Suka Banget sama Kebudayaan Korea? Yuk, Kenalan dengan 7 Jenis Pakaian Tradisional Korea yang Unik dari Berbagai Dinasti

Korean wave atau gelombang Korea telah mengguncang berbagai negara di seluruh dunia, termasuk juga dengan Indonesia. Negeri ginseng ini tidak hanya dikenal dengan Kpop dan dramanya saja, tetapi juga dikenal dengan nilai-nilai tradisinya yang unik dan menarik.

Salah satu bagian dari budaya Korea yang sangat terkenal adalah busana tradisionalnya. Pakaian tradisional Korea selalu diperkenalkan melalui drama-dramanya, terutama drama yang menggunakan latar belakang kerajaan. Karena itulah para penggemar film dan drama Korea juga tertarik dengan pakaian tradisional dari negeri ginseng ini.

Baju tradisional dari Korea selalu menggunakan warna merah, karena masyarakat Korea percaya bahwa warna merah memiliki arti dan makna yang mendalam. Merah melambangkan nasib baik atau keberuntungan serta kekayaan.

Warna merah biasanya digunakan sebagai warna dari pakaian wanita yang akan menikah, agar dapat membawa keberuntungan bagi keluarga. Tidak hanya itu, warna merah juga diharapkan dapat membawa nasib baik dan kekayaan bersama dengan sang pengantin wanita.

Pakaian tradisional Korea juga memanfaatkan warna putih untuk pilihan warnanya. Pemilihan warna ini dikarenakan masyarakat Korea percaya bahwa warna putih melambangkan kesucian dan kemurnian jiwa.

Warna putih juga melambangkan kerendahan hati, sehingga semua orang bisa menggunakan pakaian berwarna putih tanpa memandang status atau kedudukan. Tidak hanya itu, orang-orang Korea juga suka menggunakan pakaian yang berwarna putih karena dapat menonjolkan warna rambut orang-orang Korea yang hitam

Pakaian tradisional berwarna kuning digunakan oleh para petinggi dan keluarga kerajaan. Karena orang yang menggunakan warna kuning adalah orang-orang yang dihormati di Korea.

Warna kuning melambangkan pusat dari alam semesta, karena itulah tidak semua orang boleh menggunakan warna ini. Tidak hanya itu, warna kuning juga biasanya terdapat pada kain sutra dan satin, sehingga memang hanya dimiliki oleh orang yang berkecukupan.

Pakaian tradisional dari Korea juga ada yang berwarna hitam. Warna hitam dipilih karena masyarakat Korea percaya bahwa hitam melambangkan sumber semua ciptaan Tuhan. Pakaian tradisional berwarna hitam juga digunakan oleh para wanita saat upacara kematian untuk melambangkan sedang berkabung dan berbela sungkawa.

Gwanbok adalah pakaian tradisional Korea yang dipakai oleh pegawai kerajaan sejak zaman kerajaan Silla sampai Dinasti Joseon. Pakaian Gwanbok biasanya digunakan sebagai pakaian bisnis pejabat pemerintah. Gwanbok biasanya dilengkapi dengan aksesori lencana untuk membedakan hierarki. Pakaian ini semakin terkenal karena sering dipakai oleh aktor-aktor terkenal dalam drama Korea.

Jeogori adalah pakaian tradisional Korea yang merupakan baju atasan yang dikenakan oleh pria atau wanita. Jeogori untuk pria dan wanita memiliki perbedaan. Untuk pria ukurannya lebih besar dan panjang sampai menutupi bagian tubuh atas ke pinggang. Untuk wanita, batas bajunya hanya sampai di bawah dada saja. Ukuran jeogori untuk wanita menjadi lebih pendek sejak zaman Dinasti Joseon dan diwariskan sampai sekarang.

Jeogori memiliki kerah yang berbentuk V dan diikat dengan pita pengikat yang dinamakan goreum. Baju tradisional ini memiliki lengan baju yang dibuat bergaris lurus di atas dan melengkung agar leluasa dikenakan.

Durumagi adalah jenis pakian luar yang dikenakan orang Korea sebagai jubah dari hanbok. Bentuk durumagi memiliki kesamaan dengan jeogori, hanya saja durumagi memanjang sampai lutut dan lengan serta kerahnya lebih besar.

Pakaian durumagi telah dipakai sejak zaman dahulu kala, hal ini dibuktikan dari lukisan di dinding makam kuno Tiga Kerajaan Korea (37 SM-668 M). Pakaian ini juga dapat digunakan untuk melindungi tubuh dari hawa dingin.

Magoja adalah pakaian tradisional Korea yang merupakan pakaian luar yang dipadukan dengan hanbok. Dalam sejarahnya, pakaian tradisional ini diperkenalkan oleh Dinasti Qing. Awalnya, pakaian ini digunakan sebagai pakaian penghangat tubuh ketika musim dingin untuk laki-laki. Setelah itu, barulah dipakai oleh wanita.

Ukuran magoja lebih panjang satu sentimeter daripada jeogori. Pakaian yang bisanya terbuat dari bahan sutra berwarna netral ini biasanya dipakai untuk menjadi pakaian sehari-hari oleh orang-orang Kaeseong.

Hwarot adalah pakaian tradisional Korea yang bisanya dipakai oleh wanita-wanita yang berasal dari lingkungan kerajaan. Pakaian ini digunakan untuk merayakan peristiwa tertentu. Rakyat biasanya juga bisa memakai pakaian ini pada saat upacara pernikahan tradisional Korea.

Pakaian yang diadaptasi dari Dinasti Ming Tiongkok ini berkembang dan mulai dipakai di Korea sejak zaman Dinasti Goryeo dan Joseon. Bentuk dari pakaian formal ini menyerupai wonsam, bedanya hwarot disulam dengan dengan motif teratai, burung, dan kupu-kupu.

Chima dipakai untuk paduan hanbok. Ciri khas dari rok tradisional Korea ini adalah memiliki bentuk panjang dan mengembang yang dikenakan dari bawah dada sampai menutupi sebagai besar tubuh. Warna chima yang biasa dipakai adalah warna merah dan dipadukan dengan jeogori yang warnanya disesuaikan dengan status.

Dangui adalah jenis atasan untuk wanita dalam pakaian tradisional Korea. Atasan ini biasanya dipakai untuk acara-acara seremonial sebagai pakaian resmi sederhana. Dangui untuk putri raja berbeda dengan dangui ratu. Dangui tersebut memiliki motif bunga, bukan naga ataupun burung phoenix.