International Film Festival (BIFF). Festival ini merupakan salah satu festival film terpenting di Asia.
Di tahun 2005, Busan terpilih sebagai kota pertama penyelenggara APEC di Korea Selatan yang dihadiri oleh 21 orang kepala negara-negara Asia-Pasifik.
Nah, Busan juga memiliki beberapa obyek wisata yang bisa Anda kunjungi ketika berwisata ke Korea Selatan.
- Oryukdo.
Berarti 'Pulau Lima-Enam', Oryukdo muncul karena fenomena air laut pasang sehingga salah satu pulaunya akan menjadi dua sehingga semua pulau tampak berjumlah enam buah padahal aslinya hanya terdapat lima pulau saja.
Oryukdo Island yaitu gugusan pulau-pulau kecil yang terdapat lokasi Nam-gu, pantai selatan Busan. Nama pulau-pulau itu yaitu Usakdo Island, Surido Island, Gonggotdo Island, Guldo Island, serta Deungdaedo Island. Keseluruhnya pulau cuma tersusun atas bebatuan serta tak berpenghuni, terkecuali Deungdaedo Island, lantaran di pulau ini terdapat satu mercusuar. - Taman Yongdusan.
Di sini Anda bisa melihat Menara Busan setinggi 120 m, Patung Laksamana Yi Sun-sin, Tugu Peringatan Revolusi Mahasiswa 19 April, Paviliun Genta, dan Menara Jam. Taman Yongdusan terletak di kawasan Gwangbok-dong, pusat kota Busan. - Kuil Beomeo (Beomeosa).
Didirikan di zaman Silla, Kuil Buddha yang terletak di kaki Gunung Geumjeong (Geumjeongsan) tersebut diperkirakan sudah berusia lebih dari 1300 tahun. Pagoda batu tiga tingkat yang terletak di dalam kompleksnya adalah Harta Nasional Korea Selatan nomor 250. - Taejongdae.
Merupakan tempat untuk menyaksikan pemandangan lautan dan bebatuan yang berbentuk unik seperti Sinseonbawi dan Mangbuseok. Kawasan berbatu karang ini memang memiliki sisi yang menghadap ke laut.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Sinseonbawi adalah tempat singgah dewa-dewa, Mangbuseok adalah wanita yang membatu karena menunggu suaminya yang tak kembali ke daratan. - Pantai Songjeong.
Pantai Songjeong merupakan pantai berpasir putih dekat Bukit Dalmaji, di sebelah timur kawasan Haeundae. - Pasar Jagalchi.
Pasar ikan terbesar di Korea Selatan yang didirikan setelah Perang Korea berakhir adalah Pasar Jagalchi. Disini Anda bisa membeli berbagai jenis makanan laut dan bersosialisasi dengan warga Busan. - Pantai Haeundae.
Terletak di Distrik Haeundae, Busan, Korea Selatan, Pantai Haeundae, kerap kali menyelenggarakan festival, seperti perayaan Jeongwol Daeboreum (Februari), kompetisi berenang Polar Bear di musim dingin, membuat patung dari pasir (Juni), serta Festival Laut Busan (Agustus)
Pantai ini memiliki panjang 12 km dan berjarak 40 menit dari stasiun kereta utama di pusat kota Busan. Di ujung selatan pantai ada satu pulau yang dimaksud Dongbaekseom (Dongbaek Island). Pulau itu begitu popular untuk wisatawan yang suka memancing ikan. - Gamcheon Culture Village.
Desa dengan perumahan yang dicat warna-warni dan beberapa tempat yang bisa dijadikan persinggahan di area wisatanya seperti cafe, gembok cinta, dan juga mural-mural unik ini wajib Anda kunjungi di Busan. - Pantai Gwangalli.
Pantai dengan pasir cokelat keabuan ini berlokasi di Suyeong-gu, Busan, tepat di samping barat Pantai Haeundae. Di sini terdapat satu teluk kecil di mana ada Jembatan Gwangan (Gwangandaegyo Bridge).
Pantai Gwangalli mempunyai panjang sekitaran 1, 4 km serta lebar dari mulai 25 sampai 110 m. Beberapa tempat wisata yang tak jauh dari pantai ini diantaranya Millak Waterfront Park, Suyeong Sajeok Park, serta Dongbaekseom Island. - Haedong Yonggungsa.
Kuil Buddha yang berlokasi di Gijang-gun, Busan ini dibangun pertama kali pada tahun 1376 oleh seseorang guru yang di kenal dengan nama Naong, yang hidup pada saat Dinasti Goryeo.
Kuil ini berdiri di atas tebing pinggir laut dan dekat dengan Pantai Haeundae yang berlokasi di timur Busan. Anda bisa melihat berbagai jenis lampion kertas saat mendatanginya di masa festival tahun Budha. - Beomeosa.
Wisata Kuil Budha selanjutnya datang dari wilayah Cheongnyong-dong, Geomjeong-gu, Busan. Kuil ini pertama kali dibangun pada sekitaran tahun 678 Masehi di lereng Gunung Geumjeong (Geumjeongsan), satu ruang yang populer dengan kuil-kuil Budha.
Beomeosa memiliki arti kuil ikan nirwana, dengan kuil utama milik Sekte Jogye, sekte agama Budha di Korea. Bagian-bagian paling utama kuil ini yang kerap dikunjungi oleh wisatawan diantaranya satu pagoda berlantai tiga, Daeungjeon (hall paling utama), Ijumun (gerbang pertama), dan dua Pagoda Wonhyoam. - Yongdusan Park.
Taman kota yang berlokasi di Jung-gu, Busan tersebut memiliki Busan Tower setinggi 118 m dan landmark utama untuk Busan. Berluas 6,9 hektar, taman yang memiliki arti nama gunung kepala naga ini ditananami 70 spesies tumbuhan yang indah.
Terdapat beberapa patung disini, antara lain: Patung Jenderal Yi Sun Sin, Palgakjeong (Octagonal Pavilion), Cheongdongyotap, satu Flower Clock, serta Museum World Folk Instrument. - Gukje Market.
Memiliki arti nama pasar tradisional, Gukje memang merupakan pasar tradisional yang berlokasi di Jung-gu, Busan. Pasar ini pertama kali dibangun oleh warga Korea yang melarikan diri ke Busan ketika terjadinya Perang Korea pada tahun 1948.
Gukje Market merupakan pasar tradisional terbesar di Busan dan paling ramai dikunjungi. Beberapa barang yang ditawarkan oleh penjualnya, antara lian: baju, makanan, perabotan rumah tangga, dan barang elektronik. Di samping pasar ini dapat ada Bupyeong Market, Kkangtong Market, dan sebagian pasar kecil yang lain. Gukje Market di buka setiap hari mulai jam 9 pagi sampai 8 malam.
Datang ke Busan rasanya belum lengkap jika tak mencoba alat transportasi umum yang bisa membawa Anda dari Seoul menuju Busan atau sebaliknya.
- Pilihan transportasi yang pertama adalah KTX atau Korea Train Expres. Dengan waktu tempuh Seoul-Busan 3.5 jam, KTX memiliki kecepatan sekitar 352 km/jam. Harga yang ditawarkan memang cukup mahal, yaitu KRW 54.400 atau setara dengan Rp 707.200.
- Bus Korail memiliki tarif yang lebih murah dibandingkan dengan KTX. Dengan jarak Seoul-Busan sepanjang 332 km, bus ini mampu menmpuhnya dalam waktu 5 jam. Anda bisa memilih bus ekspres lainnya yang tersedia di terminal bus Seoul. Anda cukup membayar sekali perjalanan dengan KRW 34.200 atau setara dengan Rp 444.600.
Jinhae
Saat musim semi, Anda bisa mengunjungi Jinhae. Pemandangan bunga sakura berguguran dan memenuhi beberapa sudut kota akan terlihat sangat indah dan ikonik.
Penduduk setempat memberikan tiga ikon utama dari Jinhae, yaitu pohon cemara yang melambangkan keadilan dan kemakmuran, burung camar yang mencerminkan semangat warga, dan bunga yang mempercantik kota dan warnanya melambangkan warga Jinjahe yang tulus dan rajin.
Jinhae atau bisa disebut Chinhae (진해), adalah bagian dari kota Changwon. Tahun 2010, Masan dan Jinhae bergabung menjadi satu kota, Changwon.
Kota ini terletak di bagian selatan provinsi Gyeongsangnam-do, atau sekitar 30 km arah barat dari Busan. Kota ini diselimuti kurang lebih 340.000 pohon sakura sehingga sangat cocok menjadi tuan rumah event cherry blossom terbesar se-Korea Selatan.
Sisi utara dan timur Jinhae dikelilingi oleh barisan bukit yang diisi oleh pohon pinus, sedangkan sisi barat dan selatan memiliki pemandangan laut, kapal, dan kota tetangga Geoje sebagai pemanis.
Kota ini sebenarnya bukan tipe kota ramai dan sibuk. Udaranya masih bersih, kotanya yang bersih dan rapi serta dihiasi oleh banyak bangunan tua minimalis. Di Jinhae bisa dibilang jarang terjadi macet, bahkan saat festival sekalipun.
Menurut sejarah para pendahulu, Jinhae merupakan daerah kekuasaan Jepang sehingga berdiri markas pangkalan angkatan laut disana. Sejak tahun 1951, terjadi kesepakatan antara pemerintah Korea Selatan dan Amerika Serikat sehingga Jinhae menjadi pangkalan angkatan laut bersama antara kedua negara ini.
Di tahun 1952, Jinhae rutin menyelenggarakan Festival Bunga Sakura. Konon katanya festival ini diadakan untuk memperingati sosok admiral Yi-Sun-Shin yang punya peran penting mengalahkan Jepang semasa Perang Dunia II (Imjin War).
Awalnya festival ini diperuntukkan bagi masyarakat lokal namun seiring berjalannya waktu, banyak wisatawan yang datang di bulan Maret hingga April untuk menikmati event ini.
Pengunjung untuk Festival Bunga Sakura ini bisa mencapai dua juta tiap tahunnya. Event ini berlangsung pada tanggal 1-10 April setiap tahun namun sayangnya mekarnya bunga sakura sangat dipengaruhi oleh cuaca.
Selama sepuluh hari, Anda akan menikmati berbagai acara yang diadakan di Jungwon Rotary yang berlangsung dari pagi hingga sore. Bisa dibilang hampir mirip bazar atau pasar malam.
Festival Bunga Sakura ini diadakan di hampir seluruh penjuru kota. Anda bisa berjalan-jalan atau naik transportasi umum dari spot ke spot. Mengingat penduduk setempat masih menggunakan hangeul, Anda bisa memeriksa jadwal event yang disediakan oleh pengelolanya melalui website yang sudah tersedia.
Di Jinhae, Anda bisa mendatangi Yeojwacheon. Tempat ini merupakan sudut terbaik untuk melihat bunga sakura yang berguguran. Di sini Anda bisa melihat jembatan lokasi syuting serial Romance yang memperlihatkan adegan pertemuan yang tak disengaja antara Kwan-Woo dan Chae-won.
Selain Yeojwacheon, Anda juga bisa mendatangi jalur kereta api Kyeong-Wha Station. Biasanya para fotografer akan berburu momen saat kereta api lewat yang bersamaan dengan gugurnya bunga sakura disana.
Untuk mencapai Jinhae, Anda bisa menggunakan pilihan transportasi bis dari Seoul. Naik bis bernama Seoul Nambu Bus, Anda akan sampai di Jinhae dengan waktu tempuh sekitar 4 jam 20 menit.
Selain mengunjungi Festival Bunga Sakura, beberapa destinasi wisata yang bisa Anda datangi adalah pantai Gotji, pulau Ulleung dan desa Darangee. Selama berlibur disini Anda bisa menginap di Grand Ambassador Seoul, Grand Hyatt Hotel, dan Renaissance Seoul Hotel.
Folklore and Natural History Museum
Bukan rahasia lagi kalau Jeju adalah pulau yang sangat indah dan kerap dipilih oleh para wisatawan asing untuk berlibur. Sejak K-pop dan K-drama mulai mendunia, Jeju seakan memiliki magnet tersendiri bagi para wisatawan.
Apabila Anda sedang merencanakan liburan di Pulau Jeju, Anda bisa datang ke sebuah obyek wisata budaya bernama Jeju Folk Village Museum.
Jeju Folk Village Museum merupakan kawasan unik dengan suasana pedesaan yang sangat kental. Terletak di 631-34, Minsokhaean-ro, Pyoseon-myeon, Seogwipo-si, Jeju-do, Jeju Folk Village Museum kini menjelma menjadi aset budaya milik Korea Selatan.
Sejak dibuka pada tahun 1984, Jeju Folk Village Museum menjadi destinasi wisata lokal dan asing. Di sini Anda akan menjumpai museum dan rumah khas pedesaan, pertunjukan tradisional, dan aneka flora dan fauna asli Pulau Jeju yang diteliti.
Jeju Folklore and Natural History Museum adalah nama museum di Jeju. Tahun 2007, museum tersebut memiliki koleksi arkeologi dan folklore sebanyak 9.360 namun Anda hanya bisa melihat 2.397 buah saja. Museum ini juga memiliki koleksi Marene Life dengan total keseluruhan 36.157 koleksi.
Jeju Folklore and Natural History Museum berdiri di area seluas sekitar 157.000 meter persegi lengkap dengan ratusan bangunan rumah dan atraksi yang selalu digelar di tempat ini. Anda juga akan menjumpai kerajinan seni bulu kuda di area Househair Craft Exhibition Hall .
Folklore and Natural History merupakan sebuah museum aneka kebudayaan rakyat khusus Pulau Jeju. Museum ini memamerkan sejarah alam, benda-benda peninggalan, dan juga hewan, dan tumbuhan yang ditemukan di pulau Jeju.
Kegiatan wisata disini dipusatkan pada aktivitas sosial edukasi, mulai dari belajar sejarah dan budaya Pulau Jeju, dialek Jeju, berbagai kelas dan lomba di musim panas, dan eksplorasi ekologi dan kehidupan laut Jeju.
Pada 2002-2003, sebuah tim peneliti dari Folklore and Natural History melakukan riset geologi di Pantai Jeju untuk mengetahui rekam jejak ekologi lingkungan, budaya, dan kehidupan masyarakat yang ada di sana.
Folklore and Natural History juga digunakan untuk kegiatan penelitian dan investigasi, mulai dari sejarah pulau, fitur geologi, adat, hewan darat dan tumbuhan, dan kehidupan laut dari pulau-pulau berpenghuni di sekitar Jeju (Gapa-do, Biyang-do-do Chuja, Udo, Mara-do) hingga kini.
Museum Jeju dibuka sepanjang tahun. Tempat ini memiliki beberapa tarif berbeda untuk setiap pengunjungnya.
Untuk dewasa, dikenakan tarif sekitar 9.000 Won atau sekitar Rp 117.000, sedangkan untuk pelajar, remaja, tentara, dan polisi, mereka hanya perlu membayar 6.000 won atau setara dengan Rp 78.000 dan anak-anak 4500 won atau setara dengan Rp 58.500.
Setiap harinya, museum ini dibuka mulai pukul 08.30 dan ditutup pada pukul 18.30, atau menyesuaikan dengan festival yang sedang dilakukan.
Untuk mencapai Museum Jeju, Anda bisa menggunakan bus dari Bandara Internasional Jeju dengan menggunakan bus menuju Jeju Intercity Bus Terminal.
Perjalanan Anda akan berlanjut dengan bis menuju Jalan Bunyoung. Untuk penginapan, Anda bisa memilih hotel bertarif murah yang biasanya ditawarkan oleh Hotel Jeju, Jeju Grand Hotel Ora Country Club, Hyatt Regency Jeju ataupun Lotte Jeju Hotel. Anda dapat melihat detail harganya melalui website masing-masing hotel tersebut.
Yangdong Folk Village
Bagi Anda yang gemar wisata budaya dan sejarah, ada baiknya berlibur ke Yangdong. Merupakan desa tradisional terbesar di Korea Selatan, Yangdong Village kerap kali menampilkan kebudayaan khas tradisional dari Dinasti Joseon.
Yangdong Folk Village merupakan sebuah desa tradisional yang terletak di Gangdong-myeon, 16 kilometer ke arah tenggara dari Gyeongju, Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan. Terletak di sebelah selatan Gunung Seolchang, desa ini terbentuk mengikuti kondisi alam dan topografi pengunungan dan lembah.
Yangdong Folk Village bersama dengan Hahoe Folk Village ditetapkan sebagai salah satu situs warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 2010.
Dengan terjaganya kelestarian tradisi, kekayaan aset budaya, tradisionalisme, dan keindahan alam tempatnya berada, desa ini menjadi destinasi wisata budaya yang patut Anda kunjungi.
Di Yangdong Folk Village, Anda bisa menjumpai 160 rumah tradisional yang memiliki atap jerami dan genteng yang dibangun di seluruh area hutan lebat. Sebanyak 54 rumah bersejarah dan berusia lebih dari 200 tahun juga bisa Anda lihat di desa ini.
Hingga sekarang, beberapa rumah tradisional masih ditempati oleh penduduk asli desa tersebut. Pengaturan desa yang seperti ini menandakan bahwa stratifikasi status sosial merupakan hal nyata dan menjadi karakteristik kehidupan rakyat Korea pada masa dinasti Joseon.
Disini Anda juga bisa menghadiri kelas budaya kondusian meliputi pernikahan, upacara ritual untuk leluhur, dan berbagai warisan budaya.
Banyak orang mengunjungi desa ini untuk melihat kekayaan warisan-warisan budaya dan pemandangan di sekelilingnya. Untuk mencapai Yangdong Folk Village, Anda bisa menggunakan kereta atau bis.
Apabila Anda memilih kereta, Anda bisa naik KTX selama dua jam yang beroperasi 20 kali/hari melalui Stasiun Seoul menuju Stasiun Singyeongju.
Alternatif kereta lain yag bisa Anda ambil adalah KTX - Mugunghwa yang beroperasi 18 kali/hari dan memakan durasi perjalanan selama 3 jam. Kereta tersebut bisa Anda ambil dari Stasiun Seoul menuju ke Stasiun Gyeongju.
Sedangkan untuk Bis, Anda bisa mengambil bus antar-kota menuju Terminal Bus Antar-kota Gyeongju dari Terminal Bus Dong Seoul.
Setelah sampai di Gyeongju, Anda memilih bis yang mengantarkan Anda ke Yangdong Folk Village atau dari Stasiun Singyeongju atau Terminal Bus Ekspres Gyeongju. Anda bisa naik bis di jalur 203, 212, 252, 200, 203, 205, 206, 207, atau 208. Turunlah di halte Yangdong Folk Village.
Boseong Green Tea Field
Korea Selatan juga punya wisata kebun teh bernama Boseong. Menghasilkan 40% teh di Korea Selatan, Boseong kerap kali dipilih menjadi destinasi wisata di bulan Mei karena akan diadakan Festival Teh Hijau yang diadakan sekali setahun.
Boseong sendiri terletak di Provinsi Jeolla Selatan. Daerah ini sangat terkenal akan daun teh hijau dan kelahiran seorang aktivis kemerdekaan Korea yang bernama Philip Jaisohn.
Pada era Samhan, Boseong termasuk ke dalam persekutuan Mahan, kemudian menjadi Kabupaten Bokhol yang berada dibawah aturan Dinasti Baekje. Nama "Boseong" diberikan oleh Unified Silla.
Anda dapat belajar tentang memetik daun teh yang benar, meminum, dan menuang teh dengan benar menurut adat Korea. Untuk pembuatan teh hijau, Anda harus memilih pucuk atau Chong paling atas dan daun kedua.
Boseong Green Tea atau teh hijau Boseong adalah produk spesial yang diproduksi di daerah Boesoeng dan terkenal karena kualitasnya yang bagus. Boseong Green Tea telah melalui pemeriksaan kualitas yang ketat dari Lab Medical Rusia Biologi dan resmi diakui sebagai minuman yang cocok untuk diet khusus para astronot.
Teh yang dihasilkan oleh kebun teh Boseong banyak dijual ke luar negeri, seperti Jepang, China, dan Eropa. Secangkir teh hijau asli bisa dihargai USD 50 atau 10.000 won atau Rp 685.000 untuk 100 kantong teh hijau organik.
Jangan takut kelaparan di Boseong karena disini juga menawarkan kuliner unik dan menarik yang bisa Anda coba. Minuman unik yang bisa Anda coba disini adalah milkshake greentea yang dibuat menggunakan teh hijau dan campuran susu dan es krim, Bimbimbab greentea dan berbagai makanan yang berbahan dasar bintang laut.
Di Boseong, Anda bisa menikmati festival rutin yang sudah menjadi agenda pemerintah Korea sejak 39 tahun yang lalu. Festival ini biasanya diadakan pada bulan Mei di Korean Tea dan Sori Cultural Park.
Nah, untuk mencapai Boseong, Anda dapat menggunakan bis yang berangkat dari terminal bis Daejeon dengan tarif 11.000 won atau setara dengan Rp 143.000 menuju kota Gwangju. Perjalanan ini akan memakan waktu selama 2,5 jam.
Setelahnya Anda bisa mengambil bis yang menuju Boseong dengan membayar 8.100 won atau setara dengan Rp 105.300. Perjalanan ini akan memakan waktu selama 1,5-2 jam. Tenang saja, selama perjalanan Anda akan disuguhi oleh pemandangan yang memanjakan indera penglihatan.
Chuncheon
Chuncheon, kota tepi danau yang memiliki pemandangan indah saat musim gugur tampaknya perlu Anda masukkan ke daftar tempat yang wajib dikunjungi saat mengunjungi Korea Selatan. Tempat wisata romantis yang satu ini memiliki arti nama sebuah sungai yang mengalir ketika musim semi datang.
Namun alangkah lebih baik jika Anda mengunjunginya saat musim gugur karena pemandangan dedaunan yang mulai berubah warna sungguh indah.
Sejauh mata memandang, Anda akan melihat keindahan pemandangan gunung dan sungai yang mengalir dari Korea Utara di Chuncheon. Danau ini pernah menjadi lokasi pengambilan gambar K-drama lawas berjudul Winter Sonata.
Apabila Anda menyukai liburan yang tenang dan cukup sunyi, daranglah ke Chuncheon karena kota ini tak seramai Seoul. Beberapa obyek wisata disini juga bisa dijadikan destinasi tempat yang Anda kunjungi selama liburan di Korea Selatan.
Chuncheon City merupakan kota kecil yang berjarak 2 jam saja dari Seoul. Chuncheon merupakan ibukota provinsi Gangwon.
Kota ini memiliki jalanan yang lebar dengan arus lalu lintas yang tak terlalu padat. Penduduk setempat juga menggunakan mobil-mobil lokal dan merknya tentu sudah familiar untuk Anda.
Kota Chuncheon berada di lembah Soyang River dan Han River. Kota ini menjadi tempat pemasaran berbagai produk pertanian di wilayah sekitarnya, seperti beras dan kedelai, serta menjadi pusat peternakan ayam.
Di sini Anda bisa menikmati kuliner bernama Dak Galbi, kuliner berbahan dasar ayam yang dibumbui dengan aneka variasi bumbu dan sayuran.
Jika Anda mengunjungi Kota Chuncheon, datanglah ke Soyang Dam. Di sini Anda bisa berwisata ke sebuah museum air yang menyuguhkan pemandangan indah di musim gugur dari lantai yang paling atas.
Di Sonyang Dam, Anda juga bisa berlayar selama sepuluh hingga lima belas menit menuju Cheongpyongsa. Selama perjalanan, Anda akan melihat sinar matahari yang jatuh ke atas air sungai dan terlihat seperti butiran mutiara yang berkilau.
Apabila Anda berkunjung ke Chuncheon saat musim gugur, Anda akan merasakan angin sejuk yang berhembus. Sesampainya di Pelabuhan Cheongpyong, Anda hanya perlu berjalan kaki selama lima belas hinggga dua puluh menit untuk mencapai kuil bersejarah di Korea Selatan.
Pemandangan pepohonan yang daunnya berganti warna ditambah dengan suara aliran air sungai dari atas gunung akan membuat Anda rileks dan segar kembali.
Kuil ternama yang dimaksud adalah sebuah kuil bernama Cheongpyeongsa Temple. Disini Anda bisa melihat pagoda legendaris bernama Gongju Pagoda. Kuil ini dibangun oleh seorang biksu bernama Seung Hyeon di atas Gunung Bongsan pada masa pemerintahan Raja Gwangjong dari Goryeo Dynasty di tahun 973.
Untuk mencapai kota Chuncheon, Anda dapat menggunakan kereta atau bis. Apabila Anda memilih kereta, Anda bisa memilih kereta bawah tanah yang beroperasi di hari kerja.
Naiklah kereta bawah tanah di Stasiun Cheonglyang-li menuju ke Stasiun Chuncheon. Perjalanan Anda akan berlanjut dengan kereta yang berangkat dari Stasiun Sangbong ke Stasiun Chuncheon. Ambillah jalur Kereta Bawah Tanah Gyeongchun di stasiun Sangbong, kemudian turunlah di Stasiun Chuncheon. Perjalanan ini akan memakan waktu sekitar 80 menit.
Sedangkan untuk bis, Anda bisa naik di Terminal Seoul Express, tepatnya jalur Honam. Setelah itu, Anda bisa turun di Terminal Bus Antar Kota Chuncheon. Perjalanan ini akan memakan waktu kira-kira 70 menit.
Nah, bus pertama akan berangkat pada pukul 06.50 dan bus terakhir akan berangkat pada pukul 21.00. Anda cukup membayar 7.600 won atau setara dengan Rp 98.800 untuk sekali perjalanan.
Daejeon
Memakan waktu tempuh satu jam perjalanan dari Seoul, Daejeon merupakan kota yang bisa jadi destinasi wisata Anda saat berlibur di Korea. Dinobatkan sebagai kota terbesar se-Korea Selatan, Daejeon ternyata merupakan tempat yang dilengkapi dengan berbagai teknologi tinggi.
Di kota ini juga berdiri beberapa universitas ternama dan berbagai tempat penelitian. Julukan kota ini adalah IT'S Daejeon yang merupakan singkatan dari Interesting (menarik), Tradition (tradisi) and Culture (budaya), Science and Technology (ilmu pengetahuan dan teknologi).
Meskipun bisa dibilang kota yang cukup ramai, Daejeon memiliki populasi penduduk sebanyak 1,5 juta orang. Sebagian besar penduduk setempat memiliki mobil namun kemacetan jarang sekali terjadi.
Beberapa tempat wisata rekomendasi di Daejeon, antara lain:
- Galeria Rime World.
Apabila Anda suka wisata belanja, datanglah ke Galeria Time World di Seo-gu di malam hari. Anda dapat menemukan berbagai toko yang menawarkan pernak-pernik khas perempuan yang dijual mulai harga Rp 7.500. Galeria Departement Store ini tutup pada pukul 20.00 namun tenang saja, sebagain besar toko disini masih buka hingga pukul 23.00 bahkan dini hari. - Wisata kuliner di Time World.
Anda dapat menikmati kopi ala Korea Selatan yang dijual di sekitar Time World yang dijajakan mulai dari harga Rp 40.000 hingga Rp 50.000. Semakin malam, Anda akan merasakan suasana Daejeon yang ramai dan bergelora.
Selain kopi, Anda juga bisa berwisata kuliner dengan menikmati makanan khas Korea, Topokki, yang dijual mulai dari Rp 20.000 di kedai pinggir jalan. Beberapa makanan lain yang bisa Anda nikmati saat wisata malam di Daejeon adalah aneka gorengan, seperti udang goreng, ubi goreng dengan tepung, bahkan cabai goreng tepung. - Museum Geologi.
Wisata lain yang bisa Anda datangi di Daejon adalah musim geologi. Di sana Anda bisa belajar mengenai sejarah bumi, struktur geologi dan batuan, manusia dan geologi, serta lingkungan dan geologi. Ada pula Galma yang merupakan situs dari masa batuan lama, batuan baru, dan perunggu. Semuanya digali di satu tempat untuk pertama kalinya di Korea. - Taman Yurim.
Taman Yurim yang berlokasi di depan Kantor Distrik Yuseong merupakan rekomendasi wisata Daejeon selanjutnya. Taman ini memiliki harmonisasi kecantikan yang nyaris sempurna karena Anda akan disuguhi pemandangan bunga, pohon, paviliun, dan danaunya. Anda juga dapat menikmati keindahan sakura, Chionatus retusa, pohon gingko, dan metasequoia yang sayang untuk dilewatkan. - Daejeon Observatory.
Daejeon Observatory merupakan tempat observasi luar angkasa yang tebuka untuk publik. Anda bisa menyaksikan matahari saat siang hari, planet-planet, bulan, nebula, dan galaksi di malam hari. - Expo Park.
Taman hiburan yang memiliki beberapa atraksi yang berhubungan dengan sains dan teknologi, seperti Human Body (pengenalan akan tubuh manusia), Animal Jungle, dan Electric Energy Pavilion. Disini Anda juga bisa melihat beberapa patung ilmuwan peraih nobel yang bisa menginspirasi pengunjung. - KAIST (Korea Advanced Institute of Science and Technology).
Merupakan universitas sains dan teknologi nomor satu di Korea Selatan. Universitas ini berhasil menempati peringkat ke-63 universitas terbaik di dunia pada tahun 2012 dan telah meluluskan kurang lebih 8.453 sarjana, 17.762 master dan 6.726 gelar doktor dan semua lulusan itu berusia rata-rata dibawah 30 tahun.
Beberapa destinasi wisata lain yang bisa Anda kunjugi di Daejeon adalah Hanbit Tower, Expo Bridge, National Science Museum, Daejeon Museum of Art, dan Yuseong Foot Spa. Sebenarnya Daejon merupakan kota metropolitan yang menjadi pusat penelitian bagi perusahaan teknologi ternama, seperti Samsung dan LG.
Untuk mengunjungi kota yang berjarak 167 km dari Seoul, Anda bisa memilih kereta sebagai transportasi yang cepat dan murah. Anda dapat memesan tiket secara online dari Seoul menuku ke Daejeon.
Tiket kereta ini biasanya dijual dengan harga 14.000-15.000 won atau setara dengan Rp 182.000-Rp 195.000 untuk sekali jalan. Untuk waktu tempuh dengan KTX, Anda hanya perlu menghabiskan waktu perjalanan sekitar 50 menit saja. Sangat cepat bukan?
Jeonju
Menjadi ibukota Provinsi Jeolla Utara atau Jeollabuk-do, Jeonju ternyata menyimpan banyak destinasi pariwisata yang bisa Anda eksplor saat datang ke Korea Selatan. Memiliki jumlah penduduk sekitar 653.000 jiwa di tahun 2015, Jeonju punya arti nama kota yang sempurna.
Berwisata ke Jeonju, berarti bersiap-siap untuk wisata kuliner. Pada tahun 2012, Jeonju mendapat penghargaan sebagai Creative City for Gastronomy, yang merupakan bagian dari UNESCO’s Creative Cities Network. Penghargaan ini diberikan kepada masyarakat Jeonju selalu memelihara cara memasak secara tradisional selama ribuan tahun, dan festival-festival kuliner lokal yang selalu diadakan di kota ini.
Nah, kebiasaan dan cara hidup masyarakat Jeonju cenderung serba santai sehingga Anda akan merasa seperti sedang berada di belahan lain Korea Selatan.
Untuk mendapatkan koneksi internet yang kencang, Anda harus membayar jasa tambahan. Di sini Anda tak bisa menikmati internet cepat seperti saat di kota besar.
Anda akan menemui sejumlah toko tradisional yang dijaga oleh orang yang memakai pakaian tradisional. Kebiasaan-kebiasaan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Jika Anda gemar melakukan swafoto, Jeonju memiliki bangunan-bangun cantik khas Korea yang kaya sejarah dan wajib diabadikan dalam foto. Salah satu bangunan bersejarah yang sangat terkenal ialah istana kerajaan yang dibangun oleh Dinasti Joseon.
Destinasi wisata lain yang dapat Anda kunjungi ketika berada di Jeonju, adalah Jeonju Hanok Village. Memiliki lebih dari 700 bangunan tradisional hanok yang kebanyakan dibangun pada masa Dinasti Joseon (1392-1910).
Jeonju Hanok Village ternyata punya rumah produksi film terbesar kedua setelah Busan. Rumah-rumah tua dan bersejarah yang ada di desa ini memiliki kondisi yang sangat baik dan sebagian besar merupakan rumah penduduk.
Beberapa bangunan lain yang kaya akan sejarah dan budaya di Jeonju, yaitu kompleks Pungnammun Gate, Kuil Gyeonggijeon, Gereja Katolik Jeondong, Ajin Museum, Omokdae dan Imokdae Pavillion, dan Jeonju Hyanggyo (sekolah Confucius zaman Dinasti Joseon).
Di Jeonju Hanok Village, Anda juga dapat menemukan banyak pembuat kerajinan tangan dan mengikuti berbagai workshop di toko souvenir maupun pusat seni kerajinan.
Beberapa jenis kerajinan tangan yang bisa Anda temukan di desa tradisional ini, antara lain: Hanji (kertas tradisional Korea), Taegukseon (kipas angin), anting-anting, membuat tulisan kartu pos, natural dying, kerajinan kayu, dan porselain.
Kunjungilah restoran tradisional spesial Hanjeosik, apabila Anda ingin merasakan dijamu layaknya seorang Kaisar. Restoran yang satu ini menyediakan pakaian tradisional Korea yang terlihat seperti seorang Kaisar. Anda akan menikmati sajian berupa makanan laut dan berbagai menu lainnya sambil mengenakan pakaian khas kaisar Korea Selatan.
Selain merasakan restoran tradisional yang menjamu tamunya dengan pelayanan khas kaisar, Anda juga dapat merasakan gaya hidup seorang atlet Taekwondo. Di Jeonju, Anda bisa mendatangi dan mengintip aktivitas para jawara Taekwondo di markasnya.
Untuk mencapainya, Anda dapat menaiki monorail. Perjalanan tersebut membutuhkan waktu selama sepuluh menit saja. Di sana Anda juga bisa merasakan latihan drama Korea atau yoga.
Apabila Anda ingin wisata yang penuh wahana dan permainan dan mengasikkan, Anda dapat mengunjungi Bandiland. Mirip dengan Universal Studio, destinasi wisata ini melengkapi wahanannya dengan museum serangga di dalamnya
Di museum tersebut, Anda akan menjumpai koleksi serangga sebanyak 20.000. Selain itu, Anda juga bisa mengunjungi observatorium bandi atau wahana stasiun luar angkasa.
Untuk mengunjungi Jeonju, Anda bisa menggunakan bis atau kereta sebagai trasportasi alternatif. Jika Anda memilih bis, Anda dapat naik di terminal Gangnam menuji Jeonju dengan waktu tempuh 2 jam 40 menit.
Apabila Anda berangkat dari terminal Gwangju, maka perjalanan akan memakan waktu sekitar 1 jam 30 menit. Sesampainya di terminal Jeonju, Anda dapat memilih bis nomor 5-1 atau 79 dan turun di pemberhentian Jeondang Cathedral atau Desa Hanok.
Bis menuju Jeonju berangkat setiap sepuluh menit sekali. Untuk sekali jalan, Anda perlu membayar tiket sebesar 18.700 won atau setara dengan Rp 243.100. Untuk waktu perjalanan 3 jam, biasanya bis akan berhenti di rest area sekali untuk makan atau memberi waktu penumpang untuk ke toilet.
Alternatif kendaraan lain yang dapat Anda pilih adalah kereta. Anda dapat menggunakan KTX, Semaul, Mugunghwa dari Stasiun Yongsan menuju Stasiun Jeonju.
Sesampainya di stasiun Jeonju, perjalanan Anda berlanjut dengan bis nomor 12, 60, 79, 109, 119, 142, 508, 513, 536, atau 542 dan turun di pemberhentian Jeondang Catehdral atau Desa Hanok.
Pilihan Liburan di Korea Selatan
Banyaknya tempat wisata di Korea Selatan selain Seoul membutuhkan itinerary yang terencana. Satu kota pun sepertinya tak cukup untuk dieksplorasi hanya dalam satu hari. Apalagi di beberapa kawasan terdapat festival yang sayang untuk dilewatkan. Jadi, susun jadwalmu secara cermat agar bisa mengunjungi semua tempat menarik di Korea Selatan.