10 Rekomendasi Novel Nonfiksi Terbaik Untuk Menemani Pergantian Tahun (2023)

Haruki Murakami adalah salah satu penulis terbaik dunia yang berkali-kali dinominasikan dalam kategori Pengahargaan Nobel di Bidang Sastra. Norwegian Wood termasuk ke dalam karyanya yang paling terkenal. Namun buku What I Talk About When I Talk About Running yang ditulisnya kali ini berbeda.

Ini adalah memoar indah tentang kegiatan yang sangat disukai Murakami, yaitu berlari. Ia mulai berlari setelah memutuskan untuk menjadi penulis agar tubuhnya tetap fit. Kegiatan yang awalnya ia lakukan demi kesehatan ini akhirnya menjadi sesuatu yang membuatnya sangat terobsesi. Ketika berlari, Murakami menemukan banyak pemikiran baru. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti maraton New York tahun 2005.

Karya yang satu ini sangat jenaka, filosofis, intim, dan menarik. Meski ini merupakan novel non fiksi, namun kisah yang diangkat sangat ringan dan menginspirasi para pembacanya.

Buku Who Moved My Cheese yang ditulis oleh Spencer Johnson pertama kali dterbitkan pada 8 September 1998, namun masih sangat diminati hingga saat ini. Buku ini telah terjual sebanyak puluhan juta eksemplar di seluruh dunia. Buku ini merupakan perumpamaan sederhana tentang bagaimana seseorang menghadapi perubahan dalam hidupnya.

Cerita yang ada di dalamnya didasarkan dari pengalaman pribadi Johnson sendiri. Ada 4 tokoh di dalam buku ini, dimana mereka hidup di dalam sebuah labirin untuk mencari "cheese" demi bertahan hidup dan merasa bahagia. Tokoh utamanya adalah dua tikus bernama Sniff dan Scurry, sementara dua tokoh lainnya adalah Hem dan Haw, kurcaci yang besarnya sama dengan tikus tersebut. Kisah yang dikemas dengan ringan ini sangat menarik untuk dibaca.

Selama puluhan tahun, Chicken Soup for the Soul telah menjadi inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia. Chicken Soup For The Soul: Waktunya Berkembang dengan Amy Newmark dan Loren Slocum Lahav merupakan edisi terbaru yang berisi 101 kisah inspiratif. Tema yang diusung kali ini adalah bagaimana menjadi diri yang lebih baik dan lebih sempurna.

Anda akan menemukan banyak kisah dimana seseorang memutuskan untuk membuat perubahan. Buku ini tentang mengenal diri sendiri, kembali lagi ke awal untuk menemukan apa yang ingin mereka lakukan dalam hidup mereka. Proses yang mereka jalani mulai dari mengubah kebiasaan lama dan mengembangkan kebiasaan baru akan membuat Anda semakin terpacu. Buku ini menginspirasi Anda untuk kembali mengambil alih hidup Anda dan tidak menunda perubahan yang ingin dibuat.

Totto-Chan: The Little Girl at the Window karya Tetsuko Kuronayagi terus menjadi buku best seller selama bertahun-tahun. Totto-chan adalah gadis kecil yang selalu dianggap nakal oleh gurunya. Padahal ia hanya punya rasa ingin tahu yang besar. Karena keingintahuan inilah ia suka berdiri di dekat jendela selama pelajaran.

Tingkah Totto-chan ini membuat para guru tidak tahan dan akhirnya ia dikeluarkan dari sekolah. Mamanya kemudian mendaftarkannya ke Tomoe Gakuen, dimana para murid belajar di sebuah gerbong kereta yang disulap menjadi ruang kelas. Hal ini membuat Totto-chan sangat girang karena ia bisa mengikuti pelajaran sambil melihat pemandangan.

Hal mengasyikkan lain di Tomoe Gakuen yang membuat Totto-chan sangat bahagia adalah para murid boleh mengubah urutan pelajaran sesuka hati. Dari sekolah yang unik ini, Tott-chan tidak hanya pandai dalam fisika, berhitung, bahasa, hingga musik, namun ia juga belajar tentang rasa hormat, menghargai orang lain, dan menjadi diri sendiri.

Are You My Mother ?: A Comic Drama yang ditulis oleh Alison Bechdel ini merupakan sebuah memoar grafis tentang kisah yang ia alami. Buku ini bercerita tentang ayahnya yang bunuh diri dan bagaimana hubungannya dengan sang ayah. Selain itu, ia juga menitikberatkan bahasan tentang hubungannya dengan ibunya.

Ibunya adalah seorang aktris dan penulis yang karirnya tidak berjalan lancar. Melalui cerita bergambar, Alison Bechdel menceritakan hubungan antara ibu dan anak yang rumit melalui cara yang sangat kreatif. Buku ini sangat menghibur, rasanya sama menyenangkannya seperti saat sedang membaca komik.

Jalan Raya Pos, Jalan Daendels merupakan karya dari salah satu penulis besar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer. Ini merupakan sebuah kesaksian tentang peristiwa genosida kemanusiaan yang paling mengerikan dibalik pembangunan Jalan Daendels. Nama lain dari jalan ini adalah Jalan Raya Pos. Pembangunan jalan sepanjang 1000 kilomoeter ini membentang di sepanjang sisi utara Pulau Jawa, mulai dari Anyer hingga Panarukan.

Sejarah mencatat bagaimana hal ini menjadi sebuah tragedi, saat rakyat Indonesia berada di bawah pimpinan Daendels yang kejam dengan sistem kerja paksa terbesar di sepanjang sejarah Tanah Hindia. Buku ini mengungkap sisi kelam dari pembangunan jalan yang beraspalkan air mata dan darah manusia pribumi. Kita kembali diingatkan bagaimana bangsa kita adalah bangsa yang kaya namun lemah. dan terbiasa berada di bawah perintah bangsa lain.

Buku ini ibarat kitab bagi mahasiswa aktivis. Melalui Catatan Seorang Demonstran, Soe Hok Gie menuangkan semua pikiran dan pergolakannya sebagai seorang pemuda. Buku ini mendeskripsikan secara detail bagaimana Gie memiliki minat yang luas terhadap politik di Indonesia, sampai hal kecil seperti hubungan manusia dan hewan peliharaan.

Gie selalu mencatat semua perbincangannya dengan dirinya sendiri, membuat pembaca mampu menyelami kontradiksi yang ada dalam dirinya. Tidak hanya itu, ia aktif menyuarakan pikiran melalui kritik di surat kabar, terkadang tidak segan untuk menyebut nama. Langkah-langkah berani ini kerap kali membuat sang ibu khawatir karena musuhnya semakin banyak.

Dan satu hal yang tidak kalah menginspirasi dari Gie adalah kecintaannya terhadap alam. Gie banyak menghabiskan waktu dengan mendaki gunung dan menulis puisi.

Manusia Indonesia lebih dari sekedar buku. Ini merupakan pidato kebudayaan Mochtar Lubis di Taman Ismail Marzuki tahun 1977. Gaya dan sikapnya kala itu sangat luas dalam mengupas sifat-sifat negatif bangsa Indonesia hingga menyebabkan pro dan kontra. Di sisi lain, pidatonya mampu membangkitkan pemikiran kritis masyarakat.

Beberapa sifat manusia Indonesia yang disebutkan adalah munafik, percaya pada takhyul, berperilaku feodal, tidak mau bertanggung jawab, lemah karakter, namun sangat berbakat dalam seni. Meski tidak semuanya benar, namun stereotip ini juga tidak sepenuhnya salah. Buku ini menyajikan kembali kerangka untuk membangun moral dan karakter masyarakat Indonesia.

Sokola Rimba yang ditulis oleh Butet Manurung merupakan catatan perjalanan dari sang penulis. Berisi tentang pengalamannya ketika mengabdi di pedalaman dan mengajar anak-anak yang hidup di tengah hutan.

Buku ini sangat inspiratif dan mampu menggugah kesadaran setiap pembacanya untuk bisa memaknai hidup secara lebih baik. Melalui kisah yang dituangkan oleh penulis, kita bisa belajar bagaimana cara memberi tanpa mengharapkan imbalan. Demikian juga jika punya mimpi, maka tidak boleh ada apapun yang bisa menghalangi kita dalam meraihnya.

Negeri Para Roh yang ditulis oleh Rosi L Simamora mengisahkan kejadian nyata yang dialami oleh kru Jejak Petualang tahun 2006 silam. Dengan menyamarkan nama tokoh sebenarnya, 5 orang kru stasiun TV berangkat melakukan perjalanan dari Agats menuju Timika. Namun di tengah samudera, longboat yang mereka tumpangi terbalik akibat terjangan ombak yang ganas.

Empat orang dari mereka bertahan hidup dengan bergantung pada dry box berukuran 50 cm persegi di tengah Laut Arafuru selama berhari-hari. Sayangnya, satu dari mereka terseret ke arah berlawanan bersama tiga orang awak perahu dan tidak pernah ditemukan. Sebelum kejadian nahas ini, mereka tingga selama beberapa hari bersama suku Asmat dan mengenal budaya mereka yang penuh akan mistis.