Hempaskan Kerutan Wajah dengan 6 Rekomendasi Facelift di Makassar yang Terpercaya (2023)

Facelift adalah salah satu prosedur pengencangan kulit dengan metode mengangkat dan mengencangkan jaringan wajah yang telah mengendur. Prosedur yang seringkali disebut juga dengan rhytidectomy ini bermanfaat untuk pengencangan jaringan kulit yang telah mengalami penurunan elastisitas.

Elastisitas yang berkurang tersebut bisa jadi karena faktor usia. Sehingga untuk kamu yang tengah mengalami penampakan pipi kendur, memiliki kelebihan kulit di bagian rahang bawah, memiliki lipatan kulit di bagian sisi hidung ke mulut, serta kelebihan lemak di leher maka facelift dapat mengatasinya.

Manfaat facelift memang sudah umum diketahui bagi individu yang ingin memiliki kulit wajah tampak lebih muda. Hal ini dikarenakan facelift mampu membantu menghilangkan kelebihan kulit serta menghaluskan lipatan dan kerutan.

Tak berhenti sampai di situ, facelift juga dapat membantu reposisi otot, kulit, dan lemak. Beberapa tindakan lain yang dapat dilakukan bersama dengan prosedur facelift antara lain operasi kelopak mata, browlift untuk dahi, neck lift untuk leher, penyuntikan filler atau lemak, hingga implan wajah.

Pasien semua kelompok usia, pria dan wanita yang memiliki rentang berat badan normal dapat memperbaiki atau mengencangkan kulit wajah dengan prosedur facelift. Hal tersebut tergantung pada kondisi kulit wajah dan prevalensi kulit yang mengendur.

Namun beberapa syarat tertentu harus dipenuhi agar dapat menjalani tindakan bedah estetika ini. Beberapa di antaranya adalah tidak adanya rekam masalah medis yang dapat menghambat pemulihan luka atau pemulihan dari operasi.

Selain itu pasien diharapkan tidak merokok, tidak menyalahgunakan konsumsi obat, tidak sedang hamil ataupun menyusui, memiliki kondisi mental yang sehat, serta memiliki ekspektasi realistis terhadap hasil dari treatment facelift tersebut.

Di sisi lain kamu juga perlu mengetahui beberapa golongan pasien yang memiliki resiko tinggi terkena efek samping maupun komplikasi jika melakukan facelift.

Beberapa golongan tersebut antara lain penderita hipertensi dan diabetes, individu yang mengalami kenaikan dan penurunan berat badan berulang, orang dengan riwayat ataupun resiko tinggi perdarahan abnormal, pasien komplikasi jantung, hematoma, hingga individu dengan penyembuhan luka yang lebih lama atau hemofilia dan sindrom Ehlers-Danlos.

TIga tahapan besar dari proses facelift antara lain adalah tahap awal, tahap operasi, dan tahap pemulihan. Pada tahap awal biasanya dokter bedah plastik akan memberikan pertanyaan tentang riwayat kesehatan kamu.

Termasuk di dalamnya kemungkinan adanya alergi ataupun riwayat penyakit seperti misalnya kondisi tekanan darah. Kamu juga perlu memberitahu obat-obatan apa saja yang pernah atau sedang dikonsumsi.

Selain itu ada baiknya jika kamu juga memberikan informasi mengenai gaya hidup kamu, seperti misalnya kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, atau kondisi kulit saat ini.

Setelah itu pada tahapan operasi akan diawali dengan pemberian obat bius serta pembentukan sayatan. Sayatan tersebut dimulai dari garis rambut di bagian pelipis, area sekitar telinga, hingga kulit kepala bagian bawah. Selanjutnya kulit dan jaringan lemak akan diangkat dari jaringan ikat dan otot.

Jaringan ikat dan otot tersebut dapat dikencangkan dengan dijahit. Langkah selanjutnya kulit akan ditarik ke arah belakang sampai pada posisi yang dikehendaki. Kemudian kelebihan kulit akan dibuang. Tahapan akhir adalah penjahitan sayatan dan penggunaan perban.

Pemulihan dari facelift membutuhkan waktu kira-kira dua minggu, di mana pasien baru dapat melakukan aktivitas normal setelah kira-kira empat minggu. Sayatan harus selalu dijaga agar tetap kering dan bersih. Biasanya jahitan akan dilepas sekitar 5 hingga 10 hari pasca operasi.

Ada baiknya agar kamu melakukan beberapa aktivitas khusus ketika beberapa hari pertama operasi. Di antaranya istirahat dengan kepala terangkat, minum obat pereda nyeri sesuai resep dokter, mengompres dingin bagian wajah untuk meredakan nyeri serta mengurangi pembengkakan wajah.

Ketahanan hasil facelift biasanya mencapai 3 hingga 7 tahun lamanya sehingga kamu tidak perlu bolak balik ke dokter untuk melakukan prosedur yang sama. Beberapa penelitian menyatakan bahwa 21% pasien facelift mengalami tanda penuaan kembali setelah 5,5 tahun operasi.

Sedangkan yang lainnya masih memiliki kondisi kulit yang terlihat muda. Untuk itu disarankan agar kamu melakukan prosedur ini saat kulit masih memiliki elastisitas yang cukup baik.

Sebelum melakukan prosedur facelift ada baiknya untuk mengenal resiko dan komplikasi tindakan pengencangan kulit ini. Beberapa reesiko tersebut antara lain timbulnya memar, infeksi, hematoma, pendarahan, pelebaran, hingga penebalan bekas luka setelah operasi.

Tak hanya itu, facelift juga dapat menyebabkan rambut rontok di area sekitar sayatan, dua sisi wajah yang tidak simetri, nekrosis kulit atau kematian jaringan hingga kerusakan saraf sementara yang ditandai dengan adanya kebas atau gangguan fungsi otot.

Komplikasi untuk prosedur facelift yang dilakukan oleh tenaga ahli berpengalaman dan berkualitas memang jarang terjadi. Hanya saja seperti halnya tindakan operasi lain, umumnya akan ada kondisi timbulnya resiko. Masalan penyembuhan pasca operasi umumnya lebih rentan pada pasien perokok.

Ketika kamu mengalami kemerahan, nyeri, peradangan, hingga pembengkakan, ada baiknya untuk segera mendapat pertolongan medis karena gejala tersebut menandakan hematoma.

Di sisi lain jika kamu mengalami demam, kemungkinan telah terjadi infeksi dan segera periksakan kondisi tubuh ke dokter. Dengan mengenal resiko dan komplikasi facelift, maka kamu akan mendapat sudut pandang lain sebagai bahan pertimbangan yang lebih matang.