Tradisi Lebaran Unik di Sejumlah Negara Islam

Tradisi Lebaran Unik di Sejumlah Negara Islam

Perayaan Lebaran atau hari raya Idul Fitri selalu berkesan setiap tahun. Nah, mau tahu bagaimana perayaan hari raya Idul Fitri di sejumlah negara Islam? Simak ulasan dari BP-Guide berikut ini.

Hari Raya Idul Fitri adalah hari raya umat Islam

Sumber gambar www.indiatimes.com

Hari Idul Fitri dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia selama setahun sekali. Menurut kalender Hijriah, Idul Fitri selalu dirayakan pada 1 Syawal. Namun jika dilihat dari penanggalan Masehi, tanggal 1 Syawal jatuh di hari berbeda tiap tahun. Bukan tak mungkin umat Islam mendapati Idul Fitri dua kali dalam setahun, misalnya tahun 2000 lalu saat Idul Fitri jatuh pada bulan Januari dan Desember.

Tapi, pernahkah Anda melihat umat Muslim merayakan Idul Fitri di hari berbeda? Ada yang merayakan lebih dulu, ada yang lebih lama sehari dibanding umat lainnya. Ini terjadi karena ada banyak cara yang bisa digunakan untuk menentukan waktu 1 Syawal dalam kalender Masehi.

Misalnya, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal untuk menentukan 1 Syawal. Mereka sudah bisa menentukan bahwa Ramadan 1438 Hijriyah dimulai pada 27 Mei 2017. Sedangkan, Idul Fitri bakal dirayakan pada 25 Juni 2017.

Apa yang Anda ingat tentang Idul Fitri? Masjid dan lapangan penuh sesak dengan jamaah berpakaian Islami. Suara-suara takbir menyeruak dari pengeras suara di berbagai sudut. Orang beramai-ramai saling memaafkan, saling bersalaman dan berpelukan.

Nah, sekarang, bersiaplah Anda karena Idul Fitri semakin dekat. Hari Raya Idul Fitri 2017 tiba di tanggal 25 Juni 2017 menurut tahun Masehi. Apa saja yang sudah Anda siapkan jelang Hari Raya?

Pengertian dan makna sebenarnya Hari Raya Idul Fitri

Sumber gambar religionnews.com

Idul Fitri punya beberapa makna yang relevan satu sama lain. Jika ditilik per kata Idul Fitri berasal dari kata ‘Id dalam bahasa Arab, yang diambil dari kata ‘aada ya’uudu artinya “kembali”. Kata ini melambangkan Idul Fitri diperingati secara berulang dari tahun ke tahun. Ada juga yang berpendapat kata ‘Id diambil dari kata ‘adah yang dalam bahasa Arab berarti kebiasaan. Mengingat, Idul Fitri memang selalu diperingati pada 1 Syawal tiap tahun.

Selanjutnya, kata Fitri diambil dari kata fathara yang dalam bahasa Arab berarti membelah. Kata ini bisa melambangkan makna “berbuka puasa”. Maka, Idul Fitri juga diartikan sebagai momen dimana umat Islam kembali makan dan minum seperti biasa tanpa diatur waktu.

Dalam konteks terminologi, Idul Fitri dimaknai sebagai tanda seseorang kembali kepada fitrahnya. Ini karena Umat Islam merayakan Idul Fitri sebagai wujud kemenangan setelah menjalani puasa Ramadan sebulan penuh. Selama Ramadan, umat Islam berlatih menaklukkan hawa nafsu agar tubuhnya sehat, serta memperbanyak ibadah sehingga dosa-dosanya segera diampuni.

Sehingga sering kita dengar, di Hari Raya Idul Fitri, seolah umat Islam suci bagai bayi baru lahir. Itu karena mereka fitrah religius yang makin terbentuk dalam dirinya. Hal ini sejalan dengan yang termaktub dalam al-Qur’an, bahwa tujuan puasa adalah menumbuhkan ketakwaan dan kualitas ibadah manusia.

Hikmah Idul Fitri tidak hanya ada bagi diri sendiri, tapi juga sesame manusia. Hari Idul Fitri menjadi momen berbagi. Umat Muslim diwajibkan memberi zakat kepada orang miskin, maksimal sebelum shalat Idul Fitri dimulai. Tentu tak semua diwajibkan, hanya yang mampu dan memenuhi syarat. Kewajiban ini dimaksudkan agar terwujudnya keharmonisan antarmanusia. Sehingga, pada hari bahagia ini, semua orang baik yang mampu maupun tidak dapat sama-sama merasa tercukupi. Kesenjangan social pun dapat terkikis lewat kewajiban berzakat ini.

Di Indonesia, hari raya ini disebut juga dengan Lebaran. Tahukah Anda asal kata ini? Dalam bahasa Jawa, lebaran berarti lebar-lebur-luber-labur. Maksudnya, kita lebaran dari keburukan, lebur dari dosa, dan luber dari rahmat Allah, dan labor atau bersih dari dosa. Tentu ini hanya dapat dialami oleh mereka yang berpuasa dengan benar dan tulus.

Tradisi Hari Raya Idul Fitri di berbagai negara

Sumber gambar metro.co.uk

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata “Lebaran”? Mudik? THR? Yap. Di Indonesia, ada tradisi unik menyambut lebaran, yang tak ada di negara lain. Orang-orang yang bekerja di luar kota berebut tiket mudik alias pulang kampung demi bisa berkumpul dengan keluarga di momen fitri tersebut. Mereka tak ingin ketinggalan kesempatan bermaaf-maafan dan bersilaturahmi dengan sanak kerabat di kampung halaman.

Bahkan, umat beragama lain turut menjadikan momen mudik untuk berlibur bersama keluarga.

Satu yang ditunggu-tunggu anak-anak di hari Lebaran adalah Tunjangan Hari Raya alias THR. Ingatkah berapa THR yang Anda terima saat masih kecil? Tak peduli berapa nominalnya, karena tradisi ini sekadar untuk berbagi kesenangan dengan anak-anak. Di hari pertama lebaran, biasanya orang Indonesia akan bersilaturahmi ke keluarga dan tetangga, atau sering disebut “halal bihalal”. Umat Islam saling sungkem dan memaafkan satu sama lain agar hatinya benar-benar kembali suci.

Satu lagi yang tak pernah absen di Hari Idul Fitri: ketupat! Sudah tahukah Anda, bahwa ketupat bukan sekadar makanan? Ada filosofi kuat yang terkandung di dalamnya, lho! Konon, makanan berbungkus daun kelapa ini diambil dari bahasa Jawa kupat atau ngaku lepat alias mengakui kesalahan. Anyaman daun kelapanya yang cukup rumit adalah simbol kesalahan yang dilakukan manusia. Makanan ketupatnya sendiri berwarna putih, bermakna ada kesucian hati di dalam diri setiap muslim selepas bermaaf-maafan dengan kerabat.

Bahkan, bentuk segi empat pada ketupat melambangkan kiblat papat lima pancer. Artinya, ada empat arah mata angin dan satu pusat sebagai kiblat hidup manusia. Mau ke mana pun arah yang ingin Anda tuju, yakinlah Anda tetap kembali ke “pusat” yaitu Allah SWT. Bisa disimpulkan, maknanya ketupat adalah permohonan maaf atas kesalahan-kesalahan. Wah, ternyata maknanya luar biasa, ya?

Itu tradisi di Indonesia. Bagaimana negara lain menyambut Idul Fitri, hari yang ditunggu-tunggu umat Islam di seluruh dunia? Jangan salah, mereka juga punya tradisi lebaran yang tak kalah seru. Mau tahu?

Arab Saudi

Sumber gambar keepo.me

Menarik sekali untuk mengintip tradisi Lebaran di negara yang menjadi pusat peradaban Islam di dunia. Suasananya beda jauh dengan Indonesia. Jika kita di sini mengenal malam takbiran, di sana tak ada beduk dan keriuhan, hanya suara-suara takbir yang gaungnya menggema.

Saat hari H tiba, seluruh umat Islam berbondong-bondong ke masjid untuk shalat Id. Setelah itu, mereka langsung pulang ke rumah masing-masing untuk makan dengan keluarga. Suasana ramai mulai terasa di malam hari, saat mereka mulai silaturahmi ke rumah keluarga.

Berikut hal-hal penting saat Lebaran di negeri ini :

  • Tidak mudik, tapi liburan
    Tidak ada tradisi mudik di Arab. Kalaupun ke luar untuk liburan, mereka hanya pergi untuk refreshing, misalnya menikmati hawa pegunungan Thaif. Itupun tak lama. Karena lebih sering di rumah, mereka pun menghiasi rumah dengan pernak-pernik lebaran sehingga suasana meriah tetap terasa walau di dalam rumah.

    Tapi ada satu nih yang unik. Di Arab Saudi, Idul Fitri justru dimeriahkan dengan pagelaran seni seperti pertunjukan teater, baca puisi, atau parade seni tari dan musik. Kemeriahan ini juga bisa Anda saksikan di Suriah, Sudah, serta beberapa negara Timur Tengah lainnya.

  • Makanan saat Lebaran
    Lalu, apakah di Arab makan ketupat juga? Tidak, dong. Menu pertama saat Lebaran di Arab adalah kurma dan kopi Arab. Kopinya bukan berwarna hitam seperti yang sering kita lihat, melainkan warna hiijau kekuningan. Ada juga kunafa, semacam mie kering, dimakan dengan susu kental.

    Jika Indonesia ramai dengan makanan asin, Arab Saudi lebih banyak makanan manis. Debyaza, misalnya, yakni sejenis selai dengan aneka isi jenis kacang. Biasanya, debyaza dimakan dengan buah kering seperti kismis, kurma, atau aprikot kering. Rasanya? Manis, gurih, asam. Lengkap!

    Menu khas lainnya adalah kebdah, yakni hati daging domba, dimasak bersama tomat dan rempah-rempah Arab. Ada juga nasi Kabsah, yang juga bisa Anda temui di Indonesia. Nasi ini mirip nasi lemak, tapi dilengkapi dengan bumbu rempah seperti kayu manis dan lada hitam. Sekilas juga mirip nasi kebuli, namun beras yang digunakan untuk nasi kabsah adalah beras basmati khas Timur Tengah. Makin lezat karena disajikan bersama acar, sayuran, dan daging. Nuansa Arab akan makin terasa karena nasi ini dihidangkan dalam piring berukuran besar seperti tradisi Arab Saudi.

    Yang lebih unik? Ada, kok. Yaitu, nasi daging domba. Menu ini selalu ada tiap Lebaran tiba. Simpel, hanya nasi, daging domba, dan sayuran. Bagaimana? Sudah penasaran ingin coba? Warga Indonesia yang bermukim di Arab saat Lebaran tak perlu khawatir kangen ketupat. Karena, Anda akan mudah menemui toko penjual makanan Indonesia. Wisma KBRI juga menyajikan ketupat, lho. Jika kebetulan Anda singgah ke sana, jangan lupa membawa pulang buah tangan khas Arab Saudi.

  • Oleh-oleh
    Apa oleh-oleh Arab Saudi yang pertama terlintas di benak Anda? Yap, air zam-zam. Di Arab Saudi lah terdapat sumber dari air bermutu terbaik. Zamazimah merupakan perusahaan yang didirikan oleh kerajaan Arab Saudi khusus untuk mengelola air zam-zam.

    Anda bisa menemukan perusahaan ini di wilayah Kuday, tak jauh dari area parkir bus haji. Walau demikian, Pemerintah Arab Saudi tdak mengambil banyak untung dari keberadaan air zam-zam. Mereka hanya menjual label zam-zam dengan harga 5 Riyal alias 18 .000. Air zam-zamnya sendiri diberikan cuma-cuma alias gratis. Biasanya, air ini jadi oleh-oleh para jamaah haji dan umroh. Air zam-zam diyakini dapat menyehatkan badan dari penyakit serta memberi keberkahan. Jangan lupa baca do’a sebelum meminumnya, ya.

    Oleh-oleh khas Arab berikutnya adalah Ma’moul, roti dengan isian kurma. Harganya murah tapi rasanya enak. Sayang, masih sedikit orang yang mengenal ma’moul. Roti ini dijual sekitar 5-50 Riyal, yaitu 18 ribu sampai 180 .000 per bungkus. Harga ini berbeda tiap mereka dan kualitas roti. Berminat? Mudah kok ditemui di toko atau mall.

    Sikat gigi tradisional juga jadi oleh-oleh populer di sana. Sikat gigi yang disebut siwak merupakan jenis yang digunakan Nabi Muhammad saw. dulu. Banyak pedagang menjual siwak di jalan-jalan sekitar Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi. Mereka juga menerima jasa mengasah, mengukir, hingga memotong siwak dalam hitungan lusin. Siwak dijual seharga 5-10 Riyal atau 18 ribu hingga 35 ribu ruiah per lusin.

    Yang terakhir dari Arab ini justru paling khas dan mudah ditemui. Apa itu? Kurma! Tumbuhan kurma memiliki buah yang istimewa. Si kecil kurma mengandung aneka nutrisi seperti karbohidrat, protein, vitamin C, air, serat, minim lemak, dan mangan.

    Jangan lewatkan kesempatan untuk mencoba kurmaa Ajwa, karena inilah kurma kesukaan Nabi Muhammad. Mengonsumsi tujuh buah kurma Ajwa saat berbuka puasa atau sarapan merupakan sunnah Nabi. Memang, karena istimewa, harga kurma Ajwa pun lebih mahal dibanding lainnya, mencapai 60-80 Riyal per kilo, yaitu 218.000 hingga 284 .000. Beda ukuran dan kualitas akan memberi harga berbeda juga.

Turki

Sumber gambar eramuslim.com

Kalau ingat Turki, ingat apa? Kebab Turki? Atau… drama Turki? Negeri mayoritas Muslim ini juga punya keunikan untuk merayakan Idul Fitri atau dalam bahasa Turki disebut Bayram. Sama seperti Indonesia, orang Turki mengenakan baju-baju bagus yang disebut Bayramlik.

Uniknya, hanya lelaki yang shalat di masjid pada Hari Id, sedangkan perempuan tinggal di rumah. Selepas shalat, yang lebih muda mencium tangan yang lebih tua sambil menempelkannya di dahi dan mengucapkan, “Mutlu Bayramlar“, “Bayraminiz Mubarek Olsun”, atau “Bayraminiz Kutlu Olsun.” Salam Bayram ini bermakna sama, yaitu “Selamat Hari Bayram.” Tak ketinggalan, mereka pun saling bersilaturahmi dan berziarah ke makam keluarga.

Anak-anak adalah yang paling bahagia, karena mereka berkeliling dari rumah ke rumah di sekitar dan mengucapkan salam Bayram. Biasanya, mereka akan pulang membawa cokelat, permen, atau jajanan khas seperti Lokum dan Baklava. Tetangga pun sering membekali mereka dengan sejumlah uang.
Turki memang terkenal dengan makanan manisnya. Oleh karena itu, Festival Gula atau Seker Bayram selalu ada saat lebaran tiba. Pada perayaan ini, umat Muslim beramai-ramai memberi manisan ke tetangga terdekat. Kue lebaran khas Turki juga cenderung manis, seperti halwa, ta teema, kadayif, atau baklava.

  • Makanan dan minuman
    Barangkali, Anda sering pernah mendengar baklava, kue manis yang sudah terkenal. Kue ini diolesi dengan mentega dan pistachio, lalu dipanggang dan dimakan bersama rice pudding dan sirup homemade. Baklava makin nikmat jika disajikan dengan kopi atau teh.

    Selain makanan, ada juga minuman segar seperti minuman bersoda, jus buah kemasan, atau sirup yang siap menemani hari Fitri Anda. Mau yang khas? Ada Ayran, minuman yoghurt encer disertai sedikit garam. Itu tadi kue dan minuman. Lalu, apa makanan beratnya? Nah, sebagai appetizer, ada Mezze Pletter yang terdiri dari roti Ozel Kunzulu Ekmek (roti wijen) dan roti Lavas Ekmegi (sejenis roti puffy). Kedua roti ini disajikan lengkap dengan empat saus lezat, yaitu babaganuc (buah tertentu yang dibakar dengan arang, diberi tomat, cabai, dan bawang), ispanakli peynirli borek (bayam dipanggang bersama keju putih Turki), zeytinyagli humus (buncis dan tahini dengan minyak zaitun), dan gavurdagi salatasi (selada, tomat, keju feta dengan ekstra minyak zaitun).

    Masuk ke hidangan utama, bersiaplah menyantap Lamb Shank Soslu Kuzu Incik. Apa itu? Daging domba yang diolah dengan arang dalam waktu lebih lama, hingga menghadirkan rasa pedas sekaligus rempah-rempah. Lezat sekali dimakan bersmaa nasi putih atau sehriyeli pilav. Ada juga bademli balik, yaitu ikan filet yang dagingnya halus dan utuh walau dipanggang. Almon dan paprika membuat rasanya makin sedap. Oh iya, ingatkah Anda satu makanan Turki yang beken di Indonesia? Betul: kebab! Di Turki, makanan ini juga masuk daftar menu Lebaran.

  • Oleh-oleh
    Lalu, apa oleh-oleh khas Turki menurut Anda? Yang sedang populer saat ini adalah kerudung pashmina Turki. Kerudung berkualitas ini dibuat dengan aneka corak yang didominasi hiasan bunga. Warnanya beragam dan kontras, membuatnya berbeda dari kerudung lain. Pashmina Turki akan menyulap perempuan makin cantik! Pashmina asli Turki dijual seharga 20 lira (75 .000) hingga 25 lira (93 .000). Ingin jajan? Turki punya Turkish Delight: camilan manis dengan aneka rasa, misalnya buah jeruk, lemon, delima, dan rosewater. Isian Turki Delight biasanya memakai hazelnut, kurma, atau kacang pistachio. Harganya pun bervariasi, tapi jelas lebih mahal lebih enak. Siapkan 5 hingga 45 lira, atau 19 ribu sampai 170 .000. Anda bisa membelinya dalam hitungan gram atau kiloan.

    Anda juga bisa memilih aksesoris yang banyak dibeli pelancong, misalnya magnet kulkas, hiasan keramik, mug, gantungan kunci, asbak. Murah, kok. Hanya 1 hingga 5 lira atau sekitar Rp 3.700 sampai Rp 9.000. Jangan kaget, ya. Warna aksesorisnya memang didominasi biru, dengan aksen mata satu.

    Tapi, pernahkan Anda mendengar Mata Fatimah? Aksesoris berbentuk bulat dan berwarna biru ini disebut Nazar Boncugu atau Mata Biru, yang diyakini sejak dulu dapat menolak musibah. Tak heran banyak orang menaruhnya di depan rumah, dan menjadi aksesoris seperti kalung, anting, atau gantungan kunci sehingga bisa dibawa ke mana-mana. Aksesoris-aksesoris ini banyak dijual di Spice Market, Bursaa, Grand Bazaar, dan toko oleh-oleh. Gantungan kunci dihargai sekitar 2 lira alias Rp 7.500, sedangkan kalung sekitar 50 lira alias Rp 190.000.

China

Sumber gambar suratkabar.id

Walau bukan negara mayoritas Muslim, China memiliki tradisi Idul Fitri yang menarik untuk disimak. Adalah Xinjiang dan Yunnan, dua wilayah mayoritas muslim di China. Di hari Id, para lelaki memakai jas dan peci putih, sementara wanitanya mengenakan baju tebal nan hangat disertai kerudung.

Selesai shalat, mereka mengunjungi keluarga dan tetangga. Acara dilanjutkan dengan ziarah ke makam keluarga serta makam tokoh Islam. Tak hanya mendoakan leluhur, mereka juga mengirim doa untuk seluruh umat Muslim yang wafat pada masa Revolusi Kebudayaan dan Pemerintahan Dinasti Qing. Sebelum pulang, mereka membersihkan makam tersebut dan kembali merayakan Idul Fitri di rumah.

  • Makanan
    Penasaran kan, apa saja santapan khas Lebaran di China? Sup La Mian ala Sichuan adalah menu wajib. Dari nama masakan ini, la artinya menarik dan mian artinya mi. Sehingga, la mian berarti mie tarik. Lamian atau mie tarik dimaknai sebagai simbol panjang umur.

    Hidangan sup lainnya yang populer di kalangan Muslim China adalah sup mie daging. Menu ini pertama kali dibuat oleh masyarakat Hui saat Dinasti Tang. Ada juga suan cai atau sauerkraut China, sayuran spesial China yang khusus disajikan di Hari Lebaran.

    Selain menu di atas, hidangan lebaran di China juga ada daging sapi ala Sichuan dilengkapi jamur enoki, Bebek Peking, Kung Pao Udang, Xiao Long Bao, dan Sup Superior Pangsit Ayam. Tentu, semua makanan tersebut dibuat menggunakan bahan-bahan halal.

    Mirip Turki, Lebaran di China juga dipenuhi camilan manis, seperti kue labu panggang. Kue bertekstur lembut ini berisi kacang merah (mousse cake). Ada rasa cokelat, manga, dan orange. Cocok jadi hidangan penutup yang menyempurnakan hari Lebaran.

  • Oleh-oleh
    Apa cinderamata yang khas dari China? Aneka pernak-pernik bisa Anda intip di Wang Fujing, pusat perbelanjaan di sentra kota China. Lokasinya dekat Tianan Men dan Forbidden City. Souvenir, barang elektronik, pakaian, mainan, semua ada di sini.

    Dari penampakannya saja, bangunan Wang Fujing terlihat rapi dan kekinian. Sederet toko siap memanjakan Anda. Kalau ingin ke sini, sebaiknya lihat-lihat waktu, karena pasar ini ramai dari siang sampai sore. Malam pun makin ramai, hingga tengah malam saat pasar tutup. Tak perlu khawatir copet, karena Wang Fujing wilayah yang aman sekalipun terletak di tepi jalan. Harga? Eits, jangan khawatir. Terjangkau kok, asal Anda pandai menawar. Normalnya, gantungan kunci dijual seharga Y30 atau sekitar Rp 60.000. Kaos oblong bisa Anda dapat dengan Y10 atau 20.000. Jika ingin membawa pulang mainan atau baju anak, siapkan Y15 atau Rp 30.000. terjangkau, kan?

Moroko

Sumber gambar ghiboo.com

Mari singgah ke Maroko! Lebaran di negeri nan indah ini bakal identik dengan keunikan tersendiri. Anda akan menyaksikan lautan wanita memakai kaftan atau takchita, sejenis pakaian tradisional Maroko, lengkap dengan sandalnya. Sementara pria mengenakan djellaba, yaitu jubah panjang lengkap dengan penutup di kepala dan sandal di kaki. Toko baju di Maroko sudah disesaki pembeli sejak seminggu sebelum Lebaran. Seperti di Indonesia, para wanita Maroko juga siap menjejal toko dari siang benderang sampai malam gelap. Mereka membeli persiapan baju baru untuk dipakai di hari Fitri.

Tapi, walau sama meriahnya, tahukah Anda bahwa Maroko membagi Hari Raya ke dalam dua versi? Yap, di sana, Hari Raya Idul Fitri dianggap sebagai hari raya ashor atau kecil. Sedangkan, hari raya besar atau kabir adalah Idul Adha. Sehingga, seheboh-hebohnya Hari Idul Fitri, umat Muslima Maroko lebih antusias merayakan Idul Adha. Bahkan, dianggap memalukan jika ada umat Muslim Maroko yang tidak berkurban di Hari Idul Adha. Wah, beda sekali ya dengan negara lain?

Maka, jangan kaget kalau malam Idul Fitri di sana selalu sunyi senyap. Tak ada gaung takbir dari mana pun. Kalaupun yang membuat suasana terasa normal hanyalah mobil yang lalu-lalang seperti biasa.
Karena itulah, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di kota Rabat, Maroko tetap menggemakan takbir dan melaksanakan pembagian zakat bagi warga Indonesia yang datang ke sana. Ini dilakukan sebagai pemulih rindu pada tradisi di kampung halaman Indonesia.

  • Makanan dan minuman
    Soal makanan lebaran, Maroko terkenal dengan pie ayam, yaitu ayam yang dtaburi almond, dan dihidangkan dengan lemon dan air jeruk. Gurih iya, asam juga iya. Menu ayam lainnya adalah dajaj muhamar alias ayam panggang.

    Masih berbahan ayam, tapi kali ini ayam bastila. Ini juga menu khas Idul Fitri di Maroko. Sebenarnya ini adalah kue, namun dibuat dari daging ayam. Ada juga tagine, kuah semur berisi daging ayam atau domba. Jika suka, mereka akan memakannya bersama kurma sehingga lebih manis.

    Setelah makan menu berat, sekarang giliran kue ringan. Jelang lebaran, umat Muslim di Maroko mulai sibuk memasak halawiyat, sejenis manisan kue kering yang biasa disantap dengan keluarga di hari Fitri. Halawiyat juga biasa dijadikan hantaran, lho. Camilan lainnya adalah meloui. Roti ini dibuat dari olahan gula, garam, terigu, dan ragi. Seluruh bahan itu lalu dipanggang. Sekilas mirip roti cane Aceh, namun meloui ditambahi mentega dan madu.

    Menyantap makanan lezat sudah, enaknya ditutup dengan minuman apa, ya? Tenang, masih ada Atai, teh asli Maroko. Atai dihidangkan dengan teko bercorak unik atau Barad. Penyajian Atai terbilang unik karena setelah dituang ke gelas, tehnya harus dimasukkan ke teko lagi, lalu dituang lagi ke gelas, sampai tiga kali. Masyarakat Maroko yakin dengan cara itulah teh Atai benar-benar sedap diminum. Agar makin nikmat, teh Atai disajikan bersama Zamita. Sayangnya, Anda tak akan menemukan makanan Indonesia di Maroko. Bahkan jangan mimpi bisa menemukan bumbu masak Indonesia di sini. Jika kangen menu lebaran Indonesia, singgahlah ke KBRI. Hanya di sana Anda bisa menyantap lontong opor dan kawan-kawannya.

  • Oleh-oleh
    Khusus di Maroko, oleh-oleh khas Maroko adalah permadani atau karpet berwarna-warni. Ada banyak motif dan bentuk yang bisa Anda pilih, harganya pun variatif, mulai dari 500 .000. Parfum wangi bunga ala Maroko yang dipasarkan di Fes juga oke untuk dikoleksi. Harganya sekitar 80 .000.

    Tapi sebaiknya Anda mengambil kesempatan langka dengan mengunjungi pasar tradisional di Maroko. Di sana mata Anda akan dimanjakan dengan beraneka sepatu, jaket, dan tas, sekaligus dapat menyimak langsung teknik pewarnaan kulit lengkap mulai dari mencelupkan kulit ke wadah-wadah besar, cara mewarnai, hingga proses mengeringkan. Kulit ini didominasi oleh kulit unta. Agar tak mual mencium bau binatang, Anda akan diberi daun mint oleh pegawai toko untuk menetralisir bau.

    Walau bau, kulit ini anti air dan anti api, lho. Maka, tak heran jika jaket kulit itu dijual mulai dari 500 ribu hingga 2 juta rupiah. Kalau cari yang murah, Anda bisa membawa pulang sandal japit senilai 60 .000. Tenang, harga masih bisa ditawar, kok. Anda perlu menuliskan harga tawaran Anda di selembar kertas karena penjual di sana kebanyakan orang Perancis.

Nigeria

Sumber gambar cermati.com

Negara ini dihuni dua umat: Kristen dan Islam. Kedua agama yang berbeda pandang ini mampu hidup rukun dan harmonis. Masyarakatnya pun saling menghormati pelaksanaan ibadah, salah satunya kala Idul Fitri tiba. Bahkan, umat Kristen tak segan menghidupkan dan merayakan momen hari Idul Fitri di Nigeria.

Tradisi ini dikenal dengan nama Sallah Kecil. Selesai shalat Id, kedua umat saling menyapa dan mengucapkan salam Barka Da Sallah. Dalam bahasa Hausa, kalimat itu berarti “salam sejahtera di hari raya.” Di sana, Hari Idul Fitri dijadikan hari libur nasional walau kebanyakan umatnya beragama Kristen. Sungguh wujud toleransi beragama yang indah. Hal ini dilakukan demi menekan tindakan rasis yang seringnya terjadi saat dua agama atau ras bertemu.

  • Makanan saat mudik
    Umat Muslim Nigeria juga melaksanakan mudik menjelang Lebaran. Mereka menemui sanak keluarga dan kerabat di kampung. Sembari silaturahmi, mereka juga bagi-bagi THR, lho. Wah, mirip Indonesia, ya? Yang berbeda adalah menu Lebaran di Nigeria. Kalau kita makan lontong opor, mereka punya nasi jollof serta sup egusi. Makanan ini juga adalah menu kesukaan warga Nigeria. Nasi jollof berisi nasi pedas dengan tambahan merica, tomat dan bawang. Tak hanya di hari Lebaran, Anda juga bisa menjumpai menu ini saat acara perayaan atau pesta lainnya di Nigeria. Sedangkan, sup egusi dimasak menggunakan dahut pahit dan biji melon. Biasanya hdangan-hidangan ini dinikmati bersama ubi tumbuk dan pisang goreng.

    Hanya di Nigeria Anda dapat menyantap Suya, daging barbeque yang dimasak dengan bumbu special bernama Tankora. Bumbu ini gabungan dari paprika, cabe cayenne, kacang tanah, bawang, dan jahe. Irisan tipis daging diolesi tankora, lalu dipanggang layaknya sate. Saat dipanggang, kadang Suya dilumuri minyak kelapa agar aromanya makin tajam. Setelah matang, Suya biasanya dihidangkan bersama irisan bawang merah.

    Makanan ini berasal dari suku Hausa di Nigeria dan Niger. Dagingnya tentu halal karena mayoritas suku Hausa adalah Muslim. Kadang mereka memasaknya dengan daging ayam, ikan, atau sapi. Tak hanya daging, jeroannya pun ikut dimasak. Masakan lezat ini dihargai N200, atau kira-kira 12.000. Murah, ya?

Suriname

Sumber gambar keepo.me

Sekarang, mari pindah ke negara unik ini. Mayoitas penduduk yang bermukim di Suriname adalah orang-orang keturunan Jawa, Indonesia. Mereka tinggal di sana sejak masa penjajahan Belanda. Kala itu, banyak orang Jawa dipindahkan ke Suriname untuk menjadi kuli kontrak, mereka pun beranak-pinak di sana hingga saat ini.

Perayaan Idul Fitri berlangsung seru di Suriname. Penentuan hari rayanya pun ditetapkan melalui cara mereka sendiri, yakni dengan teknik perhitungan prajangka atau Primbon Jawa yang merupakan salah satu kiblat orang Jawa. Tapi, malam Lebaran di Suriname sama dengan di Indonesia. Riuh suara takbir terdengar dari mushola maupun arakan takbir keliling. Hingga tengah malam, umat Muslim Suriname berbahagia menabuh beduk dan bertakbir di masjid-masjid.

Yang namanya malam Lebaran tak lengkap tanpa kembang api. Anak-anak kecil menyalakannya untuk memeriahkan penyambutan hari raya. Begitulah Suriname menyambut Idul Fitri, atau dalam bahasa mereka disebut Lebaran Fiter. Di hari H, umat Islam berbondong-bondong ke masjid atau lapangan terdekat demi shalat Id berjamaah. Lokasi shalat Id teramai bisa Anda tengok di lapangan Paramaribo di tengah kota.

  • Makanan
    Sepulangnya ke rumah, santapan Lebaran ala Indonesia sudah tersaji. Ada lontong opor, ketupat, soto, juga jajanan asal Jawa seperti wajik, gethuk, peyek, kerupuk, enting-enting, dan jadah. Wah, seru, ya. Walau jauh dari kampung, semuanya tetap ada, disantap bersama keluarga dan kerabat. Tradisi THR pun tetap ada. Anak-anak berbaris menunggu jatah uang receh yang langsung mereka habiskan untuk jajan.

  • Kegiatan
    Masyarakat Muslim Suriname juga punya kebiasaan lain saat Lebaran tiba, yaitu Bodo Kupat. Di hari Lebaran, seluruh warga Suriname yang berketurunan Jawa naik perahu ke daerah Rust and Werk, yang dalam bahasa Belanda berarti istirahat dan bekerja. Bodo Kupat diramaikan dengan acara musik, dansa, dan balapan perahu. Balai Desa Rust and Werk juga menggelar Jaran Kepang, pertunjukan budaya khas Jawa. Tradisi Bodo Kupat ini dianggap memberi nilai positif yang dapat dipelajari dari orang terdahulu, yaitu persaudaraan di hari Fitri.

    Di Balai Desa itu, ikut berkumpul juga warga asing, Creole dan Maroon (penduduk kulit hitam), dan Hindustan. Tampak pula tokoh-tokoh Jawa dan pejabat parlemen. Diiringi orkes musik, para pengunjung berjoget bersama. Meriah, kan? Acara-acara meriah itu tidak dibarengi dengan baju baru. Ya, kalau kebiasaan orang Indonesia memakai baju baru saat Lebaran, justru tidak demikian di Suriname. Ini karena harga barang di sana tak semurah di sini. Sebagai contoh, baju seharga 100 .000 di Surabaya dijual seharga 300 .000 di Suriname. Bahkan walau Lebaran pun, toko-toko baju sepi dari diskon atau pasudon rega, kata orang Suriname. Mereka lebih memilih belanja untuk makan dibanding beli baju baru.

  • Oleh-oleh
    Ada oleh-oleh unik di sana. Namanya, pom. Makanan ini simbol tradisi Yahudi dan Creole, pencetus negara Suriname. Pom berbentuk lapisan, berisi irisan ayam yang dibungkus tanaman tayer. Terasa nikmat karena dimakan dengan saus berisi bawang, tomat, pala, dan minyak, lalu dimasukkan ke oven. Pom juga dibuat dari bahan dasar talas berbumbu yang dicampur ayam, lalu dimasukkan ke oven. Makanan ini bisa dimakan langsung atau disajikan bersama roti. Jika Anda tertarik, cobalah datang ke restoran dan rasakan sensasi Pom seharga 20.000 ini.

India

Sumber gambar cermati.com

Perayaan Hari Raya Idul Fitri 2017 di negeri Kuch Kuch Hota Hai ini mirip dengan tetangganya, India dan Pakistan. Kemeriahan sudah nampak di malam Lebaran atau yang disebut Chand Raat, yaitu Malam Bulan. Umat Islam India memenuhi toko dan bazar-bazar untuk berbelanja bersama keluarga.

Sebelum shalat, mereka juga turut menunaikan perintah zakat untuk berbagi pada kaum tak mampu. Dengan begini, semua orang berbahagia di hari Fitri, baik kaya maupun miskin. Pagi harinya, orangtua dan anak lelaki tumpah ruah di masjid atau lapangan. Pusat shalat Id ada di New Delhi, pusat India. Di sana, mereka kelihatan rapi dengan pakaian baru. Kalaupun tak sanggup beli, pakaian bersih pun sudah cukup. Anda juga akan menyaksikan perempuan muda saling menghiasi tangannya dengan henna khas India, serta memakai gelang berwarna-warni. Lebaran menyuguhkan pemandangan yang cantik di India.

Acara silaturahmi dimulai selepas shalat. Mereka saling mengunjungi dan bersalaman dengan keluarga dan tetangga, seraya mengucapkan Eid Mubarak atau Selamat Hari Idul Fitri. Wajah anak-anak terlihat bahagia saat antri bersalaman dan mendapat uang dari yang lebih tua. Lalu, mereka berziarah ke kubur keluarga dan mendoakan ketenangan mereka di akhirat. Karnaval menjadi tujuan rekreasi umat Islam India berikutnya. Di sana, mereka melihat kembang api dan mercon.

  • Makanan
    Yang tak ketinggalan tentunya adalah makan bersama keluarga. Di India, ada satu kue yang selalu tersaji di Hari Fitri. Namanya, besan burfi. Kue ini dibuat dari gula, ghee, tepung kacang, dan cardamom. Walau termasuk kue kering, besan burfi bersifat agak lengket. Aneka kacang menjadi pilihan topping kue besan. Ada kacang almond, kacang tanah, dan lainnya.

    Selain kue, ada juga sajian berupa bubur, yaitu hyederabad haleem. Makanan gurih dan agak pedas ini spesial ini diracik menggunakan rempah-rempah khas India macam kayu manis, lada, kunyit, dan jinten. Variasi menu lebaran lainnya adalah Siwaiyaan. Menu populer ini terdiri dari bihun manis, dimakan bersama buah-buahan kering dan susu. Siwaiyaan ini bagaikan lontong opornya kita, mudah ditemui saat Lebaran karena merupakan salah satu menu wajib.

  • Oleh-oleh makanan
    Soal oleh-oleh, coba tebak, apa yang khas dari India? Anda yang pernah menonton film India mungkin tahu, negeri Bollywood ini dikenal dengan makanan berupa manisan. Pasti penasaran ingin menjajal, kan? Namanya manisan, rasanya pun manis.

    Manisan dijual per satu boks dengan isi beraneka jenis manisan. Bisa minta dicampur agar bisa merasakan semua rasa manisan. Anda dapat memilih ukuran boks, dari kecil, sedang, hingga besar. Boks paling besar dihargai berisi sampai 30 manisan. Harganya mencapai 300 Rupees (75 .000). Tak perlu khawatir cepat rusak, karena manisa layak dimakan sampai 3 hari. Bahkan bisa mencapai 1 bulan jika Anda menyimpannya di kulkas.

  • Oleh-oleh sari
    Oleh-oleh itu, kalau tidak makanan ya baju. Baju sari asli India menjadi alternatef buah tangan sekaligus kenang-kenangan yang istimewa. Soalnya, kain yang populer di mata dunia ini merupakan pakaian utama warga India. Mudah pula mencarinya. Anda tinggal menepi ke toko terdekat.

    Kain berukuran 5 hingga 8 meter ini dijual dalam beragam motif, ada yang tradisional dan kekinian. Sari tradisional terdapat garis warna emas di pinggit kain. Sedangkan, kain sari modern dihiasi motif beraneka warna. Harganya juga berbeda, bergantung pada bahan kain. Tapi normalnya, Anda bisa mendapatkan kain sari mulai dari 30 ribu hingga puluhan juta tupiah.

    Tapi sayangnya, jika pun dibawa ke Indonesia sebagai oleh-oleh, kain sari tak cocok dipakai untuk pakaian sehari-hari. Sebagai gantinya, tengoklah baju kurti, yang juga pakaian tradisional Indonesia namun versinya lebih modern. Baju ini bisa kamu pakai dengan celana jeans. Kurti dijual dalam lengan pendek, lengan panjang, ataupun tanpa lengan. Harga? Siapkan setidanya 25 .000. Aksesoris pun bisa jadi alternatif oleh-oleh. Misalnya gelang India satu ini. Harganya super murah, hanya 50 Rupee atau Rp 10.500. Paling mahal Rp 12.500 alias 60 Rupeees. Dengan harga sekian, Anda bisa membawa pulang kira-kira 12 buah gelang.

  • Oleh-oleh hiasan
    Jika ingin antimainstream, pilihlah hiasan dinding sebagai buah tangan. Ada kain hiasan lukisan atau embroidery. Lukisan hiasan dinding ini biasanya dibuat menggunakan benang rajut. Kebanyakan sih bergambar gajah, hewan yang dianggap sakral. Ada juga desain geometri yang menarik, dihiasi warna-warna terang. Harganya beraneka, mulai dari 50 .000. Harga hiasan ini dihitung berdasarkan ukuran serta kerumitan desain.

Mesir

Sumber gambar cermati.com

Hari Lebaran juga menjadi hari libur nasional di Mesir. Umat Islam beramai-ramai ke masjid dan lapangan untuk shalat bersama. Semua bersemangat menyambut Lebaran, terutama anak-anak Mesir. Karena, mereka tampil keren dengan baju baru. Selesai shalat pun, anak-anak mendapatkan permen atau bingkisan dari masyarakat sekitar. Plus, tentunya, hadiah berupa uang. Kantong mereka biasanya langsung menebal setelah diberi uang oleh kakek, nenek, paman, dan bibinya. Tradisi ini dalam istilah Mesir disebut eidya.

Tapi, tidak hanya anak-anak lho yang diberi uang. Orang dewasa juga kecipratan. Jika Anda masih single, atau Anda seorang adik perempuan dari kakak laki-laki, maka bersiaplah terima eidya.

Lebaran juga menjadi momen silaturahmi di Mesir. Bedanya dengan kita, mereka tidak berkeliling ke rumah tetangga. Hanya berkumpul bersama keluarga saja. Itupun sudah seru, karena biasanya mereka piknik bersama di pantai, taman bermain, menonton film di bioskop, dan tentunya: singgah ke tepi sungai Nil nan terkenal itu.

  • Makanan
    Bercengkrama dengan keluarga belum lengkap tanpa sajian khas lebaran. Di Mesir, kue kahk adalah juaranya. Kue kering berbentuk bulat ini punya isian kacang dan diberi bubuk gula di atasnya. Manis khasnya kue kahk sudah dikenal sejak era Mesir kuno. Hidangan wajib di hari Lebaran ini dibuat dari campuran susu, margarin, tepung terigu, ragi, baking powder, dan gula, yang dibumbui jahe, kayu manis, cengkeh, garam, daun bay sear, kapulaga, serta almond. Adonan tersebut diimbuhi pasta berisi adas manis dan fennel seed yang dihaluskan. Gula ditambahkan di atas kue ketika sudah keluar dari oven.

    Selain kahk, ada juga menu khas Mesir bernama Ranja. Isinya ikan asin dan acar. Ada juga Fata, campuran daging dan beras yang dibumbui bawang, cuka, dan rempah-rempah. Santapan itu sering dimakan di rumah ataupun dijadikan bekal pinik di taman. Suasana makin meriah karena jalanan dipenuhi hiburan-hiburan seperti atraksi boneka puppet, pendongeng, dan pesulap. Jika bosan duduk, anak-anak akan diajak bermain dengan sepeda hias yang dipinjamkan di sana.

  • Oleh-oleh
    Mau cari buah tangan khas Mesir? Sebaiknya Anda datang ke Khan el Khalili, sentra perbelanjaan Mesir yang terletak di pusat kota. Mudah sekali menemukan lukisan papyrus atau cermin ala Mesir Kuno di sini. Cinderamata lainnya adalah kotak perhiasan, kertas bardi, kaos, gantungan kunci, payung mini, piring pajangan, kaligrafi, replika piramida, dan patung-patung kecil. Suka shisha? Di sini ada toko yang menjual peralatannya, lho. Beragam baju belly dance alias tari perut juga ada yang jual, lengkap dengan aksesorisnya.

    Jangan ragu untuk menawar. Sebagai contoh, untuk kotak perhiasan ukuran sedang yang dihargai 50 pounds Mesir (370 .000), Anda bisa menawar hingga 20 punds alias 15 ribu saja. Wih, murah sekali, kan? Begitu masuk pun, Anda akan disambut dengan sapaan, “Welcome”, “Bonjour”, atau “Ya la, ya la.” Beberapa pedagang pun bisa berbahasa Indonesia seperti “terima kasih.” Pastikan Anda punya waktu dan tenaga luang, karena mengeliling pertokoan di sini tak akan membuat Anda jengah.

Walaupun berbeda caranya, tapi tetap satu hari raya nya. Ini ucapan yang bisa kamu gunakan di hari raya idul fitri 2017 mendatang

Sumber gambar twitter.com

Mendekati hari raya Idul Fitri 2017, biasanya ucapan selamat mulai menyebar di ruang chat, baik disampaikan lewat Whatsapp, surat, e-mail, SMS, atau BBM. Lucunya, ucapan lebaran juga disampaikan menggunakan bahasa Jawa, bahasa Inggris, tak hanya Indonesia. Berikut contoh yang bisa kamu coba.


  • “This is a day full of purity and joy. A victory day to forgive each other.”

  • “Be youths that not only know how to work, but also know how to forgive any mistakes and oversight.”

  • “L-ive is go on. E-verything reborn again. B-ut A-ll of the sin and R-egret still inside me. A-nd I wanna say N-othing but minal aidin wal faidzin.” Lucu, ya?

  • “Wanginya aroma maaf kian merebak, menjadi penutup indah bagi bulan Ramadhan, bersiap merayakan hari fitri nan berkah.”

  • “Taqabbalallaahu minna wa minkum. Kepada hati yang penuh cinta, jagalah kesuciannya dengan kata maaf.”

  • “Allah Yang Maha Pemaaf, ampunilah kami yang kerap berdusta, berprasangka, bahkan ingkar janji pada saudara kami sendiri.”

  • “Andai hati seputih awan, jangan jadikan ia serupa mendung. Andai hati sebening air, janganlah kau biarkan ia keruh. Andai hati seindah bulan, hiasilah dengan iman.” Atau, “Aku tak pandai membingkai puisi. Langsunglah saja kita ke inti. Dengan tulus ikhlas dari sanubari. Kuucapkan selamat Idul Fitri.”

From our editorial team

Lebaran berkesan dengan perayaan yang unik

Setiap negara memiliki tradisi unik dalam merayakan hari raya Idul Fitri. Begitu juga setiap daerah. Indonesia yang memiliki keragaman budaya, tentu memiliki keragaman tradisi dalam merayakan Idul Fitri. Jadi, tetap rayakan Idul Fitri sesuai dengan tradisi daerah Anda, dan jadikan hari raya Islam ini tetap berkesan dalam waktu lama.