Jadikan Imlek Lebih Meriah dengan 10 Rekomendasi Dekorasi Imlek untuk Menghias Rumah (2023)

Hari raya Imlek tahun ini jatuh pada pada hari Minggu, 22 Januari 2023. Imlek akan diikuti oleh hari cuti bersama pada Senin, 23 Januari 2023. Imlek atau tahun baru Cina merupakan hari besar bagi masyarakat Tionghoa.

Perayaan Imlek merupakan tradisi yang telah ada sejak 3.500 tahun lalu. Tradisi ini dipercaya berawal pada masa Dinasti Shang (1600-1046 SM). Konon, kala itu masyarakat mengadakan upacara untuk menghormati dewa dan leluhur mereka pada awal atau akhir dari setiap tahun.

Sementara itu, penanggalan Imlek berfungsi sebagai pedoman bercocok tanam serta pedoman bersembahyang dan bersyukur pada Tuhan. Perayaan Imlek menandakan awal dari musim semi dan awal tahun baru berdasarkan kalender lunar.

Penghitungan tahun Imlek dimulai sejak tahun kelahiran Confucius, yaitu 551 SM. Pasalnya, Confucius merupakan tokoh yang mengusulkan penggunaan kembali kalender dinasti Xia yang memberikan pedoman paling tepat untuk bercocok tanam.

Penghitungan inilah yang menyebabkan tahun Imlek memiliki selisih 551 tahun dengan tahun Masehi.

Di berbagai daerah di Indonesia hari raya Imlek dirayakan dengan akulturasi budaya lokal. Hal ini menjadikan perayaan menjadi lebih meriah dan unik. Karena berpadu dengan budaya lokal, maka perayaan Imlek akan berbeda pada setiap daerah.

Salah satu perayaan Imlek unik yaitu mandi bersama di sumur tujuh lubang. Tradisi ini merupakan perayaan tahun baru Imlek dari Depok. Warga etnis Tionghoa akan mengunjungi Vihara Gayatri kemudian mandi bersama pada tujuh sumur yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit, mendatangkan rejeki dan jodoh.

Perayaan Imlek unik lainnya dilakukan oleh warga Riau. Mereka merayakan tahun baru Imlek dengan perang air yang disebut sebagai Ciancui. Tradisi ini mirip seperti perayaan Songkran di Thailand.

Sementara itu, di Singkawang akan dilangsungkan Pawai Tatung. Tatung merupakan atraksi serupa debus. Selama perayaan tersebut, sejumlah orang yang kerasukan arwah leluhur akan melakukan pawai. Kemudian ada pula atraksi tatung dengan menancapkan benda tajam ke seluruh tubuh.

Masyarakat Tionghoa menyambut malam datangnya tahun baru Imlek dengan gembira. Pada perayaan Imlek, mereka biasanya akan bersembahyang di depan altar keluarga pada pertengahan malam, atau tepat ketika pergantian tahun berlangsung. Selain bersembahyang, terdapat beberapa tradisi yang dilakukan selama perayaan Imlek, yaitu:

Mendekorasi rumah merupakan salah satu hal wajib dalam perayaan Imlek. Masyarakat Tionghoa sudah mulai mendekorasi menjelang perayaan. Dekorasi ini meliputi mengecat ulang pintu dan jendela serta memasang hiasan dari kertas dengan warna merah dan kalimat bijak.

Merah merupakan warna khas yang digunakan dalam perayaan Imlek. Warna ini melambangkan kebahagiaan serta dipercaya membawa keberuntungan dan kesejahteraan.

Penggunaan warna merah juga berawal dari suatu cerita dari jaman dahulu saat bumi masih dipenuhi binatang buas. Konon, warna merah dapat mengusir Nian, salah satu makhluk buas pemangsa manusia.

Angpau ialah amplop merah berisi uang yang menjadi salah satu tradisi perayaan Imlek. Angpau diberikan sebagai hadiah saat menyambut tahun baru Imlek.

Angpau biasanya diberikan oleh orang dewasa yang telah berkeluarga kepada anak-anak dan orang yang belum menikah. Pemberian angpau dilakukan saat kunjungan hormat pada keluarga atau orang tua.

Hidangan khas hari perayaan Imlek meliputi 12 jenis makanan untuk melambangkan 12 shio dalam kepercayaan Tionghoa. Masing-masing makanan juga memilki makna tersendiri.

Hidangan Imlek ini meliputi ayam utuh, mie, kue keranjang, dan jeruk. Ayam utuh melambangkan kemakmuran sementara mie melambangkan umur panjang.

Tradisi makan Yu Sheng berasal dari nelayan dari Cina Selatan yang pindah ke Semenanjung Malaysia sekitar abad ke-19. Yu Sheng adalah tradisi menyambut tahun baru Imlek dengan hidangan khusus. Hidangan ini akan disajikan dengan iringan doa khusus untuk kelimpahan rezeki di tahun baru.

Hidangan disajikan dalam satu piring Yu Sheng, terdiri dari irisan ikan salmon, wortel, dan salad. Kemudian ditambahkan saus wijen, buah plum, dan bumbu lain. Anggota keluarga akan mengaduk dengan sumpit dan menyantap makanan bersama.

Tradisi Imlek berikutnya yaitu sembahyang ke klenteng. Kegiatan ini bertujuan untuk mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia. Masyarakat Tionghoa akan menyalakan lilin dan dupa serta menyajikan sejumlah makanan persembahan.

Selama perayaan Imlek, sering pula dilangsungkan tradisi membakar petasan. Biasanya masyarakat Tionghoa memilih membakar petasan warna merah.

Dilansir dari detik.com, kertas merah yang dari petasan yang dibakar pada malam tahun baru juga ikut mendoakan kebahagiaan keluarga.

Bubur biasa disajikan untuk menu sarapan. Akan tetapi, bagi masyarakat Tionghoa makan bubur pada hari Imlek adalah hal tabu.

Bubur dianggap sebagai simbol kemiskinan sehingga mereka percaya bahwa makan bubur pada tahun baru akan menjauhkan keberuntungan dan mendatangkan kesialan.

Salak dan durian tidak pernah disajikan selama perayaan Imlek oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia. Pasalnya, buah dengan kulit berduri dianggap menggambarkan kehidupan yang sulit. Selain itu, kulitnya yang tajam dipercaya melambangkan kesialan dan ketidakharmonisan.

Masyarakat Tionghoa akan menyajikan buah dan makanan dengan makna positif. Sebagai contoh makanan yang menyimbolkan keberuntungan, keharmonisan dan kesejahteraan yaitu jeruk mandarin, kue keranjang, dan mie goreng.