Yuk, Kenali Jenis-jenis Kebaya dan Cek 10 Rekomendasi Kebaya Keren dari BP-Guide! (2023)

Mendengar kata kebaya, tentu kita sudah tidak asing dengan istilah yang satu ini. Kebaya adalah jenis busana yang dulunya banyak digunakan wanita Jawa, utamanya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kebaya yang digunakan disertai kemben dan kain tapih pinjung dengan stagen. Dulu, kebaya banyak digunakan rakyat biasa sebagai busana keseharian maupun busana untuk menghadiri acara-acara penting tertentu.

Jika melihat sejarahnya, kebaya awalnya digunakan perempuan Tionghoa di masa Pemerintahan Dinasti Ming pada tahun 1300. Kala itu, kebaya berupa baju semacam tunik. Lalu pada tahun 1500 para perempuan imigran Tionghoa masuk ke Indonesia dan akhirnya membuat kebaya tersebut berkembang menjadi kebaya encim. Kebaya pun jadi populer dan mulai digunakan para bangsawan.

Tahun 1600 di Pulau Jawa, busana kebaya digunakan oleh keluarga kerajaan. Pada masa penjajahan Belanda di tahun 1800, para wanita-wanita Eropa yang datang ke Indonesia memakai kebaya sebagai pakaiaan resmi. Kala itu kebaya yang tadinya hanya dibuat dari tenunan mori mulai diubah memakai sutera dengan sulaman yang berwarna warni.

Pada zaman dahulu, pemakaian kebaya menentukan kelas sosialnya. Untuk para bangsawan, mereka akan memakai kebaya dari bahan beludru, sutera, atau brokat. Sementara itu, pada wanita Belanda atau para wanita Eropa memakai kebaya dari bahan katun dengan potongan pendek. Ada juga yang memakai kebaya bahan katun halus dengan hiasan brokat di bagian pinggirnya. Lalu, ada kalangan biasa yang memakai kebaya. Namun, bahannya dari katun atau kain tenun yang harganya sangat murah.

Pada tahun 1900, kebaya tidak hanya digunakan masyarakat Jawa saja sebagai pakaian keseharian. Masyarakat keturunan Tionghoa dan Belanda yang tadinya hanya memakai kebaya sebagai pakaian untuk acara tertentu, kini mulai memakai kebaya sebagai pakaian keseharian. Kebaya pun makin meluas di Indonesia, mulai dari wilayah pedesaan hingga perkotaan.

Hingga pada akhirnya tahun 1970 dan 1980an tiba. Pengaruh budaya pop yang mendunia dari Amerika dan Eropa membuat busana nusantara mulai tergusur. Jalur mode dunia termasuk Indonesia mulai berkiblat pada Eropa dan Amerika. Aneka tren fashion mulai bermunculan sesuai tren yang ada di Barat. Kebaya pun mulai ditinggalkan sebagai busana harian.

Tahun 2000, para perancang busana kembali ingin menghidupkan tren kebaya. Tidak ignin budaya yang ada terus tergerus arus zaman, para perancang busana pun membuat kebaya agar lebih disukai para kaum muda Indonesia. Mereka berlomba merancang kebaya semodern mungkin. Bahan kain yang digunakan pun beragam, mulai dari lace, tekstil impor, organdi, dan bahan berkualitas lainnya. Tak tanggung-tanggung, mereka juga kadang menyematkan kristal, logam, dan aneka aksesori menarik lainnya yang bisa membuat tampilan kebaya makin indah.

Jenis kebaya pun makin beragam. Setiap daerah menonjolkan jenis kebayanya tersendiri. Warna dan model kebaya yang beraneka ragam ini tentu menarik untuk dilirik. Kebaya bisa jadi busana keseharian. Selain itu, kini kebaya juga keren untuk digunakan di berbagai acara resmi.

Kebaya memang sekilas hanya terlihat sebagai pakaian untuk menutup tubuh seperti baju pada umumnya. Namun, bagi masyarakat Jawa, kebaya lebih dari itu. Ada filosofi mendalam mengenai sebuah kebaya. Bentuknya memang sederhana, namun itulah yang menunjukkan wujud kesederhaan dari masyarakat Indonesia.

Kebaya mengandung makna kepatuhan, kehalusan tingkah laku, dan tindak tanduk wanita yang harus serba tertata, anggun, dan feminin. Kebaya umumnya dipasangkan dengan jarik sebagai bawahannya. Jarik yang membebat tubuh bawah itu akan membuat siapa saja kesulitan bergerak cepat, utamanya untuk berjalan. Ini ditujukan agar wanita selalu jadi pribadi yang lemah gemulai dan tidak selalu terburu-buru.

Kebaya bisa menonjolkan kepribadian wanita yang anggun. Potongan kebayanya mengikuti bentuk tubuh sehingga wanita harus selalu bisa menyesuaikan dan menjaga diri. Stagen yang digunakan sebagai ikat pinggang berasal dari kain panjang. Bentuk panjang tersebut mengandung filosofi bahwa kita harus selalu bersabar dalam segala hal. Ini erat dengan peribahasa jawa, “dowo ususe” yang artinya panjang ususnya. Peribahasa tersebut bermakna sabar.

Jenis kebaya pertama yang wajib kamu ketahui adalah kebaya keraton. Kebaya yang satu ini terbuat dari bahan kain beludru hitam. Bagian pinggiran kebayanya memakai pita emas dengan jarak 2,5 hingga 3 cm dari tepi jahitan baju. Panjang bajunya hingga bawah panggul atau bagian lutut. Sekarang ini, kebaya keraton lebih sering digunakan sebagai busana pengantin wanita adat Jawa. Kebaya ini dulunya banyak digunakan bangsa keraton atau bangsawan. Ini membuatnya berbeda dengan pakaian rakyat biasa kala itu.

Berikutnya, ada juga kebaya encim yang dulunya banyak digunakan para wanita Tionghoa Peranakan. Ciri khasnya adalah memiliki ujung bawah mruncing. Bagian lipatan leher kebaya lebih sempit dari jenis kebaya lainnya. Kebaya encim juga memiliki ciri berupa pola bagian pinggang menyempit dan melebar di bagian panggul. Panjang bajunya berada di antara panggul.

Untuk memakai kebaya ini biasanya hanya dikaitkan dengan peniti dan tidak memiliki lipatan. Kebaya encim kebanyakan memakai bahan bordir, renda, kerancang, hingga brokat. Kebanyakan kebaya encim berwarna putih, namun seiring perkembangan zaman, ada banyak warna menarik juga yang populer, umumnya warna pastel atau warna-warna muda yang kalem.

Berikutnya, jangan lewatkan juga untuk mencoba kebaya kartini. Kebaya yang satu ini dulunya digunakan oleh ibu Raden Ajeng Kartini. Baju model ini mulai terkenal setelah Kartini meninggal. Kebaya ini dipopulerkan dengan nama kebaya Kartini guna mengenang jasa ibu Kartini. Desain bajunya hadir dengan kerah setali hingga ke bawah. Panjang bajunya bagian depan dan belakang sama ratanya. Kebya ini juga memiliki hiasan berupa mute atau karpatu di bagian bawah leher hingga tepi bagian bawah. Ada juga yang menghiasi dengan benang emas untuk bagian pinggiran bajunya.

Berikutnya, ada kebaya Indo yang wajib kamu kenal. Kebaya Indo mirip kebaya encim karena kebanyakan berwarna putih. Kebaya Indo biasanya dihiasi renda dengan warna yang sama dengan kebaya. Motif renda pada kebaya Indo biasanya berupa sulur atau bunga. Renda yang digunakan umumnya buatan Swiss dan terbuat dari bahan voile, batis, paris dan antekres yang disambung pada kebaya agar tampak jadi satu dengan kain kebayanya.

Kebaya Indo digunakan oleh kaum peranakan dari Belanda dan pribumi. Modelnya mirip juga dengan kebaya Peranakan. Bedanya, kebaya Indo bagian bawahnya memiliki panjang sama rata di bagian depan dan belakang. Panjang kebayanya biasanya di pertengahan paha.

Kebaya juga dikenal erat sebagai baju adat masyarakat Bali. Mereka umumnya memakai kebaya sebagai busana keseharian. Ada juga yang memakai kebaya untuk berbagai upacara adat dan acara resmi lainnya. Model kebayanya mirip dengan kebaya Jawa pada umumnya. Bedanya, kebaya Bali hadir dengan aksen tambahan seperti selendang tipis yang diikatkan pada pinggang wanita. Adanya obi tersebut membuat tampilan wanita jadi terkesan lebih langsing.

Ada juga kebaya Bandung yang wajib kamu tahu. Kebaya ini dikenal sebagai kebaya khas dan mulai dikenal pada tahun 1950an. Ciri dari kebaya Bandung adalah memiliki kerah setali yang lipatannya sampai dada. Bagian belakang kebaya lebih pendek dan bagian depannya lebih panjang. Kebaya Bandung dikenal sangat pendek. Panjang kebaya ini hanya sampi pinggang sehingga kesannya menggantung. Kebaya ini umumnya membentuk garis leher V dengan belahan penutup pada bagian muka. Penutup kebayanya memakai kancing. Bahan kebaya Bandung biasanya adalah bahan brokat yang dipasangkan dengan kain panjang batik.

Berikutnya, ada kebaya kutubaru yang juga populer di Indonesia. Kebaya ini adalah kebaya yang populer di zaman Kerajaan Majapahit. Jenis kebayanya unik dengan tambahan kain di bagian tengah sebagai penghubung sisi kiri serta kanan yang terletak di bagian dada. Kebaya kutubaru biasanya dilengkapi stagen. Pemakaian stagen yang panjang ini ditujukan agar wanita terlihat lebih langsing.

Terakhir, ada kebaya nyonya yang populer. Nyonya sendiri adalah bahasa untuk menyebut wanita di luar Malaysia yang menikah dengan laki-laki Cina dari Malaysia. Kebaya yang digunakan para Nyonya itulah yang disebut dengan kebaya nyonya. Ciri khasya adalah memakai kerah setali yang membentuk garis leher V. Bagian penutupnya memakai peniti atau bros. Kebaya ini berbahan katun dan coile yang halus dengan warna kebanyakan putih. Panjang kebayanya menutupi panggul dengan ujung bagian muka berbentuk meruncing.