Perhiasan Tradisional Merupakan Warisan Nenek Moyang yang harus selalu Kita Jaga

Sumber gambar gpswisataindonesia.info

Kekayaan budaya Indonesia tak cuma tersimpan dalam busana tradisional, tari-tarian, atau bahasa daerah, tapi juga lewat perhiasan tradisional. Sama dengan pakaian tradisional yang berbeda dari satu daerah dengan daerah lain, perhiasan tradisional Indonesia juga berbeda satu sama lainnya. Biasanya perhiasan ini digunakan pada upacara adat atau momen pernikahan.

Lewat perhiasan tradisional, kita bisa menyaksikan keahlian nenek moyang kita dalam membuat kerajinan dari logam, dan hal tersebut merupakan salah satu catatan peradaban Indonesia yang tak boleh kita lupakan.

Jika dilihat dari catatan sejarah, kemampuan nenek moyang bangsa Indonesia dalam mengolah logam sudah terjadi sejak 1.000 SM. Tepatnya pada masa Kebudayaan Perunggu Dong-Song. Barulah pada masa 500 SM masuknya pengaruh China dan India di Nusantara membuat hasil kerajinan logam yang juga cikal bakal perhiasan mengalami perubahan.

Perhiasan Tradisional kerap Digunakan di Berbagai Acara Adat

Sumber gambar moondoggiesmusic.com

Masing-masing daerah di Indonesia hidup dengan kebudayaannya masing-masing. Di antara praktik kebudayaan yang masih kerap dilakukan salah satunya adalah upacara adat, termasuk di dalamnya adalah upacara perkawinan. Pakaian dan perhiasan tradisional digunakan pada momen ini.

Bukan cuma sekadar aksesori, terkadang perhiasan ini juga jadi objek utama dalam upacara adat. Karena tak jarang dari kebanyakan perhiasan tradisional tersebut merupakan benda turun-temurun yang disakralkan.

Tidak Hanya Acara Adat, Perhiasan Tradisional juga Dikenakan saat Prosesi Pernikahan

Sumber gambar miner8.com

Bagi pengantin Indonesia, tak lengkap rasanya jika menikah tanpa busana khas Indonesia, begitu pun dengan aksesori yang digunakan. Oleh karena itu perhiasan tradisional selalu jadi barang wajib saat momen pernikahan. Bahkan tak jarang jika perhiasan tradisional ini kemudian dikombinasikan dengan busana modern atau tatanan rambut modern untuk menambah kesempurnaan riasan pengantin.

Jika kamu ingin menggunakan pakaian dan perhiasan tradisional saat pernikahanmu, carilah orang yang ahli dalam hal tersebut untuk membantumu memilih dan menggunakan perhiasan serta pakaian yang tepat. Karena biasanya, berbeda momen, beda juga jenis perhiasan atau pakaian yang harus digunakan. Tentunya kamu tidak mau salah memakai pakaian dan perhiasan bukan?

12 Perhiasan Tradisional Khas Indonesia

Aceh

Sumber gambar gpswisataindonesia.wordpress.com

Tahukah kamu bahwa Aceh adalah salah satu daerah dengan jenis perhiasan tradisional paling banyak di Indonesia? Hal ini kemudian membuat banyak sekali akademisi asing datang ke Aceh guna meneliti hal ini.

Beberapa jenis perhiasan tradisional Aceh adalah perhiasan wanita keureusang, patam dhoe, peuniti, simplah, subang aceh, culok Ok, gleuung jaroe, tlah takoe, pinto Aceh, dan eunteuk. Kebanyakan dari perhiasan ini digunakan pada acara tertentu termasuk saat upacara pernikahan.

Jika kita melihat desain perhiasan tradisional dari Aceh, akan tampak pengaruh budaya India, Arab, bahkan Eropa. Hal ini terjadi mungkin karena lokasi Aceh yang sejak dulu menjadi pintu perdagangan dari luar negeri ke Indonesia.

Sumatera Utara

Sumber gambar gpswisataindonesia.info

Masyarakat Batak dikenal sebagai suku mayoritas di Sumatera Utara, dimana masih banyak dari mereka yang begitu menghargai perhiasan tradisional. Dalam masyarakat Batak, orang yang bekerja sebagai pengrajin logam dikenal sebagai sosok yang dihormati.

Masyarakat Adat Batak sendiri kemudian terbagi lagi menjadi Batak Toba, Karo, Pakpak Dairi, Simalungun, dan Mandailing. Tiap suku tentunya punya ciri khas perhiasan masing-masing. Bahkan perhiasan ini juga jadi simbol status serta lencana.

Beberapa jenis perhiasan masyarakat adat Batak antara lain, udengudeng, padung, sibong, dan anting-anting. Salah satu yang unik adalah Padung, yang merupakan anting-anting khas Batak yang beratnya bisa mencapai 1,5 kg. Atau jika tidak dikenakan di telinga bisa disangkutkan pada tudung kepala.

Sumatera Barat

Sumber gambar infobudayaindonesia.com

Bisa dibilang bahwa pakaian adat Sumatera Barat dan perhiasan tradisionalnya cukup dikenal di Indonesia. Hal ini dikarenakan bentuk perhiasan tradisional yang unik dan biasa ditemukan pada saat momen pernikahan. Perhiasan tradisional ini dinamakan Suntiang Anak Daro. Berupa mahkota yang dibuat atau disepuh dengan emas.

Ada pula dukuah atau kalung dan galang atau gelang. Kalung sendiri ada bermacam-macam jenisnya, seperti kalung perada, daraham, cerik leher, kaban, manik pualam, dan dukuh panyiaram. Sementara gelang ada juga galang bapahek, galang ula, kunci maiek, galang rago-rago, dan galang basa.

Sumatera Selatan

Sumber gambar www.wacana.co

Sumatera Selatan merupakan rumah bagi salah satu kerajaan terkuat di Indonesia, Kerajaan Sriwijaya. Sisa-sisa kebudayaan dari kerajaan inilah yang kemudian dapat kita saksikan lewat keunikan dan kecantikan perhiasan tradisional dari Sumatera Selatan.

Jenis perhiasan tradisional khas Sumatera Selatan antara lain kelapo standan, kembang goyang, dan kembang kenango. Perhiasan ini kemudian dipasangkan bersama baju tradisional yang bernuansa keemasan.

Jawa Barat

Sumber gambar www.plukme.com

Jika ingin melihat jelas seperti apa perhiasan tradisional khas Jawa Barat, datanglah ke momen pernikahan. Di sana kamu bisa melihat pengantin wanita yang menggunakan berbagai perhiasan seperti giwang, kalung tiga susun, kelat bahu naga, gelang kono, mahkota suri, dan kembang goyang.

Perhiasan tradisional khas Jawa Barat punya arti yang menarik. Misalnya mahkota suri melambangkan pengantin wanita yang bagaikan ratu, dan diharapkan memiliki keluhuran budi serta hati yang mulia.

Jawa Tengah

Masyarakat Jawa dikenal sebagai masyarakat yang jumlahnya paling banyak di Indonesia, bahkan mereka tersebar seantero negeri. Untuk perhiasan tradisional khas Jawa Tengah umumnya terbuat dari logam atau perak yang digunakan di kepala dan tangan. Misalnya perhiasan cundhuk sisir dan cundhuk mentul yang melengkapi konde. Kedua perhiasan ini bisa kamu temukan pada saat upacara pernikahan di kepala pengantin wanita.

Jawa Timur

Sumber gambar adat-ku.blogspot.com

Di Jawa Timur sendiri terdapat dua kebudayaan asli yang kuat yakni Jawa dan Madura, kemudian dipecah lagi menjadi Jawa Kulonan, Jawa Timuran, dan perpaduan Jawa serta Madura yang biasa ditemukan di Jember, Situbondo, dan Bondowoso.

Untuk perhiasan tradisional Jawa Timur biasanya berbentuk kembang goyang yang menyerupai padma alias bunga teratai, jamaus urna, subang kundala, dan kalung hara. Sedangkan perhiasan khas Madura berupa cucuk sisir dan cucuk dinar. Ada juga penggel yang merupakan perhiasan untuk digunakan di kaki kiri dan kanan.

Maluku

Sumber gambar aslanpress.wordpress.com

Sebagai salah satu daerah penghasil mutiara di Nusantara, tak heran jika banyak perhiasan tradisional khas Maluku yang menggunakan batu indah ini.Ciri khas lain dari perhiasan tradisional daerah ini adalah dibuat dari besi putih. Beberapa jenis perhiasan tradisional Maluku misalnya mahkota, kelad bahu, kelad lengan, giwang, anting-anting, dan buah baju.

Sulawesi Selatan

Sumber gambar gpswisataindonesia.wordpress.com

Biasanya perhiasan khas Sulawesi Selatan dikenakan bersama dengan baju daerahnya, baju bodo. Jenis perhiasan yang biasa digunakan seperti tokeng yakni kalung bersusun yang banyak digunakan oleh bangsawan, karawik perhiasan yang digantung pada dada dan punggung, dan sima' taiyak untuk digunakan di lengan baju bodo.

Perhiasan ini juga jadi simbol kasta atau kedudukan seseorang di masyarakat. Jadi tidak boleh salah dalam menggunakannya. Ciri khas dari perhiasan tradisional Sulawesi Selatan adalah banyak ditemukannya motif gemoteris.

Nusa Tenggara Timur

Sumber gambar qlapa.com

Budaya di setiap daerah pasti mempunyai simbol-simbol khas yang menjadi kebanggaan, bahkan menjadi hal yang tidak bisa dilepaskan dari adat istiadat tersebut. Salah satunya adalah perhiasan tradisional yang dipakai oleh wanita pada setiap daerah.

Di Sumba, perhiasan emas memiliki peran penting dalam marapu, kepercayaan adat yang masih dipraktikkan. Selama ini kita telah mengenal perhiasan dari Nusa Tenggara Timur seperti haikara (sisir hias), bula molik (hiasan kepala berbentuk bulan sabit), kalung muti salak, gelang gading, mamuli (anting-anting), dan cincin.

Anahida atau muti salak adalah manik-manik tradisional antik dengan warna oranye indah yang sangat terkenal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya di Pulau Sumba. Sampai sekarang, anahida merupakan salah satu unsur penting dalam budaya orang Sumba dan tetap menjadi kalung favorit bagi perempuan-perempuan Sumba. Bukan saja di Sumba, anahida atau muti salak ini terkenal di Pulau Timor, Sabu, dan Rote.

Papua

Sumber gambar carakus.com

Jika kebanyakan perhiasan terbuat dari perak atau emas, di Papua ditemukan juga perhiasan dari batu. Batu siklop merupakan bebatuan asal Gunung Siklop yang kerap digunakan jadi perhiasan. Selain itu perhiasan tradisional khas Papua ini juga biasa dibuat dari sisa tubuh makhluk hidup, seperti tulang, kulit, bulu, dan gigi.

Tak cuma sebagai aksesori, perhiasan ini juga jadi simbol pangkat dan jimat di banyak suku asli di Papua.

Kalimantan Selatan

Sumber gambar terokaborneo.com

Perhiasan tradisional khas Kalimantan Selatan terdiri dari kembang goyang berapun, anting-anting, kalung samban rangkap tiga, kalung marjan, galang karuncung, dan cincin litring. Kembang goyang berbentuk melati khas Kalimantan Selatan ini punya arti yang khusus yakni sebagai lambang kesucian. Oleh karena itu kerap digunakan oleh wanita di kepalanya.

From our editorial team

Menggunakan Aksesori Tradisional Khas Indonesia Menjadi Kebanggaan

Aneka ragam budaya Indonesia membuat perhiasan tradisional khas Indonesia ini menarik untuk kita kenali. Selain antik, perhiasan ini juga menarik saat digunakan. Perhiasan tradisioanl khas Indonesia biasanya dapat kamu temui di acara pernikahan adat. Mana yang kamu gunakan untuk menyemarakkan pernikahanmu?