Makanan dan Minuman Lebih Menggoda dengan 10 Rekomendasi Pewarna Makanan yang Aman

Untuk kamu yang hobi membuat aneka hidangan roti dan kue tentunya paham betul beragam bahan pembuat kue. Kita juga tentu paham kue dan roti macam apa yang paling banyak menarik minat orang. Salah satunya adalah kue dan roti yang warnanya menarik. Dengan warna yang atraktif, makanan tersebut tentunya bisa memanjakan mata dan mengundang rasa penasaran orang yang melihatnya.

Warna roti dan kue, dulunya mungkin amat terbatas. Dulu, orang lebih memilih warna alami untuk roti dan kue seperti oranye, kuning, cokelat, atau krem. Namun makin ke sini, orang makin berani bermain dengan warna-warna cerah untuk makanan. Ada warna merah, hijau, tosca, pink, dan sederet warna mencolok lainnya.

Selain itu, orang juga tak lagi ragu memakai warna yang gelap dan terkesan berani seperti ungu, navy, hingga hitam pekat untuk makanan yang mereka buat. Makin nyeleneh warnanya, maka makin mengundang keingintahuan orang akan rasanya.

Untuk membuat makanan dengan warna yang menarik, maka kita bisa memakai pewarna makanan. Sekarang ini ada banyak sekali produk pewarna makanan di pasaran. Ragam warna yang ditawarkan juga sangat variatif mulai dari warna cerah hingga warna yang gelap.

Menghadirkan warna pada makanan yang kita santap memang mudah saja. Kita tinggal memberi pewarna makanan lalu dicampurkan pada bahan makanan yang kita inginkan. Namun, jangan asal pilih pewarna makanan ya. Kamu wajib mengenali aneka bahan pewarna makanan supaya lebih aman untuk digunakan.

Penggunaan pewarna makanan sudah diatur dengan ketat oleh BPOM. Secara umum ada pewarna makanan alami dan pewarna makanan sintetis. Pewarna makanan alami adalah pewarna yang dibuat melalui proses ekstraksi dari sumber alami. Pewarna alami minim efek samping sehingga lebih aman untuk digunakan. Warna alami bisa didapat dari aneka sayur dan buah.

Sementara itu, ada juga jenis pewarna sintetis. Pewarna yang satu ini juga aman digunakan untuk makanan. Hanya saja penggunaannya sebaiknya dibatasi. Jika berlebihan maka akan menimbulkan efek buruk bagi kesehatan.

Ada juga jenis pewarna yang tidak diperbolehkan untuk makanan. Pertama adalah Rhodamin B. Ini merupakan pewarna tekstil, kertas, sabun, kayu, dan kulit. Pewarna yang satu ini bisa mengakibatkan keracunan. Jika dibiarkan hingga menumpuk di tubuh bisa memicu munculnya sel-sel kanker.

Selanjutnya ada pewarna kuning metanil yang tidak diperbolehkan digunakan pada makanan. Pewarna yang satu ini kerap dipakai untuk cat atau tekstil. Pewarna ini dibuat dari asam metanilat dan difenilamin yang berbahaya jika digunakan sebagai pewarna makanan.

Ketika memilih pewarna makanan, kita bisa memilih dari bahan dasar pembuatan pewarna tersebut. Pewarna makanan ada yang berbahan dasar air, gel, minyak, dan bubuk. Kamu bisa memilih mana yang sekiranya sesuai dengan kebutuhan kamu.

Ada pewarna yang berbahan dasar air untuk dipilih. Pewarna ini biasanya harganya lebih terjangkau. Pewarna berbahan air lebih mudah ditemukan di mana saja. Pewarna dari air cocok untuk mewarnai adonan, icing, hingga untuk mewarnai telur. Meski memiliki banyak kelebihan, pewarna berbahan air juga punya kekurangan. Salah satu kekurangannya adalah mudah memengaruhi hasil tekstur adonan karena bentuknya cair. Selain itu, warna yang dihasilkan juga cenderung kurang kuat.

Kamu bisa juga mencoba pewarna makanan berbahan dasar minyak. Pewarna semacam ini lebih cocok untuk makanan yang kaya lemak. Umumnya pewarna dari minyak dipakai untuk frosting, buttercream, dan lainnya. Pewarna ini memiliki kelebihan yaitu tidak akan merusak tekstur makanan yang kandungan minyaknya lebih tinggi. Kekurangannya adalah harganya lebih mahal dibanding dengan pewarna berbahan dasar air.

Ada juga pewarna berbahan dasar gel yang memiliki kelebihan yaitu bisa menghasilkan warna yang lebih pekat. Sayangnya pewarna jenis ini bisa membuat makanan jadi berwarna terlalu gelap jika terlalu banyak dituang. Teksturnya juga kental sehingga kita wajib berusaha lebih keras untuk mencampur pewarna ini dengan makanan.

Kamu juga bisa memakai pewarna makanan bahan bubuk. Ini paling cocok untuk digunakan pada makanan atau adonan dalam jumlah besar karena lebih mudah diratakan. Pewarna bubuk juga memiliki kelebihan tidak akan merusak tekstur adonan sehingga kita tak perlu menakar ulang adonannya.

Ketika memilih pewarna makanan, pastikan juga tidak ada bahan yang membahayakan pada pewarna tersebut. Kamu tentu tidak mau membahayakan kesehatanmu hanya demi mendapatkan warna yang cantik untuk makananmu. Jika kamu memakai bahan yang membahayakan pada pewarna makananmu maka yang terjadi adalah adanya reaksi alergi, menurunnya konsentrasi, dan juga meningkatkan risiko kanker.

Bacalah label pada kemasan dan cek apakah ada bahan berbahaya seperti rhodamin B, kuning FCF, charmoisine, ponceau, eritrosin, dan lainnya. Bahan-bahan tersebut termasuk bisa sangat membahayakan kesehatan. Cek juga apakah ada label BPOM pada kemasan pewarna. Ini akan membuat kamu jadi makin aman sebelum memutuskan untuk memakainya.

Makanan yang berwarna umumnya memiliki rasa sesuai dengan warnanya. Contohnya, warna hijau untuk rasa melon, warna merah untuk rasa stroberi, warna kuning untuk pisang, dan lain sebagainya. Saat mewarnai makanan, kamu bisa juga memilih pewarna yang memiliki aroma buah tertentu. Dengan begini, makanan bisa memiliki warna cantik dan aroma yang menggoda selera.

Kamu bisa juga memilih pewarna makanan sesuai dengan jenis makanannya. Ini karena tidak semua jenis pewarna makanan cocok untuk semua jenis makanan. Ada yang lebih cocok untuk roti, ada yang lebih cocok untuk kue kering, dan ada juga yang lebih cocok untuk permen dan lainnya.

Kamu bisa memilih jenis pewarna cair atau bubuk untuk roti dan kue. Namun, perhatikan juga saat menuangnya. Kamu tentu tidak ingin tekstur kue dan rotimu jadi berubah hanya karena kamu terlalu banyak menuang pewarna ke dalam adonan.