Rambut Tetap Sehat dan Indah Dengan 10 Rekomendasi Sampo Non Paraben Ini (2023)

Produk perawatan rambut terus dikembangkan dengan inovasi-inovasi terbaru, salah satu contohnya adalah sampo. Banyak brand kini menciptakan produk sampo dengan menggunakan bahan-bahan alami, dan bebas dari beberapa kandungan bahan kimia tambahan seperti paraben.

Paraben sendiri sebenarnya berfungsi untuk mencegah pertumbuhan bakteri atau jamur, dan hampir selalu ada di setiap produk skincare atau kosmetik. Meski terbilang aman digunakan dalam takaran tertentu, namun masih banyak orang yang ingin beralih ke produk tanpa kandungan paraben, seperti contohnya sampo non paraben.

Orang-orang memutuskan untuk berpaling dari produk-produk sampo, atau bahkan produk perawatan lainnya yang mengandung paraben karena efek samping yang ditimbulkan oleh penggunaan bahan paraben ini pada kulit. Efek sampingnya mungkin saja tidak serta merta langsung terjadi.

Dampak dari pajanan paraben ini pada umumnya bersifat kronis alias membutuhkan waktu untuk menimbulkan reaksi pada kulit atau sel-sel kulit. Meski tidak langsung dapat dirasakan, namun sekarang orang-orang semakin pintar dalam mencari informasi dampak penggunaan sampo yang mengandung paraben.

Sampo yang mengandung paraben harus diwaspadai karena diketahui dan diduga dapat menimbulkan reaksi alergi, gangguan endokrin, kanker, gangguan reproduksi, ataupun iritasi kulit. Beberapa masih membutuhkan studi lebih lanjut. Namun akan lebih baik untuk mengantisipasi, dan beralih kepada produk yang aman terpercaya.

Pemicu alergi berbeda bagi setiap orang. Seseorang yang menggunakan kosmetik dengan kandungan paraben mungkin saja akan mengalami reaksi alergi pada kulit, dan bahkan dapat berpotensi menjadi eksim. Inilah kenapa paraben jarang digunakan untuk mengawetkan krim hidrokortison topikal atau salep antibiotik.

Paraben berpotensi dalam mengganggu endokrin karena struktur kimianya yang mirip hormon estrogen. Hal ini membuat tubuh mendeteksinya sebagai zat yang merugikan. Saat gangguan endokrin terjadi, dapat menimbulkan gangguan seperti jerawat, gangguan perkembangan dan neurologis, hingga berbagai jenis kanker.

Sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Yang diketahui adalah faktor-faktor risiko terjadinya kanker payudara, dan salah satunya adalah paparan zat-zat tertentu. Karena pemakaian zat paraben dapat meniru aktivitas hormon estrogen, inilah yang sering dihubungkan dengan kanker payudara.

Dikarenakan paraben dapat meniru aktivitas hormon estrogen, maka aktivitas estrogenik ini pun berpengaruh pada sistem reproduksi. Pada wanita, kelebihan hormon estrogen dapat mengganggu siklus haid. Sementara pada pria, dapat mengakibatkan disfungsi ereksi dan berpengaruh terhadap produksi sperma.

Ketika menggunakan produk yang mengandung paraben, tak jarang terjadi alergi kulit seperti gatal, ruam kemerahan, kering dan bersisik, bengkak, nyeri dan melepuh atau seperti terbakar. Masalah-masalah tersebut rentan terjadi terutama bagi pemilik kulit wajah sensitif, penderita eksim, dan psoriasis.

Untuk mengidentifikasi paraben pada label perawatan kulit, cari propylparaben, benzylparaben, methylparaben, atau butylparaben. Pada dasarnya paraben bukan merupakan bahan yang benar-benar berbahaya. Bahan ini pun banyak dipakai dalam produk perawatan, sebagai pengawet.

Namun, zat ini dianggap berbahaya karena dapat mengganggu fungsi hormon dengan cara kerja yang mirip estrogen. Beberapa orang pun alergi terhadap bahan ini.

Sampo dengan bahan pengawet seperti quaternium-15, diazolidinyl urea, DMDM ​​hydantoin, bronopol, atau imidazolidinyl urea sebaiknya dihindari. Sebab bahan-bahan tersebut dapat melepaskan formaldehida ke udara yang dapat dihirup dan masuk ke kulit. Dampaknya, bisa menyebabkan risiko berbahaya.

Formaldehida diketahui menyebabkan kerusakan DNA dan kanker. Selain bersifat karsinogenik, bahan ini dapat menyebabkan reaksi alergi, termasuk iritasi kulit dan asma.

Sulfat biasanya ada dalam bentuk sodium laureth sulfate dan sodium lauryl sulphate. Bahan ini merupakan deterjen yang memberikan efek busa yang berlimpah. Sulfat termasuk bahan yang sebaiknya dihindari penggunaannya. Ini karena sifatnya yang bisa sangat merusak. Pada rambut, sulfat dapat membuat rambut menjadi kering dan rapuh.

Ada kekhawatiran bahwa bahan kimia ini dapat menyebabkan iritasi, eksim, bahkan diduga bersifat karsinogenik, sehingga beberapa produsen menjauhi penggunaan bahan ini.