Mengungkap Momen Bersejarah! 15 Rekomendasi Buku Novel Sejarah yang Menghidupkan Kisah Lampau Terbaik (2023)

"Laut Bercerita" adalah sebuah novel sejarah yang memikat karya Leila S. Chudori. Dalam kisahnya, Leila menggambarkan dengan cemerlang bagaimana perasaan kehilangan tidak akan pernah hilang seiring berjalannya waktu. Meskipun tidak pernah ada kabar dari seseorang yang meninggalkan, keluarga Laut tetap setia memasak tengkleng pada hari Minggu, meski tak tahu apakah sang anak akan kembali.

Dengan latar masa Orde Baru yang kuat, novel ini mempersembahkan kisah yang mendebarkan, mempertemukan pembaca dengan tokoh-tokoh yang berusaha melawan aparat. "Laut Bercerita" adalah pilihan sempurna bagi mereka yang ingin belajar lebih banyak tentang tema demokrasi melalui novel sejarah terlaris ini.

Novel ini mengungkap lika-liku kehidupan Raden Saleh, pelukis besar Indonesia, yang selama ini dihiasi mitos. Dengan dua plot cerita dan latar waktu berbeda yang dipadukan secara apik, penulis berhasil menghadirkan gambaran yang memuaskan tentang perjalanan hidup Saleh, terutama saat ia berada di Belanda.

Menariknya, penulis menghabiskan dua puluh tahun untuk melakukan penelitian yang mendalam, memberikan kepada pembaca pengetahuan yang sangat berharga tentang kehidupan dan perkembangan seni lukis pada masa itu. Bagi para pecinta seni, buku ini menjadi sumber wawasan yang tak ternilai.

Buku ini menghadirkan kisah yang mengharu-biru tentang kelahiran kesadaran sebagai bangsa di kepulauan Nusantara. Ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer selama masa tahanan di Pulau Buru, buku ini memotret kehidupan Tirto Adhi Soerjo, Bapak Pers Indonesia.

Meskipun "Bumi Manusia" pernah diangkat ke panggung teater dan layar lebar, membacanya tetap memberikan pengalaman yang menggugah perasaan, sehingga patut dijelajahi oleh semua pembaca.

"The Dragon Republic" adalah sebuah novel yang memadukan kisah epik tentang Perang Opium Tiongkok dengan elemen fantasi yang menarik, seperti kehadiran para dewa dan burung mitologi Phoenix.

Melalui cerita ini, pembaca akan dibawa ke dalam dunia peperangan yang penuh dengan ketegangan dan konflik militer. Bagi penggemar novel yang menggabungkan sejarah dengan elemen fantasi dan nilai-nilai militer, buku ini adalah pilihan yang sangat menarik.

"All The Light We Cannot See" adalah sebuah novel yang menggambarkan diktatorisme Nazi selama Perang Dunia II dan mengajarkan bahwa keputusan sederhana dapat memiliki dampak besar pada kehidupan orang lain. Buku ini juga menghadirkan perspektif yang berbeda tentang pengalaman Wehrmacht (angkatan bersenjata Nazi) dan korbannya.

Dalam kisah ini, karakter Werner yang terlibat dalam Hitler Youth merasakan dilema moral, sementara Marie-Laure yang tunanetra harus berjuang untuk bertahan hidup di tengah serangan tentara Nazi di Prancis. Pertemuan mereka memperlihatkan betapa besar tragedi perang dalam konteks kemanusiaan.

"Taiko" adalah sebuah novel terjemahan yang mengulas kehidupan sosok revolusioner Jepang, Toyotomi Hideyoshi, dengan cermat. Buku ini akan memperlihatkan sisi menarik dari Hideyoshi, yang ternyata memiliki kemampuan diplomasi yang luar biasa meskipun penampilannya seperti "monyet."

Dengan memahami sifat manusia dengan baik, Hideyoshi mampu merayu musuh-musuhnya dan bahkan memikat perempuan. Dengan kecerdasannya, Hideyoshi berhasil memimpin dan menguasai Kekaisaran Jepang. Buku ini mengungkapkan trik dan strategi apa yang digunakan olehnya, menjadikannya bacaan yang sangat menarik untuk para penggemar sejarah Jepang.

"Pachinko" adalah sebuah novel yang menggambarkan kehidupan keluarga imigran Korea selama masa Pendudukan Jepang. Kisah dimulai dengan Sunja, yang menolak menjadi wanita simpanan dan memilih menjalani kehidupan sebagai ibu tunggal. Ketika dia menikah dengan seorang pendeta muda dan pindah ke Jepang, mereka harus menghadapi prasangka dan kesulitan yang tak terbatas.

Novel ini merangkai narasi tentang identitas, keluarga, dan peran perempuan dalam budaya Korea, serta bagaimana Sunja dan keturunannya menghadapi perubahan zaman. Bagi pecinta novel yang membahas identitas budaya, "Pachinko" adalah salah satu buku yang wajib dibaca.

"The Tattoist of Auschwitz" adalah sebuah novel sejarah romantis yang mengisahkan kisah kekejaman Nazi dan genosida dari sudut pandang yang unik. Melalui mata Lale, seorang juru tato di kamp konsentrasi Auschwitz, pembaca akan merasakan kegelapan dan kekejaman yang melanda.

Namun, di tengah-tengah neraka tersebut, novel ini juga menggambarkan bagaimana cinta bisa tumbuh antara Lale dan Gita, mengubah hidup mereka di tengah keputusasaan.
Terinspirasi dari kisah nyata, buku ini tidak hanya memberikan dokumentasi detail tentang peristiwa sejarah tersebut tetapi juga menghadirkan unsur romantis yang mengharukan, menjadikannya bacaan yang cocok untuk mereka yang ingin mengeksplorasi kisah sejarah dengan sentuhan asmara.

Novel dewasa yang kuat ini, "Ronggeng Dukuh Paruk" karya Ahmad Tohari, membawa kita ke dalam kehidupan masyarakat pedesaan Indonesia yang penuh dengan tragedi dan konflik. Kisah cinta antara Ahmad Tohari dan Ronggeng Dukuh Paruk menciptakan branding kuat untuk novel ini.

Novel ini sangat direkomendasikan bagi mereka yang mencari karya sastra berkualitas dan kredibilitas tinggi. Saat membaca buku ini, pembaca akan terlibat dalam perjalanan tragis kehidupan Srintil, seorang ronggeng yang selamat dari peristiwa politik 1965 namun dihadapkan pada tragedi lain yang mengguncangnya. Di tengah tekadnya untuk menjaga martabat sebagai seorang ronggeng, harapannya diuji dan pembaca akan menemukan jawaban yang mengharukan di dalam novel ini.

"A Long Petal of the Sea" adalah novel sejarah yang mengisahkan keberanian Roser dan Victor untuk melarikan diri dari kediktatoran Franco selama Perang Sipil Spanyol dan menemukan perlindungan di Chili. Meskipun mereka berhasil lolos dari rezim yang kejam, perjuangan mereka belum berakhir karena harus beradaptasi dengan budaya yang berbeda di Chili.

Novel ini menggabungkan unsur politik yang kuat dengan kisah cinta yang mengharukan, menjadikannya pilihan yang tepat bagi penggemar novel sejarah yang ingin merasakan emosi yang dalam melalui gaya penulisan yang emosional khas penulis ternama Amerika Latin, Isabel Allende.

"Rasina" adalah sebuah novel yang mengangkat kisah perbudakan kolonial pada abad ke-17. Cerita ini mengeksplorasi kehidupan seorang budak bernama Rasina, yang bisu, dan keturunannya yang menjadi korban kekejaman VOC selama era monopoli perdagangan pala.

Melalui kisahnya, pembaca akan menjadi saksi bisu terhadap situasi sosial dan politik yang terjadi pada masa itu. Penulis, Iksaka Banu, melakukan penelitian yang mendalam untuk menciptakan sebuah novel yang menghadirkan latar belakang sejarah yang kuat dan memikat. Bagi pecinta novel dengan latar belakang masa kolonial, "Rasina" adalah pilihan yang tepat.

"Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi" adalah sebuah novel yang mengisahkan perjalanan Raden Mandasia dan Sungu Lembu dalam latar belakang zaman kerajaan. Novel ini telah mendapatkan pengakuan dalam dunia sastra Indonesia dengan meraih penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa pada tahun 2016.

Kisah mereka berdua dalam mencapai Kerajaan Gerbang Agung dipenuhi dengan lika-liku yang menarik dan seru. Novel ini menggabungkan elemen-elemen kontemporer dengan cerita-cerita dari masa lalu, menciptakan karya sastra yang menghibur dan penuh daya tarik. Bagi penggemar sastra Indonesia, "Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi" adalah sebuah pilihan yang layak untuk dinikmati.

"Sang Pangeran dan Janissary Terakhir" adalah sebuah novel sejarah yang menggambarkan kisah Pangeran Diponegoro selama perang yang berkecamuk pada tahun 1825 hingga 1830. Novel ini tidak hanya mengulas strategi perang, tetapi juga menjelajahi hubungan antara Nusantara dengan Kerajaan Turki Utsmani.

Dikisahkan dengan narasi yang menarik oleh Salim A. Fillah, buku ini akan memikat pembaca dan memberikan wawasan yang dalam tentang sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro. Bagi yang mencari novel sejarah pahlawan Indonesia, "Sang Pangeran dan Janissary Terakhir" adalah pilihan yang tepat untuk dibaca.

Trilogi "Rara Mendut" adalah sebuah karya sastra sejarah Indonesia yang menarik dengan latar kerajaan. Buku pertamanya, "Rara Mendut," mengisahkan perjalanan seorang wanita bernama Rara Mendut yang merupakan hasil rampasan perang.

Kisahnya melibatkan pilihan sulit antara cinta kepada Pranacitra dan menolak diperistri Tumenggung Wiraguna. Berlatar pada era Kerajaan Mataram, novel ini berhasil mempersembahkan narasi tentang seorang perempuan tangguh dan pemberani di pesisir utara Jawa, dan karya ini menjadi salah satu pilihan menarik untuk penggemar novel sejarah dengan latar kerajaan.

Novel ketiga dari seri Majapahit karya Langit Kresna Hariadi, "Majapahit: Raden Wijaya dan Keempat Putri Singhasari," mengisahkan tentang perjuangan Raden Wijaya dalam mengawal keempat putri Singhasari yang melarikan diri dari kejaran pasukan Kediri setelah Kerajaan Singhasari mengalami kehancuran mendadak.

Dengan latar belakang kerajaan yang kaya sejarah, novel ini mempersembahkan cerita yang penuh dengan konflik dan perang yang tak terhindarkan, cocok untuk pecinta novel bertema kerajaan.

Bagi pembaca yang telah menikmati dua seri sebelumnya, yaitu "Majapahit: Sandyakala Rajasawangsa" dan "Majapahit: Bala Sanggrama," novel ini adalah kelanjutan yang tak boleh dilewatkan. Seri ini menggambarkan masa Majapahit dengan cara yang mendalam dan menarik, menjadikannya pilihan yang tepat untuk mereka yang ingin menjelajahi sejarah Majapahit melalui kisah-kisah epik yang digambarkan dalam novel ini.