Wajah Kencang dan Awet Muda dengan 3 Rekomendasi Facelift di Semarang (2023)

Biasa juga disebut dengan rhytidectomy, facelift merupakan tindakan medis atau kedokteran yang bertujuan untuk menghilangkan kerutan melalui pembedahan. Rhytidectomy berasal dari gabungan bahasa Yunani, yaitu rhytis yang berarti kerutan dan ektomi yang berarti sayatan.

Tindakan pengencangan kulit wajah dan leher ini tentu dilakukan untuk pasien yang ingin penampilannya terlihat lebih muda. Kerutan dapat terjadi ketika jaringan kulit memiliki elastisitas yang mulai berkurang. Salah satu penyebab yang pasti adalah faktor usia. Hal ini dikarenakan lemak yang ada di area wajah berkurang, namun bertambah di bagian tubuh lain.

Beberapa perubahan wajah yang dapat diatasi dengan facelift selain kerutan antara lain pipi yang tampak kendur, lipatan kulit di hidung dan sudut mulut yang lebih mendalam karena usia, kelebihan kulit di bagian rahang bawah, hingga kulit kendur dan kelebihan lemak di leher.

Tindakan terakhir di bagian leher tersebut dilakukan apabila proses facelift juga termasuk necklift. Pasien yang melakukan prosedur ini kebanyakan berusia 40 hingga 70 tahun. Pun tidak menutup kemungkinan pasien dengan usia yang lebih tua juga dapat melakukan tindakan facelift.

Hanya saja akan lebih baik jika kamu melakukan tindakan facelift di usia yang tidak terlalu lanjut karena kulit masih memiliki elastisitas yang lebih baik. Prosedur facelift dapat bertahan selama 5 hingga 10 tahun.

Tahap persiapan sebelum melakukan facelift adalah dengan melakukan konsultasi ke dokter bedah plastik. Kamu dapat menyampaikan tujuan dan perubahan apa yang diinginkan saat melakukan prosedur tersebut.

Kemudian dokter akan menanyakan kondisi kesehatanmu, termasuk obat yang sedang ataup pernah dikonsumsi, kemungkinan alergi, tekanan darah, dan tindakan bedah apa saja yang pernah dilakukan sebelumnya. Termasuk di dalamnya adalah pertanyaan mengenai gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi minuman beralkohol, ataupun riwayat merokok.

Dokter tentunya juga akan memeriksa kondisi struktur kulit wajah serta leher. Hal ini ditujukan untuk memeriksa apakah ada struktur asimetri pada wajah, kondisi kulit yang tidak normal, ataupun bekas luka.

Termasuk adanya pengambilan foto wajah pasien dari berbagai sudut untuk memeriksa struktur tulang, bentuk wajah, hingga distribusi lemak untuk menentukan pilihan terbaik yang perlu dilakukan pada saat operasi pengencangan wajah.

Selain itu dokter akan menyarankan untuk melakukan penghentian konsumsi beberapa obat yang dapat meningkatkan risiko pendarahan. Di antaranya obat antiradang, aspirin, hingga suplemen herba.

Di samping itu sebelum dilakukan prosedur facelift, kamu akan diberi antibiotik untuk mengurangi resiko infeksi yang dapat terjadi.

Pada tahapan proses operasi tindakan facelift, langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menyuntikkan obat bius di beberapa titik wajah. Setelah itu dilanjutkan dengan pembentukan sayatan.

Sayatan ini dapat dimulai dari garis rambut di sekitar pelipis atau sekitar telinga dan berakhir di kulit kepala bagian bawah pada bagian belakang telinga. Pilihan lainnya adalah potongan kecil di bagian bawah dagu. Kemudian dokter ahli bedah akan mengangkat lemak berlebih dari otot dan jaringan ikat.

Selanjutnya kulit akan ditarik dengan lembut ke arah atas dan bagian belakang wajah kamu, serta kelebihan kulit akan dibuang. Tindakan penarikan tersebut dilakukan agar jaringan wajah menjadi lebih ketat dan kulit menjadi kencang.

Pada proses pengencangan leher, maka kelebihan kulit akan diangkat dan kemudian dikencangkan dengan ditarik ke atas serta ke bagian belakang.

Setelah keseluruhan proses selesai, sayatan akan dijahit kembali atau menggunakan stapler khusus yang lebih praktis untuk menutup bekas luka operasi, serta kemudian diperban.

Kemudian di bagian belakang telinga akan diletakkan drain yang berfungsi untuk menghisap cairan berlebih akibat proses operasi facelift. Tindakan bedah untuk pengencangan kulit ini umumnya memakan waktu dari 2 hingga 6 jam, tergantung dari kondisi kulit secara keseluruhan.

Ada beberapa prosedur operasi facelift yang memungkinkan kamu untuk langsung pulang ke rumah tanpa perlu menjalani rawat inap.

Beberapa hari setelah operasi, pasien facelift akan disarankan untuk melakukan istirahat dengan posisi kepala terangkat selama kurang lebih 7 hari setelah operasi. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan 2 hingga 3 bantal saat tidur.

Selain itu mereka perlu untuk minum obat pereda nyeri yang sesuai dengan anjuran dokter, mengurangi olahraga selama 4 minggu pertama setelah operasi, hingga larangan untuk berjemur.

Saran untuk mengoleskan kompres dingin dapat diaplikasikan juga di wajah untuk meredakan nyeri dan meminimalisir pembengkakan yang terjadi. Selain itu, kamu juga perlu menjaga sayatan bekas operasi facelift agar tetap bersih dan kering.

Kamu bisa mengikuti petunjuk dokter tentang bagaimana merawat bekas operasi dengan baik dan benar. Termasuk bagaimana menjaga tabung kecil yang mungkin ditempatkan di bagian belakang salah satu telinga untuk mengalirkan darah atau cairan berlebih.

Untuk 2 hingga 3 minggu pasca operasi, umumnya wajah akan mengalami bengkak dan memar. Meskipun pembengkakan dapat hilang setelah 2 minggu, masih perlu 1 atau 2 bulan hingga bengkak tersebut benar-benar menghilang. Ketika luka bekas operasi sudah menutup, maka dokter akan melepas jahitan pada saat kontrol rutin.

Hanya saja setiap orang akan mengalami proses pemulihan yang berbeda-beda, tergantung dari beberapa faktor seperti kondisi kesehatan pasien, jenis operasi facelift yang dilakukan, hingga ketahanan tubuh untuk pulih dari rasa sakit.

Wajah akan mengalami mati rasa sementara pasca operasi, namun ini akan menghilang dan normal sepenuhnya setelah 3 hingga 6 bulan. Rata-rata pasien tindakan facelift dapat memulai aktivitas normal setelah 4 minggu pasca tindakan.