Merasa buku nonfiksi adalah bacaan berat dan serius? Kemungkinan besar kamu belum berkenalan dengan memoar. Kelompok nonfiksi yang satu ini berpotensi menjadi bacaan favoritmu selanjutnya tanpa mengundang sakit kepala.

Apa Itu Memoar?

Memoar merupakan tulisan nonfiksi tentang pengalaman hidup seseorang. Ketika seseorang menulis memoar, kita akan membaca bagaimana orang ini mengingat pengalaman yang sudah dia lalui dalam hidup dari sudut pandang mereka sendiri.

Perbedaan Antara Memoar dan Autobiografi

Melihat definisi di atas, tentu tidak mengherankan kalau perbedaan antara memoar dan autobiografi menjadi agak kabur. Meskipun di permukaan terdengar serupa, ada perbedaan mendasar di antara dua karya nonfiksi ini. Selain bersifat lebih formal daripada memoar, autobiografi pada dasarnya menitikberatkan pada fakta. Autobiografi adalah tulisan sejarah tentang kehidupan seseorang yang detail dan kebenarannya perlu dipastikan.

Memoar sendiri lebih menekankan pada kejujuran emosional penulis tentang ingatan dia terhadap suatu peristiwa. Memoar juga cenderung membahas waktu tertentu dalam kehidupan penulis, bukan menawarkan gambaran lengkap kehidupan penulis dari kelahiran sampai kematian.

Kenapa Membaca Memoar?

Kita membaca memoar untuk menemukan koneksi dan menenangkan hati. Membaca memoar juga menyadarkan kita bahwa tidak ada yang abadi dalam hidup. Baik usia maupun derita, keduanya tidak akan dilalui selamanya.

Ada kekuatan yang datang dari menghayati kisah jatuh-bangun seseorang dalam memoar mereka. Tidak hanya memunculkan ketabahan ketika melalui masa sulit, membaca memoar juga menjadi pengingat bahwa kesulitan adalah bagian tidak terpisahkan dari realita hidup setiap manusia, terlepas dari identitas maupun latar belakang mereka.

Rekomendasi Memoar Menenangkan Hati

Berikut rekomendasi enam memoar berkesan yang berpotensi menenangkan hati yang sedang gundah:

Maybe You Should Talk to Someone: A Therapist, Her Therapist, and Our Lives Revealed - Lori Gottlieb

Buku satu ini tentu tidak asing lagi kalau kamu sudah membaca wawancara BP-Guide ID dengan Farah dari farbooksventure. Buku karya penulis dan psikoterapis Lori Gottlieb ini disebut dua kali bukan tanpa alasan. Selain merupakan memoar menyentuh dengan gaya tulisan menyenangkan, Maybe You Should Talk to Someone juga bisa dijadikan jendela untuk melihat betapa rumitnya persoalan psikologi manusia.

Ketika Gottlieb menempatkan dirinya sebagai terapis dan pasien yang menerima terapi, pembaca bisa melihat bagaimana kesehatan mental adalah perjalanan panjang yang akan ditempuh sepanjang hayat. Tidak ada tenggat waktu untuk menjadi versi yang lebih baik dan lebih sehat dari diri kita sendiri. Hal yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha dan terus mencoba. Maybe You Should Talk to Someone juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Semua Orang Perlu Curhat.

This Is Going to Hurt: Secret Diaries of a Junior Doctor - Adam Kay

Penuh dengan humor & kejujuran, This Is Going to Hurt adalah bacaan berkesan karena rangkaian emosi yang akan pembaca lalui ketika membaca bukunya. Ditulis dalam format kumpulan catatan harian, Adam Kay tidak segan untuk buka-bukaan tentang realita di balik pekerjaannya sebagai dokter di NHS, Britania Raya. Tidak hanya dibuat tertawa, pembaca juga akan dibuat prihatin sendiri ketika membaca tentang tuntutan pekerjaan tinggi dan dukungan minim yang didapat tenaga kesehatan NHS.

Memoar ini ditutup dengan cukup pilu karena Kay akhirnya membeberkan alasan di balik kemundurannya dari dunia kedokteran. Kalau ingin membaca tentang suka-duka yang dilalui seseorang yang memilih ranah kedokteran sebagai profesi, sepertinya memoar ini adalah buku untukmu. This Is Going to Hurt juga merupakan memoar yang tepat kalau kamu mencari bacaan lucu dan tidak mudah dilupakan.

Smoke Gets in Your Eyes & Other Lessons from the Crematory - Caitlin Doughty

Selain menjadi advokat death positivity dan youtuber di balik kanal Ask A Mortician, Caitlin Doughty juga sudah membagikan pengalamannya di industri pemakaman Amerika Serikat melalui tiga buku. Salah satu buku ini, Smoke Gets in Your Eyes, merupakan memoar yang fokus pada rumitnya hubungan Doughty dengan kematian dari masa kecil, sehingga akhirnya mengantarkan Doughty pada profesi yang ditekuninya saat ini.

Buku ini cocok untuk kamu yang penasaran dengan pengalaman seseorang dari latar belakang profesi tidak biasa. Memoar ini juga membuat kita sadar bahwa mayoritas penduduk negara Barat memiliki pandangan yang sangat berjarak tentang kematian. Smoke Gets in Your Eyes juga merupakan bacaan menarik untuk seseorang yang penasaran dengan behind-the-scene dibalik industri pemakaman Amerika Serikat.

Semasa Kecil di Kampung - Muhamad Radjab

Kalau bicara memoar lokal sendiri, baru-baru ini Penerbit KPG menerbitkan kembali buku-buku karya jurnalis Minangkabau, Muhamad Radjab. Salah satu buku yang diterbitkan ini merupakan memoar masa kecil Radjab yang tumbuh besar di Sumpur, Padang Panjang, Sumatera Barat pada awal abad ke-20.

Memoar ini seolah membawa pembaca menapaki jejak sejarah pada zaman itu. Menariknya, meskipun merupakan tulisan dari/tentang era yang berbeda, pembaca yang tumbuh di lingkungan dengan latar belakang budaya seperti ini di zaman modern sedikit banyaknya masih bisa menemukan aspek kehidupan yang familiar. Semasa Kecil di Kampung bisa menjadi bacaan yang tepat kalau kamu mencari memoar yang sarat akan detail sejarah kaya.

Dear Girls: Intimate Tales, Untold Secrets & Advice for Living Your Best Life - Ali Wong

Ditulis dengan format surat untuk anak perempuan sang penulis, Dear Girls merupakan memoar yang memadukan humor & sikap buka-bukaan dengan sangat baik. Dalam buku ini Ali Wong membagikan pengalaman hidupnya sebagai perempuan keturunan Asia-Amerika. Wong juga bicara panjang lebar tentang profesinya sebagai komedian stand-up, ranah pekerjaan yang masih didominasi laki-laki.

Alih-alih terkesan menggurui, membaca tulisan Wong terasa seperti membaca tulisan seorang kakak perempuan yang ingin berbagi rahasia sukses kepada adiknya. Selain membaca berbagai anekdot lucu dari masa muda Wong, pembaca juga bisa mengambil pelajaran dari beberapa kesalahan yang sempat Wong singgung dalam surat-suratnya. Kalau mencari memoar dengan gaya penulisan asyik & bisa dibaca cepat, Dear Girls adalah memoar untukmu.

Man’s Search for Meaning - Viktor E. Frankl

Bukan hanya merupakan memoar, Man’s Search for Meaning juga merupakan uraian lengkap tentang teori logoterapi. Teori ini dikembangkan oleh psikiater dan penyintas kamp konsentrasi Nazi, Viktor E. Frankl. Selain menjabarkan apa yang dia lalui pada tahun-tahun sulit itu, Frankl juga menghubungkan pengalamannya dengan teori logoterapi yang dia kembang sendiri ini. Man’s Search for Meaning memang bukan sebuah bacaan mudah. Akan tetapi, selalu ada sesuatu tentang hidup yang bisa kita ambil dari tulisan Frankl ini.

Selain mengingatkan kita agar tidak mengulangi salah satu era kelam dalam sejarah manusia ini, Man’s Search for Meaning juga mengingatkan kita tentang betapa tabahnya manusia, bahkan di tengah kondisi terbawah sekalipun. Sama seperti Maybe You Should Talk to Someone, selain menjadi memoar yang menggugah/menenangkan hati, Man’s Search for Meaning juga bisa menjadi bacaan menarik kalau kamu tertarik dengan buku bertema psikologi. Man’s Search for Meaning sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit Noura.

Fakta menarik: Man’s Search for Meaning sempat disebut/dijadikan sumber penulisan dalam buku Maybe You Should Talk to Someone.