Ingin Tampil Berbeda? Ini 9 Rekomendasi Fashion Jepang yang Unik dan Bisa Kamu Coba

Siapa yang tidak kenal Jepang? Negara matahari terbit di kawasan Asia Timur ini memiliki keunikan yang dikenal seluruh masyarakat dunia, yakni dunia anime dan fashion Jepang yang unik. Fashion Jepang yang unik awalnya dipengaruhi oleh tayangan anime, kemudian menjadi street fashion yang digunakan oleh kaum muda Jepang.

Tidak hanya terkenal di Jepang, mode busana nyentrik Jepang ini juga masuk ke Indonesia dan dilakoni oleh para cosplayer atau pemakai busana khas tayangan anime. Rambut yang dicat warna-warna terang seperti pink, baju dengan hiasan kalung dan gaun berlayer, atau lipstik hitam? Inilah fashion Jepang yang unik yang akan dibahas di poin berikut.

Gaya pakaian Decora yang tren ini dimulai sejak akhir tahun 1990-an hingga awal tahun 2000-an yang diperkenalkan oleh majalah FRUiTS. Decora identik dengan pakaian berwarna hitam, pink gelap, baby pink, atau warna-warna bercorak terang dan neon. Untuk mengimbangi warna terang, biasanya mereka menggunakan t-shirt warna polos dan dikombinasikan dengan rok pendek model tutu.

Tidak hanya pakaian, rambut pada fashion Decora juga turut berperan. Rambut dikucir dua dan poni panjang. Tonjolan aksesoris unik lengkap dipakai di pakaian, tangan, jari, hingga poni sampai tidak terlihat.

Fairy Kei adalah fashion Jepang yang unik dengan ciri khas warna pastel dan bergaya kekanak-kanakkan. Pakaian yang dipilih bebas, bisa kemeja, kaus, atau dres. Penekanannya justru pada warna pastel seperti warna lavender, baby blue, pink pastel, hijau mint, kuning pucat, atau pirang pucat.

Selain warna, aksesoris dan tema menjadi kunci dalam fashion ini, misalnya tema malaikat, tema mainan anak-anak, aksesoris kalung, pita rambut, bando, dan lain-lain. Tidak hanya itu, rambut pun juga turut dicat pastel, meski warna-warna natural juga banyak dipakai. Tatanan rambut sederhana untuk menyeimbangkan paduan busana yang terlihat “ramai” dan “terang”.

Ganguro termasuk salah satu sub kelompok Gyaru. Ganguro berfokus pada tata rias atau make up warna gelap. Gunanya, agar tampilan anti-mainstream dan seperti orang negro. Warna kulit yang tan atau gelap juga dapat dikatakan unik karena tidak berkulit putih dan betata rias tebal putih layaknya orang Jepang pada umumnya.

Para pelaku fashion Ganguro menambahkan riasan dan pakaian dengan lipstik putih, pakaian terang, dan tempelan stiker-stiker di wajah. Kulit gelap ini dianggap lebih maksimal jika mengalami proses tanning karena dianggap lebih natural. Daerah-daerah terkenal dengan fashion Jepang yang unik ini terletak di distrik Shibuya dan Ikebukuro.

Gyaru adalah istilah fashion Jepang yang identik dengan gadis remaja yang berambut pirang, namun berkulit gelap dan bertata rias tebal. Fashion Jepang yang unik ini akan tampil berdampingan dengan para Ganguro style. Gyaru memiliki sub-sub kelompok dengan tampilan berbeda. Di antaranya kogyaru dan ganguro.

Untuk pembahasan sekilas, Kogyaru yakni fashion Jepang yang identik dengan remaja SMA. Pakaian khas gyaru yakni rok SMA sangat pendek, kaus kaki kedodoran, dan rambut dicat pirang.

Berkebalikan dengan Gyaru, Lolita Fashion justru berfokus pada pakaian dres dengan aksen renda. Lolita Fashion tidak mengenakan make up tebal dan justru mengenakan pakaian serba tertutup. Ciri khasnya terletak di pakaian dres renda dengan kerah tinggi, sepatu berkuda, parasol, petticoat, payung berumbai, bando atau hiasan kepala, bonnet, dan kaus kaki renda setinggi lutut.

Lolita Fashion memiliki sub-sub kelompok, seperti gothic lolita, sweet lolita, dan punk lolita. Untuk Gothic Lolita, identik dengan pakaian dres nuansa gelap dengan tata rias lebih detail. Sweet Lolita, justru berciri khas pakaian dres warna pastel dengan banyak pita dan renda. Sedangkan Punk Lolita justru mengkombinasikan aksen kotak, rantai dengan baju berenda.

Fashion Jepang yang unik dan masih populer seperti Manba ini selebihnya memiliki kesamaan dengan Ganguro, yakni sama-sama berkulit gelap. Gaya pakaian Manba juga dianggap lebih aman karena hanya menggunakan foundation gelap untuk mengakali kulit terang menjadi gelap.

Manba sendiri memiliki sebuah klub yang menghimpun para penggemar gaya pakaian ini. Mereka diwajibkan menggunakan pakaian nyentrik dan terang layaknya Ganguro: lipstik putih, lingkaran putih sekitar mata, hair extension berupa warna rainbow dan cat pirang pada rambut.

Visual Kei sendiri merupakan fashion Jepang unik yang terinspirasi dari band rock, punk, pop Jepang. Visual Kei identik dengan kostum berkesan flamboyan, mewah, dengan riasan tebal berwarna putih dan tatanan rambut lebih detail.

Awalnya, fashion Jepang yang unik ini hanya ditujukan untuk penampilan di panggung. Namun, Visual Kei kini mulai banyak diserap ke dalam pakaian sehari-hari. Misalnya, selendang atau scarf warna mencolok bagi perempuan dan celana jins super longgar bagi pria.

Shironuri Fashion sebenarnya adalah bentuk inspirasi dari budaya Eropa, namun dipadukan dengan elemen budaya Jepang. Misalnya tata rias wajah yang tebal berwarna putih, berpakaian ala zaman Jepang kuno seperti kimono, hakama, dan baju-baju yang dipakai Geisha.

Shironuri Fashion dapat dikatakan fashion Jepang yang unik dan fleksibel. Sehingga, seseorang bisa memadukan fashion item yang sedang tren kini dengan Shironuri Fashion. Namun, ada hal-hal yang wajib diperhatikan agar berhasil membuat tampilan Shironuri ini.

Misalnya, wajah harus di-cover dengan foundation warna putih. Bagian mata dirias dengan eyeliner hitam tebal, dan bulu mata dibuat cetar dengan bulu mata palsu. Sehingga, tercipta mata seperti panda. Pakaian pun harus menggunakan warna putih, lalu padukan dengan fashion item yang sedang tren saat itu. Jadilah Shironuri-look!

Berangkat dari sebuah nama kawasan di distrik Shibuya, Harajuku. Kemudian Harajuku berkembang menjadi sebuah ikon street style dan fashion Jepang yang unik. Bahkan berkembang dan terkenal di dunia.

Gaya Harajuku berciri khas berupa busana warna-warni yang dipadu dengan sepatu boneka. Rambut dicat warna ombre. Pakaian pelengkap yang tidak boleh ketinggalan yakni rok dan jins yang dikenakan menjadi satu. Itulah yang membuat gaya Harajuku cenderung tabrak lari, bahkan si pelakon cenderung cuek demi mengekspresikan kebebasan bergaya.